Nampaknya persoalan yang dihadapi pemimpin kharismatik tidak berorientasi untuk memikirkan bagaimana memperdayakan dan mengembangkan kehidupan nyata yang lebih baik dan maju bagi poengikutnya. Karena fokusnya bukan untuk mengubah keadaan secara nyata, tetapi menggiring emosi dan mengakui dan mengagumi sang charismatic leader.
Pada tataran teori kepemimpinan tidak ada yang salah dan keliru dan sah-sah saja sebagai metode, cara bahkan strategi yang dipilih seorang leader agar tujuan yang diinginkan tercapai.
Gaya pemimpin kharismatik ini hanya salah satu bentuk bagaimana seorang pemimpin menggunakan power and influence, memainkan kekuatan dan pengaruh sebagai salah jiwa dari kepemimpinan.Â
Sebab, leadership itu menunjuk pada upaya seorang leader mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan (bersama/sjared goal and vission).
Lagi-lagi Richard L Daft (2017) mengidentifikasi ada 4 gaya seorang pemimpin yang menekankan pada penggunaan power dan influence dalam menghadapi pengikutnya, yaitu :
- Transformational Leadership
- Charismatic Leadership
- Coalitional Leadership
- Machiavellian-Style Leadership
Pemimpin yang memberikan perhatian untuk mengubah dan mengembangkan pengikutnya ada pada gaya tranformasional dibandingkan dengan tipe pemimpin lainnya yang hanya berorientasi pada kepeningan individual dan pribadi bahkan mungkin kelompoknya saja.
Pemimpin tranformasional ditunjukkan oleh kapasitasnya membawa perubahan yang serius dan nyata baik untuk orang yang dipimpinnya dan terutama untuk perubahan bagi lembaga atau organisasi yang dipimpinnya.Â
Transform leader punya kemampuan memimpin perubahan dengan visi, strategi dan budaya organisasi bahkan memprosikan beragam inovasi dalm produk maupun teknologi.
Untuk mengerti dengan baik transformational leadership, membandingkan dengan transactional leadership. Transactional leadership itu merupakan sebuah transaksi atau proses pertukaran.Â
Pemimpin mengakui kebutuhan dan keinginan pengikut kemudian mengklarifikasikan kebutuhan itu serta mereka akan puas apabila  dapat mencapai tujuan dan tugas tertentu. Pada akhirnya pengikutnya menerima penghargaan atas kinerjanya dan pemimpin memperoleh manfaat dari tugas yang diselesaikan dengan baik.
Para pemimpin yang efektif adalah yang menunjukan kedua pola kepemimpinan, baik Transformational Leadership dan Transactional Leadership. Mereka bukan hanya menekankan kemampuan membangun visi dan memberdayakan serta memberikan energi postif, tetapi juga kemampuan untuk merancang struktur, sistem kontrol, serta sistem penghargaan untuk membantu pengikutnya dalam organisasi mencapai visi.