Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

ILC Stop Tayang: Antara Strategi Bisnis dan Tekanan Politik

17 Desember 2020   09:08 Diperbarui: 17 Desember 2020   09:12 1859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

I. ILC Stop Tayang

AKhirnya sang presiden Indonesia Lawyers Club (ILC) Pesan Karni Ilyas mengirim pesan melalui dunia maya bahwa ILC sakan stop tayan mulai tahun 2021 dan acara tanggal 15 desember 2020 menjadi acara perpisahan dengan penggemarnya".  Lalu pesan ini  menjadi viral di ranah media sosial antara yang pro dan kontra, bahkananalisa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan apakah stop tayang ILC itu karena tidak laku lagi, atau karena ada tekanan politik, atau malah sebuah pilihan strategi bisnis media yang sedang dijalankan oleh pihak manajemen TVOne dan pengelola program? 

Dear Pencinta ILC: Sekalian kami umumkan edisi ini adalah episode terakhir akhir tahun ini dan merupakan episode perpisahan. Sebab mulai tahun depan berdasarkan keputusan manajemen TV One, ILC dicutipanjangkan sementara waktu. Mohon maaf sebesar-besarnya kepada Pencinta ILC.

— Karni ilyas (@karniilyas) December 15, 2020 

Para penggemar berat dan tentu saja yang sangat membutuhkan forum ILC ini akan kecewa dan mungkin meradang karena kehilangan panggung. Tetapi bagi mereka yang tidak menyukai acara yang selalu kontroversial ini tentu tidak peduli dan malah menyumpahin dan bersyukur hilangnya ILC ini. Sangat wajar dan lumrahlah sikap publik antara senang dan tidak suka karena itu hak dari setiap orang yang tidak

Pilihan tema setiap acara ILC selalu tendensius dengan menghadirkan narasumber yang penuh kontroversi sehingga acara yang dipandu langsung oleh Karni Ilyas cenderung menjadi arena "pembantaian" antara pihak-pihak yang diperhadapkan.Sehingga sebagian besar acara yang berlangsung sekitar 260-an menit ini lebih terkesan sebagai debat kusir, saling menyalahkan, menuding, menggertak, menghakimi, memojokkan dan sejenisnya. 

Pada awal tayang di tahun 2008 banyak penggemar acara ini, sehingga selalu ditunggu oleh banyak penonton. Disana akan bisa melihat para pakar dan praktisi hukum yang dihadirkan yang mewakili antar generasi dan wilayah pengalaman dan problem yanh dihadapi. 

Namun, beberapa tahun terakhir, terutama saejaka situasi politik di negri ini semakin memanas ILC mulai terpolarisasi audiensinya. Dan banyak yang tidak nyaman lagi karena cenderung tidak menjadi pembawa penyelesaian masalah dan terkesan memberikan panggung bagi kelompok yang tidak terlalu menyukai pemerintahan yang sedang berkuasa.

Ada banyak tokoh-tokoh kontroversial, antagonis dan mungkin agak "crazy" yang dilahirkan dan dibesarkan oleh acara-acara ILC dan tentu saja menjadi peluang bagi mereka untuk memainkan peranan di panggung politik dan sosial di republik ini. Dipastikan dengan stop tayang ILC mereka akan kehilangan yang luar biasa. 

II. Tekanan Politik

Dugaan adanya tekanan politik terhadap acara ILC tidak bisa dihindari karena forum cenderung melakukan "evaluasi" terhadap tindakan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam menghadapi dan menangani beragam problem masyarakat, bangsa dan negara. Dan karenanya tidak terhindarkan keluar kritik super pedas yang bisa memerahkan muka dan telinga sekaligus bagi yang merasa dikritik. Pun pihak instana sebagai pusat segala kekuasaan di negeri ini, menjadi katalis dinamika politik yang ada ketika ada reaksi dan pesan-pesan buat publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun