Peringatan JK jauh dari opini, tetapi mengabstraksikan kenyatan yang ada dengan sejumlah indikator kunci tentang kehadiran seorang pemimpin di tengah-tengah rakyat, di antara follower nya, dan menuntun mereka dengan gerakan yang sama menuju ke tujuan yang sama.Â
Dengan menyebutkan HR sebagai sebuah contoh konkrit adalah menjadi penting untuk dicermati, sebab sesungguhnya masih banyak contoh lain yang hadir di tengah-tengah masyarakat, tetapi tidak mendapatkan publikasi seperti yang dialami oleh HR. Tentu ini soal isu lainnya.
Peringatan tentang kekosongan kepemimpinan nasional ini, menjadi menarik karena JK menyampaikan itu dalam forum diskusi yang tentu kadar akademiknya lebih mendomonasi dari non akademik. Bahwa lalu warning nya menjadi berdimensi politik dan sosial, itu konsekuensi dari 3 alasan yang sudah dikemukakan di awal tulisan ini.Â
Sebab, memetakan dan menduga-nduga siapa presiden berikut pada tahun 2024 bagaikan magnit yang daya tarik nya sangat luar biasa. Signal tentang lemahnya demokrasi negeri ini, sebagai pengikat kepemimpinan nasional yang di warning oleh JK, sesungguhnya menjadi agenda mendasar bangsa ini.Â
Artinya, pemimpin yang dibutuhkan oleh bangsa ini kedepan adalah yang mampu membangun infrastruktur sistem demokrasi yang sesuai dengan konteks negeri ini baik saat ini dan terutama menuju ulang tahun emas bangsa ini, yaitu 100 tahun.
Yupiter Gulo, 22 November 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H