Melalui jalur WA seorang teman mengirimkan link berita tentang Refly Harun yang baru saja di copot dari jabatan Komisaris Utama PT Pelindo I oleh Menteri BUMN Erick Thohir, dan meminta saya menuliskan sebuah opini mengapa pakar hukum tata negara ini bisa dicopot?
Jawaban kepada teman senior ini bahwa pertama saya terkejut, karena saya baru tahu kalau Refly Harun menduduki posisi Komut di Pelindo I, artinya tak menduga dia menduduki posisi kunci itu karena sikap kritisnya kepada pemerintah dalam banyak hal.
Dan kedua, kalau dia sudah di jabatan Komut di sana, harusnya dia hebat karena seorang pakar hukum yang bisa meluruskan hal-hal yang tidak beres dalam perusahaan.
Saya tidak memiliki data lengkap tentang Pelindo I, dan juga tidak perlu saya mencari tahu seluk beluknya untuk memahami alasan di balik pencopoton Refly dari jabatan empuk di Pelindo I. Dari perpektif bisnis dan manajerial saja.
Pemimpin yang Tidak Perform Dicopot
Dari perspektif manajemen bisnis tidak sulit memahami mengapa seorang pemimpin itu harus diganti, dicopot atau didepak dari posisinya.Â
Alasannya adalah karena tidak memiliki kinerja yang diharapkan oleh pemilik atau pemegang saham perusahaan. Pemimpin yang tidak perform harus di ganti. Apakah dia sebagai Board of Commisaris dan/atau Board of Directors.
Pun demikian para pimpinan pada level manajerial yang lain, kalau tidak memiliki kinerja yang memenuhi syarat, maka mereka harus diganti. Bila tidak maka perusahaan hanya akan terus menurun dan akan terpuruk. Dan karenanya keputusan untuk mengganti pimpinan yang tidak perform harus tepat dan cepat.
Jadi, pencopotan Refly dari posisi Komut, dan beberapa anggota Komisari lainnya, dipastikan alasan utama secara manajerial adalah mereka gagal mencapai target perusahaan sesuai yang diminta oleh pemilik, dalam hal ini pemerintah melalui Menteri BUMN.
Sebab, kalau Dewan Komisaris ini, terutama Komutnya sebagai Pilot berhasil menjalankan tugas dengan target yang sudah ditetapkan, dan bahkan melebihi dari yang diharapkan pemegang saham, maka tidak alasan yang cukup untuk menghentikan mereka dari jabatan itu.
Erick Thohir Bersih-bersih BUMN