Kedua, perkembangan selama 10 tahun terakhir menegaskan BEI tetap yang terbaik dibandingkan dengan sejumlah bursa dunia. Dengan menggunakan Indeks dari MSCI, selama 10 tahun terakhir BEI paling baik ketimbang MSCI World, BRIC, EM dan ASEAN. Bahkan ketika pandemi covid-19 mengancam IHSG tetap yang tertinggi.
Data yang dikeluarkan oleh Bloomberg per Oktober 2020, menunjukkan MSCI IDX (BEI) sebesar USD 298,4 lebih tinggi dari MSCI Wold USD 249,17, MSCI Bric USD 199,29, MSC EM USD 194,20, dan lebih rendah lagi MSCI ASEAN pada angka USD 164,07. Perhatikan tabel MSCI Index Comparison.
Jadi, jangan kaget kalau investor asing masih sangat intensif keluar-masuk di BEI dengan dana yang sangat besar, karena hasil yang didapatkan sangat menggiurkan.
Ketiga, pertumbuhan BEI terus meningkat walaupun dalam masa pandemi Covid-19. Hal ini ditunjukkan oleh 4 indikator berikut :Â
- (i) Perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia telah mencapai 709 emiten pada bulan Oktober 2020 dan market capitalization telah mencapai Rp 5.958 triliun,Â
- (ii). Perusahaan yang sudah menjual obligasi hingga Oktober 2020 telah mencapai 127 emiten dengan outstanding values sebesar Rp 4.140 trilun,Â
- (iii). Selama tahun 2020 terdapat 46 perusahaan yang masuk lantai BEI dan menjual sahamnya untuk pertama kali. Sebuah indikator sangat kuat, bahwa pasar modal Indonesia sangat kondusif dan baik. Dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia, Thailand, Singapore, Phillipines, dan Vietnam, Indonesia tertinggi IPO baik tahun 2020 maupun tahun 2019, danÂ
- (iv). Bila dicermati kinerja sektoral yang ada, maka hanya sektor consumer goog-lah yang kinerja positif pada saat pandemi Covid-19 menerjang. Namun hingga bulan Oktober 2020 sektor lain menyusul seperti Agriculture, Mining, dan Basic Industry. Sektor lain masih negative kinerjanya. Dan yang paling parah ada di sektor Property dan Real Estate serta Infrastucture.
Ketiga hal utama di atas hendak menegaskan bahwa Bursa Efek Indonesia masih tetap memiliki daya tahan yang sangat besar dalam menghadapi pandemi Covid-19.Â
Nampaknya, ketika banyak orang WFH, memiliki kesempatan yang sangat banyak dan baik untuk mempertimbangkan investasi saham ketimbang yang lain. Tidak saja karena hasilnya sangat besar, tetapi juga bisa diikuti dengan mudah melalui devices yang dimiliki secara sederhana.
Begitu banyak data dan informasi yang sangat mudah diakses bahkan gratis sebagai bahan pertimbangan dalam mengikuti dinamika pasar modal setiap saat, real time data.
Ini sangat signifikan, karena kembalinya IHSG pada level normal di 6000-an menjadi indikator kuat investor sudah masuk di BEI. Dan dipastikan tahun 2021 akan lebih rame lagi.Â
Paling tidak, pertimbangan investor untuk menghemat konsumsi selama pandemi corona dan menyimpan sebagian di saving account atau time deposit instrument serta investasi di saham. Sambil menunggu situasi normal kembali setelah vaksinasi dianggap efektif menghalau penyebaran Covid-19.
Jadi, kesimpulan kuncinya adalah saatnya untuk investasi di saham. Tidak perlu menunda. Terutama ketika Anda merencanakan untuk jangka panjang. Maka pilihan saham-saham terbaik yang berada pada level first layer, bluechips stock harus menjadi pertimbangan utama Anda memulai investasi di tahun 2021.