Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seberapa Berbahaya Pemimpin Kharismatik?

25 November 2020   06:02 Diperbarui: 25 November 2020   06:13 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal-hal ini tidak akan ditemukan pada pemimpin yang menggunakan gaya kharismatik, koalisi dan apalagi yang namanya pemimpin machaiveli yang menghalalkan segala cara untuk memenuhi dan mewujudkan keinginannya. Machiavellian memiliki daya rusak yang sangat dahsyat bagi pengikut dan juga organisasi yang dipimpinnya.

Machiavellian sering dikaitkan perilaku tidak bermoral bahkan kejam yang bertujuan meningkatkan kekuatan seseorang dari keuntungan pribadi.  Kepemimpinan bergaya Machivellian, pemimpin menggunakan cara-cara apa pun yang dibutuhkan demi mempertahankan kesejahteraan organisasi.

Tidak sulit mengenali gaya Machiavellian, sebab ciri-cirinya adalah : (i) Pemimpin berasumsi bahwa pada dasarnya orang itu berubah-ubah, serakah, penipu,  (ii) Mengingatkan bahwa berusaha menjadi pemimpin yang paling disukai bisa menjadi bumerang saat masa sulit yang menuntut tindakan keras, (iii) Pemimpin tidak memiliki masalah mempertahankan atau menggunakan kekuasaan dengan cara menipu untuk menjamin keamanan organisasi, (iv) Tidak keberatan mengeksploitasi ketakutan dan keinginan orang agar mengikuti aturan dan melakukan yang diperlukan demi kebaikan secara keseluruhan.

Untuk mengukur bahayanya sebuah gaya kepemimpinan sangat tergantung dari banyak faktor, baik aspek internal dan juga ekternal. Tetapi memahami empat gaya diatas, termasuk kharismatik itu, dapat diidentifikasi arah kencenderungan yang akan dituju. Ini sebuah pola yang dalam praktek batas-batasnya tidak selalu tegas dan sering berhimpitan. 

Tolak ukur yang sangat penting untuk menilai seorang pemimpin adalah dari sisi pengikut dan organisasi atau lembaga yang dipimpin. Sebab kedua itu harus mengalami perubahan yang signifikan lebih baik, lebih maju, lebih unggul dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang sedang dan akan terjadi. Nah, di luar itu, pasti pemimpinnya tidak benar!

Yupiter Gulo, 25 November 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun