Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menantang Peran Strategis "Startups Business" di Tengah Resesi Ekonomi Indonesia

5 Oktober 2020   08:20 Diperbarui: 6 Oktober 2020   03:47 1419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.digination.id/

Harus diakui bahwa perhatian pemerintah pada startups business jauh ketinggalan ketimbang perhatian untuk menyelamatkan UMKM dengan gelontoran dana yang sangat besar hingga ratusan triliunan rupiah. 

Sangat bisa di mengerti karena unit usaha kecil dan menengah ini paling banyak jumlahnya dan bersentuhan langsung dengan sebagian besar masyarakat yang di anggap terdampak oleh pandemi Covid-19.

Tetapi, sesungguhnya usaha rintisan yang berbasis aplikasi teknologi digital tidak boleh dianggap remeh, karena perubahan yang terjadi dengan kondisi resesi yang berat, startups business menjadi salah satu exit strategy memasuki new normal life dalam segala aspek.

Fenomena yang sedang terjadi di masa pandemi Covid-19 memperlihatkan kecenderungan yang sangat kuat bahwa siklus kehidupan dengan adaptasi kenormalan baru, akan sangat diwarnai oleh implementasi bisnis berbasis teknologi digital ini.

Masa pemberlakuan PSBB dengan WFH sejak bulan Maret 2020, yang berarti sudah sekitar 8 bulan, merupakan periode yang lebih dari cukup untuk membangun model perilaku bisnis dan kebiasaan hidup dengan model remote atau mobile activities from home or from anywhere. 

Sebagian besar model bisnis tidak lagi diikat atau terikat pada gedung fisik perkantoran. Bagi konsumen tidak menjadi sangat penting segala macam proses produksinya, yang utama adalah barang yang diinginkan sampai di depan rumah sesuai dengan yang diinginkan.

Zona Resesi Ekonomi

Estimasi terjadinya resesi ekonomi global bukan lagi main-main, tetapi sungguh-sungguh nyata hasilnya. Bahwa berbeda-beda level ramalannya menjadi tidak penting lagi ketimbang memikirkan strategi untuk mengelola keadaan ekonomi yang terus melambat sebagai akibat utama dari wabah virus corona yang dalam waktu sangat singkat memporak-porandakan ekonomi global, bahkan juga tatanan kehidupan manusia di seluruh muka bumi ini.

Kendati belum diumumkan oleh pemerintah, akan tetapi dipastikan hasil pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ke III, yang baru saja berakhir 30 September 2020 akan berada di posisi minus.

Informasi paling baru dari Menteri Keuangan RI memperkirakan angka minus 2,9% hingga minus 1,1%. Walaupun lebih kecil dibandingkan dengan minus 5,32% pada kuartal ke II, tetap saja Indonesia menjadi sah berada pada zona resesi ekonomi. Dan nampaknya zona ini akan terus bertahan hingga akhir tahun anggaran 2020.

Menggunakan data paling baru dari OECD yang dirilis pada 16 September 2020 yang lalu sebagai interim report Economic Outlook, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 akan berada di angka minus 3,3%. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun