DSKS atau Dewan Syariah Kota Surakarta melakukan protes atas logo peringatan ulang tahun Republik Indonesia ke-17 karena mereka menilai mirip maupun menyerupai tanda salib di dalam rangkaian logo yang di dominasi oleh warna merah itu. Protes yang dilancarkan oleh DSKS ini menjadi viral di dunia maya, media sosial karena di sana ada pro dan kontra.
Aksi yang dilakukan oleh Ormas ini mengingatkan publik peristiwa bulan Januari 2019 setahun yang lalu. Juga oleh DSKS melancarkan aksi demo di kantor Balai Kota Surakarta sebagai akibat dari pembuatan ornamen di jalan depan balai kota yang juga dianggap menyerupai salib bila dilihat atau difoto dari atas. Dan karenanya warga merasa terganggu dan resah  karena itu dianggap gambar salib.
Artikel ini tidak akan membahas tentang logo peringatan hari ulang tahun ke-75 RI, dan juga tidak mengulas ornamen jalan di depan kantor balai kota Surakarta itu. Tetapi hendak merefleksikan makna salib bagi kehidupan orang kristen dalam konteks memaknai HUT 75 RI. "Jangan pernah takut kepada salib itu, karena sesungguhnya salib itu tidak menyelamatkan hidup Anda".
Salib itu Simbol.
Salib merupakan sebuah bentuk simbol yang banyak digunakan dalam lingkup komunitas kristiani, warga gereja atau semua yang merasa dan memilih jalur iman percaya hanya kepada Yesus Kristus saja dan bukan yang lain. Sangat bisa dimengerti ketika seseorang menggunakan tanda salib, maka asosiasi pikiran orang bahwa "si pemakai salib ini pasti orang kristiani". Walaupun itu belum tentu benar adanya. Karena sangat mungkin ada banyak orang yang menggunakan salib tetapi iman kepercayaannya tidak kepada Yesus Kristus.
Sebaliknya juga demikian, bahwa ada warga gereja tetapi tidak memakai simbol-simbol salib itu. Bahkan, bisa saja ada banyak orang Kristen yang sangat minim menggunakan salib sebagai simbol dalam hidupnya. Baik di rumah maupun di tempat pekerjaan atau di kendaraan yang di miliki misalnya.
Jadi, mengapa Anda harus takut hanya kepada gambar atau ornamen yang menyerupai salib? Aneh sekali, sebab arnamen itu sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi hendak menakut-nakutin Anda yang melihatnya. Sebaliknya juga demikian, se seorang tidak perlu merasa terlalu nayman, damai atau hidup serasa berada di surga hanya gara-gara memiliki dan membawa-bawa sebuah salib. Â Karena sebuah salib tidak akan mampu menyelamatkan jiwa Anda.
Salib Tidak Menyelamatkan
Saya mempunyai sahabat yang sangat baik beragama Kristen, dia sama sekali tidak suka memakai simbol salib. Walaupun demikian saya anggap dia se orang teman kristen yang baik, kendati sangat kritis tentang kekritenan, tetapi ikut menjadi pelayan di gereja yang diikutinya. Sahabat saya ini memiliki pemahaman tentang salib itu adalah "simbol neraka, bahkan simbol dosa" dan karenanya tidak perlu dibawa kemana mana.
Saya memahami apa yang dirasakan oleh sahabat ini. Karena sesungguhnya, simbol salib itu sangat kental dengan Yesus Kristus yang harus disalibkan di bukit Golgota hingga harus mati dan dikuburkan, sama seperti manusia pada umumnya yang harus mati dan dikuburkan juga. Sehingga, simbol salib dengan Yesus Kristus yang disalibkan, mempertegas bahwa "kematian Yesus di kayu salib sebagai pintu akhir untuk menebus dosa umat manusia agar bisa mendapat tempat di kerajaan surga".Â