Sungguh memprihatinkan menyaksikan apa yang sedang terjadi di tengah masyarakat negeri ini sejak 10 hari terakhir ini. Situasi menjadi berubah, dan seakan-akan situasi berubah menjadi normal. Orang bebas pergi ke pasar dan kemana saja tanpa peduli apa yang namanya PSBB.
Antara lain, ketika acara count-down penutupan MacD cabang Sarinah, kemudian membluadaknya penumpang di bandar Soetta, lalu di pasar Anyar Bogor, tanah abang Jakarta, dan sejumlah tempat lainnya di kota-kota besar di Indonesia.
Miris menyaksikan bagaimana masyarakat tidak peduli dengan penyebaran wabah virus corona yang mengancam siapapun saat ini. Masyarakat merasa tidak takut dengan terjangkit virus ini. "Ini persiapan lebaran, masalah mati karena virus corona itu soal besok", ini salah satu contoh kenekadan masyarakat menyerbu pasar tanah abang.
Jalan-jalan sudah mulai padat dengan kendaraan, dan cenderung macet di sejumlah ruas karena masyarakat di sekitar Jabodetabek yang beraktifitas.
Para tenaga medis pun pada berteriak dengan penuh kekesalan karena nyaris protokol kesehatan tidak ada lagi efeknya. Sementara mereka berjuang untuk menolong ribuan kasus yang positif Covid-19 di rumah-rumah sakit, dan klinik dan mereka merasa seperti tidak dihargai.
Masyarakat yang sudah berminggu-minggu bahkan berbulan bertahan di rumah, juga merasa "dilecehkan", ketika masyarakat mulai tidak lagi mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
Ada apa dengan bangsa ini? Mengapa masyarakat tiba-tiba berubah menjadi "liar" dan tidak peduli? Demikianlah pertanyaan yang terus menjadi bahan pembicaraan di ruang-ruang media sosial.
Pada hal pemerintah sudah menerapan PSBB sejak awalm April 2020 yang lalu. Kendati masa pemberlakuannya agak berbeda untuk setiap wilayah. Bukankah, PSBB sebagai strategi pemerintah pada level nasional untuk diterapkan di seluruh negeri ini?
PSBB hanya panas di awal, tetapi super dingin dalam implementasi. Bahkan nampaknya semakin longgar. Dan karenanya pelanggaran dimana-mana. Termasuk apa yang terjadi di McD Sarinah, Bandara Soetta, Pasar Anyar Bogor, Tanah Abang Jakarta, dan di sejumlah tempat lainnya.
Aparat penegak hokum nampak sepeti tidak berdaya menghadapi membludaknya masyarakat dalam waktu seketika. Dan dibiarkan saja. Ya, semacama ada pembiaran.
PSBB berubah bentuk menjadi sekedar himbauan saja tanpa sanksi yang berarti. Kalaupun ada sanksi, sepeti pengenaan denda Rp 10 juta pada Manajemen McD Sarinah, maupun kepada Lion Air yang melanggara protokol dan jalurnya dibekukan, tetapi nampaknya tidak mampu membuat masyarakat banyak menjadi patuh dan disiplin terhadap protokol PSBB ini.