Anggaran ratusan trilliun rupiah terus digelontorkan oleh pemerintah, dan juga pihak-pihak swasta dan masyarakat agar dampak penyebaran virus ini bisa diatasi. Bila tidak maka gelombang masalah besar berikut bisa saja akan menghancurkan kondisi masyarakat Indonesia.
Kekesalan seorang dokter di atas juga menjadi kekesalan dari banyak orang yang bertahan tetap tinggal di rumah, bekerja dari rumah, beribadah dari rumah, dan menjaga kesehatan di rumah. Dan berharap penyebaran virus corona akan segera usai.
Ini berarti bahwa akan sia-sia saja perjuangan tenaga medis dan juga perjuangan orang yang setia bertahan di rumah manakala masih banyak masyarakat yang tidak setia melakukan PSBB dan sejumlah protokol kesehatan lainnya. Mereka akan menjadi klaster baru untuk penyebaran virus.
Pada tataran ini, kekesalan sang dokter agar menghukum siapa yang melanggar hokum tentang protokol kesehatan Covid-19 tidak berlebihan. Tidak saja karena ada hokum dan ketentuan yang mengatur itu, tetapi juga menjadi indikasi penting bagi masyarakat bahwa pemerintah tidak sedang bermain-main dengan semua hal ini.
PSBB tanpa sanksi bagi pelanggar nya sama saja bohong dan tidak ada manfaatnya. Dan akibatnya, penyebaran virus corona akan terus merangsek seluruh pelosok negeri ini. Dan sangat mungkin akan menghancurkan sendi-sendi sistem kehidupan bangsa ini.
Pemerintah harus konsekuens dengan ketentuan hokum yang berlaku. Kalau tidak maka situasi tidak akan semakin menjadi baik, tetapi memburuk dalam segala hal.
Hari ini tanggal 12 Mei 2020, bertepatan dengan peringatan lahirnyanya Florence Nightingele, seorang pelopor  keteladanan perawat modern di abad 18. Buat seluruh perawat dan tenaga medis yang sedang berjuang demi menyelamatkan korban Covid-19, mengucapkan "Happy Nurse Day International".
Yupiter Gulo, 12 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H