Kali ini dua jempol saya buat admin Kompasiana atas pemilihan tema akhir tahun ini yaitu "Tahun Depan Main Saham!". Sebab belum terlambat untuk "bermain" saham di Bursa Efek Indonesia, bahkan sesungguhnya, sejak Maret 2020 lah paling bagus memborong saham-saham lapis pertama di BEI sebab "jackpot"nya banyak sekali.
Bayangkan saja di bulan Maret 2020, saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok  dari 6000-an melorot turun hingga 30-an persen dan harga berada di bottom lin, di bawah 4000-an.Â
Tetapi dalam waktu sekitar 9 bulan menyentuh kembali dengan IHSG di angka 6000-an. Saya sangat yakin, banyak yang telah menikmati "jackpot" selama masa pandemi covid-19 berlangsung.
Pada bulan Maret, April hingga Juli dalam beberapa artikel saya di Kompasiana dan dalam diskusi rutin kami Ikatan Dosen Pasar Modal Indonesia (IDPMI) saya selalu menyarankan untuk "borong" saham di BEI, sebab IHSG pasti akan kembali di angka 6000-an lagi.Â
Banyak rekan-rekan yang mengambil kesempatan, tetapi lebih banyak lagi yang wait and see. Sesuatu yang lumrah dalam dunia "main saham", karena karakteristik setiap investor berbeda dalam mengambil risiko.
Siapapun yang mau investasi pada saham harus memiliki alasan yang sangat kuat sebelum memutuskan membeli saham apa dan kapan. Bukan karena ikut-ikutan, tetapi memiliki keyakinan informasi yang dimiliki menjadi pertimbangan kunci.Â
Pada aras yang umum, Anda harus memiliki payung mindset yang besar dulu  sebelum memasuki area teknis membeli saham apa dan dalam harga berapa, kapan dan bagaimana, antara lain:
Satu, saat ini berinvestasi di saham merupakan instrumen yang terbaik dibandingkan dengan yang lain. Karena hasil yang diberikan jauh lebih besar, bahkan rata-rata diatas 15% dalam setahun.
Bila mencermati data 10 tahun misalnya, sebagai data historis 2006 - 2015 rata-rata pertahun hasil investasi pada (i) Tabungan 2,50%, (2) Deposito berjangka 7,44%, (3) Emas sebsar 7,66%, dan (4) Saham mencapai 17,76%. Dan bila dibandingkan angka inflasi pada periode yang sama menunjukkan angka sebesar 6,1%, maka yang sangat layak untuk instrumen investasi adalah saham.