Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bayang-bayang Krisis Ekonomi pada Hari Buruh 2020

1 Mei 2020   16:17 Diperbarui: 2 Mei 2020   01:34 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kompas.id/label/hari-buruh-internasional/

Hari Buruh sedunia 2020 menjadi berbeda 180 derajat dari biasanya, yang penuh dengan hiruk pikuk karena demo besar-besaran dari organisasi perburuhan. Sebagai akibat dari pandemi Covid-19, peringatan dan perayaan tidak bisa dilakukan seperti tahun tahun sebelumnya karena pemberlakuan social distancing yang sudah hampir menyeluruh.

Di Indonesia yang sudah menetapkan setiap 1 Mei sebagai libur nasional, tidak ubahnya dengan hari kemarin-kemarin sejak PSBB diberlakukan. Work from home, dan stayed at home, and everything doing at home.

Yang lebih penting untuk dirisaukan, dan tentu saja diantisipasi secara strategis adalah bayang-bayang krisis ekonomi global yang kuartal pertama saja di hampir semua negara besar, sebutkan saja negara-negara G-20, sudah menunjukkan indikasi kuat untuk itu. Dan kalau quartal kedua masih juga berada pada kontraksi yang sama maka dipastikan akhir tahun 2020 adalah resesi ekonomi dunia.

Tahapan krisis menuju resesi ekonomi dunia akan menjadi  mimpi buruk bagi para tenaga kerja di berbagai negara di dunia ini. Tidak terkecuali Indonesia yang juga masuk dalam salah satu negara G20. Dan dipastikan buruh juga akan mengalami kesulitan yang semakin berat.

Multi efek akan dirasakan oleh semua masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang sumber pendapatannya hanya dari pekerjaan sebagai employee di suatu peruashaan. Dan ketika perusahaan terdampak Covid-19, maka putuslah sumber pendapatan itu. Dan bila tidak diantisipasi sejak sekarang, maka situasi yang semakin berat akan dialami oleh masing-masing keluarga pekerja itu.

Pengangguran Meningkat Tajam

Tidak hanya Indonesia yang mengalami pengangguran akibat penyabaran virus corona ini. Hampir semua negara yang terpapar Covid-19, menurut data worldometer sudah 210 negara, menghadapi pengangguran besar-besaran.

Negara adi daya Amerika Serikat saja, berdasarkan pemberitaan, per akhir Maret 2020 pengangguran telah menyentuh angka 30,3 juta orang. Sesuatu yang menjadi momok karena akan menambah beban pemerintahan bagi support kehidupan para penganggur itu.

Dilansir dari katadata.co.id  di Indonesia angka penganguran pada tahun 2020 bertambah sekitar 2,92 hingga 5,23 juta orang. Dan angka kemiskinan juga bertambah sekitar 1,16 sampai 3,78 juta orang. Belum lagi mereka yang selama ini sudah berada dalam posisi menganggur dan miskin.

Bila ini menjadi kenyataan pada tahun 2020, maka implikasi sosial dan ekonominya akan sangat banyak dan luas. Dan karenanya, area ini akan menjadi bagian strategis untuk segera diantisipasi dan dikelola oleh pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Kalau tidak, maka baying-bayang krisis ekonomi bisa menjadi kenyataan yang lebih cepat datang di bumi negeri ini.

Pengangguran menjadi simpul problem ekonomi suatu negara. Sebab, setelah menganggur tinggal selangkah menjadi miskin. Dan kalau sudah miskin maka menjadi beban suatu negara untuk diurus dan dientaskan karena dampaknya tidak menjadi supporting bagi kemajuan republik ke level yang lebih tinggi.

Penggangguran kali ini terus menumpuk, bukan karena si pekerja tidak mau bekerja atau perusahaan tidak mau mempekerjakan mereka. Tetapi konsekuensi dari pemberlakuan WFH, PSBB, social distancing. Semua orang diminta tetap di rumah. Mau tidak mau perusahaan akan mengurangi kapasitasnya, dan efeknya menjadi panjang. Mata rantai pasokan terganggu, permintaan pasar juga menjadi kacau. Ujungnya, produksi nasional bahkan dunia ambyar. Pertumbuhan ekonomi berkontraksi menuju resesi.

Krisis Ekonomi 

Isu tentang akan terjadinya krisis ekonomi yang buruk bagi ekonomi dunia tidak boleh dianggap remeh. Tetapi harus dicermati dan diantisipasi dengan keputusan-keputusan strategis yang ampuh.

Estimasi dari IMF telah memberikan prediksi yang buruk agar setiap negara paling tidak mempersipakan diri menghadapinya, dari pada telat dan akan semakin babak belur.

Seperti di beritakan oleh katadata.co.id, negera-negara dalam G20 akan mengalami kontraksi yang signifikan. Secara global pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 5%, ekonomi AS minus 5,9%, ekonomi Zona Eropa akan minus 7,5%, Jepang minus 7,2%, Korea Selatan juga minus 1,2%, sedangkan China masih positif tapi hanya pada anka 1,2%, demikian juga dengan Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi hanya pada 0,5%.

Angka-angka pertumbuhan ekonomi ini menjadi sangat penting, karena 20 negara yang tergabung dalam G20, menguasai 80% pertumbuhan ekonomi secara global. Artinya, apabila angka-angak prediksi pertumbuhan ini mendekati kebenaran, maka situasi buruk itu akan menjadi kenyataan.

80% PDB Global berasal dari 20 negara kuat secara ekonomi di dunia. Dan karenanya, dinamika produksi yang terjadi akan menceritakan bagaimana prospek ekonomi dunia ini.

Pesan Penting pada May Day

Situasi ini harus dimengerti oleh semua tenaga kerja yang mati hidupnya tergantung dari perusahaan tempatnya bekerja. Situasi terburuknya kalau perusahaan tidak bisa bangkit, dan harus tutup habis, bukan sekedar lockdown saja. Mulai sekarang, perlu keberanian untuk melakukan sesuatu yang mampu menopang kehidupan.

Selain mencoba kemungkinan usaha yang dibutuhkan di masa pandemi covid19, memang ada baiknya setiap orang kembali kepada basic economy guna mempertahankan hidup keluarga.

Ekonomi boleh saja stagnan, tetap roda kehidupan harus tetap berputar. Apapun dilakukan untuk menopang perputaran roda kehidupan itu.

Dan karenanya, hari buruh sedunia saat ini, menjadi simpul waktu penting untuk melakukan redefinisi peran buruh, peran organisasi perserikatan buruh dalam memberikan penguatan, semangat dan gelora melawan situasi sulit kepada setiap tenaga kerja.

Harusnya tidak ada yang ditakutkan, karena wabah ini tidak bedanya dengan wabah lain yang sempat memporak-porakan kehidupan manusia di bumi ini. Tetapi kehidupan harus terus berjalan.

Semoga vaksin untuk Covid-19 dapat segera ditemukan, dan penyebaran virus ini bisa dihalau. Dan manusia tidak lagi hanya berada di rumah.

May Day, Selamat Hari Buruh Internasional 1 Mei 2020 !

Yupiter Gulo, 1 Mei 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun