Penggangguran kali ini terus menumpuk, bukan karena si pekerja tidak mau bekerja atau perusahaan tidak mau mempekerjakan mereka. Tetapi konsekuensi dari pemberlakuan WFH, PSBB, social distancing. Semua orang diminta tetap di rumah. Mau tidak mau perusahaan akan mengurangi kapasitasnya, dan efeknya menjadi panjang. Mata rantai pasokan terganggu, permintaan pasar juga menjadi kacau. Ujungnya, produksi nasional bahkan dunia ambyar. Pertumbuhan ekonomi berkontraksi menuju resesi.
Isu tentang akan terjadinya krisis ekonomi yang buruk bagi ekonomi dunia tidak boleh dianggap remeh. Tetapi harus dicermati dan diantisipasi dengan keputusan-keputusan strategis yang ampuh.
Estimasi dari IMF telah memberikan prediksi yang buruk agar setiap negara paling tidak mempersipakan diri menghadapinya, dari pada telat dan akan semakin babak belur.
Seperti di beritakan oleh katadata.co.id, negera-negara dalam G20 akan mengalami kontraksi yang signifikan. Secara global pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 5%, ekonomi AS minus 5,9%, ekonomi Zona Eropa akan minus 7,5%, Jepang minus 7,2%, Korea Selatan juga minus 1,2%, sedangkan China masih positif tapi hanya pada anka 1,2%, demikian juga dengan Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi hanya pada 0,5%.
Angka-angka pertumbuhan ekonomi ini menjadi sangat penting, karena 20 negara yang tergabung dalam G20, menguasai 80% pertumbuhan ekonomi secara global. Artinya, apabila angka-angak prediksi pertumbuhan ini mendekati kebenaran, maka situasi buruk itu akan menjadi kenyataan.
80% PDB Global berasal dari 20 negara kuat secara ekonomi di dunia. Dan karenanya, dinamika produksi yang terjadi akan menceritakan bagaimana prospek ekonomi dunia ini.
Pesan Penting pada May Day
Situasi ini harus dimengerti oleh semua tenaga kerja yang mati hidupnya tergantung dari perusahaan tempatnya bekerja. Situasi terburuknya kalau perusahaan tidak bisa bangkit, dan harus tutup habis, bukan sekedar lockdown saja. Mulai sekarang, perlu keberanian untuk melakukan sesuatu yang mampu menopang kehidupan.
Selain mencoba kemungkinan usaha yang dibutuhkan di masa pandemi covid19, memang ada baiknya setiap orang kembali kepada basic economy guna mempertahankan hidup keluarga.
Ekonomi boleh saja stagnan, tetap roda kehidupan harus tetap berputar. Apapun dilakukan untuk menopang perputaran roda kehidupan itu.