Bukanlah seorang Anies Baswedan kalau tidak bikin kontroversi. Sejak duduk di kursi orang nomor satu di DKI Jakarta, nyaris hampir semua keputusan dan kebijakannya menuai pro dan kontra yang sering menjadi viral di dunia maya maupun di dunia nyata. Bahkan jauh sebelumnya, saat menjadi Mendikbud pun Anies selalu tampil "beda".
Kali ini terkait dengan "curhatan" sang gubernur Anies di depan wartawan asing The Sydney Morning Herald, James Massalo pada hari Kamis yang lalu 6 Mei 2020.Â
Bahkan Anies tegas mengatakan merasa frustasi dengan pemerintah pusat yang berbeda pandanganan tentang urusan penanganan kasus Covid-19 di DKI, seperti diberitakan oleh CNN Indonesia, berikut ini :
Gubernur DKI Jakarta ini juga menyampaikan angka 40 ribu hingga 80 ribu kasus Covid-19 di DKI Jakarta. Dan angka ini tentu saja membuat perbedaan yang semakin membingungkan masyarakat Indonesia, karena apa yang diinformasikan oleh pemerinthan selama ini tidak sama dengan Anies. Dan seakan data dari pemerintah pusat tidak dipercaya oleh Anies.
Seperti diberitakan oleh detik.com sebagai bagian dari curhatan hati sang gubernur Anies kepada wartaawan asing, yaitu :
Bagi masyarakat ini menjadi hal yang membingungkan dan tentu saja aneh. Mengapa Anies begitu ngotot dalam urusan pemberitaan angka terpapar virus corona ini khusus di DKI. Mengapa tidak satu bahasa dengan Departemen Kesehatan dan Pemerintahan Pusat dalam memberikan informasi yang sama kepada masyarakat.
Sangat disayangkan juga karena frustasinya malah diumbar ke wartawan asing, dan bukan berusaha menyatukan hati dna pikiran agar satu kata dengan pemerintahan di bawah kendali Presiden Jokowi.
Harusnya, di tengah perjuangan yang sedang dilakukan oleh para petugas kesehatan, serta berbagai upaya mandiri dari masyarakat melawan dan menghentikan penyebaran virus ini, seyogyanya Anies tidak bikin blunder.
Betulkah Anies sedang frustasi? Atau malah sedang ber-halusinasi-ria? Â Ini sungguh menjadi sangat aneh. Karena seakan, dia berjalan sendiri dengan pikiran dan gayanya sendiri tanpa seirama dengan apa yang sedang dikerjakan oleh pemerintahan pusat di bawah kendali RI-1 dengan para Menterinya.
Seorang teman senior saya menyimpulkan kalau Anies sedang mengalami HALUSINASI, karena dengan saling mengadu data yang di miliki menurut versinya sesuatu yang tidak mungkin, karena beliau tidak memiliki tim surveilens sendiri yang kredibel, karena memisahkan diri dengan Tim Gugus Tugas yang dibentuk oleh pemerintahan pusat.
Pertanyaan lain yang menarik adalah mungkinkah Dinkes yang di miliki oleh DKI sendiri tidak beres "kerjanya" nan tidak kredibel lagi, Â sebab sesungguhnya, laporan rutin yang disampaikan kepada publik setiap hari oleh juru bicara pemerintah tentang Covid-19, informasinya berasal dari bawah, dari setiap Dinkes wilayah atau daerah.
Betulkah Anies sedang berkhayal nan halusinasi tentang angka 80.000 kasus di DKI Jakarta? Ini tentu sulit di percaya ketika setiap hari bahkan sore hari, juru bicara Covid-19, selalu update.
Teman saya yang lain bertanya  begini, "Ini aneh juga kok Gubernur DKI bicara ke pers asing mengapa dia tidak sampaikan kepada Gugus Tugas ataau bahkan langsung kepada Presiden Jokowi saja, ada apa gerangankah?"
Mungkinkah sang gubernur sedang menciptakan panggung yang baru dengan sebuah tembakan dan sasaran yang baru?
Semoga tidak saja, karena masyarakat saat ini sedang mengalami kebingungan karena ketidakpastian kapan grafik penyebaran virus ini berhenti. Masyarakat sudah mulai "tidak tahan" berada di rumah karena sudah masuk bulan ketiga. Sementara, idul fitri akan datang, dan bisa jadi akan memicu gelombang Covid-19 yang kedua.
Yupiter Gulo, 12 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H