Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Harapan Karyawan kepada para CEO Akibat Covid-19

31 Maret 2020   18:12 Diperbarui: 30 September 2020   21:16 1848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Diggity Marketing (https://diggitymarketing.com/) dari Pixabay

Permintaan Karyawan buat CEO

Tidak bisa dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 telah memporak-porandakan seluruh sistem kehidupan manusia di seluruh dunia. Nyaris tidak ada lagi negara yang bebas dari dari hantaman wabah virus yang menakutkan ini. Sistem ekonomi yang menjadi poros penopang dinamika aktivitas seluruh manusia menjadi tidak berjalan dalam sistem yang benar.

Sebab, ketika masyarakat harus berada di rumah maka sistem produksi, distribusi sebagai basis kegiatan ekonomi menjadi terhenti. Cash flow sebagai darah perusahaan terganggu, dan terancam perusahaan tidak mampu membayar gaji karyawannya. 

Situasi ini akan semakin memburuk kalau penyebaran virus ini tidak cepat dihentikan, sebab darah perusahaan untuk membayar karyawannya akan terhenti juga.

Pada tataran ini maka kelompok yang paling panik, kuatir dan ketakutan adalah para karyawan karena ketakutakan akan kehilangan pendapatan sebagi sumber utama penopang hidup keluarga. Bahkan tidak hanya itu, di kalangan karyawan yang sangat ditakuti adalah kalau mereka di PHK oleh perusahaan.

Oleh karena itu, sesungguhnya hanya ada dua permintaan karyawan kepada para pimpinan perusahaan saat ini, yaitu satu jangan melakukan PHK, pemutusan hubungan kerja, dan kedua jangan potong gaji karyawan.

Sebuah permintaan yang sangat wajar dan tidak berlebihan dan nampaknya perlu jaminan agar para karyawan ini bisa ikut menjadi pemutus mata rantai penyebaran virus corona dengan tetap di rumah. Kalau tidak, maka karyawan pasti akan tergoda untuk mencari kehidupan lain.

Pertanyaannya apakah CEO atau pimpinan perusahaan mau memenuhi permintaan ini?

CEO Dunia Potong dan Rela Tidak Menerima Gaji
Inilah saatnya para CEO di perusahaan-perusahaan besar maupun kecil diuji sikap empati dan kesadaran tinggi akan masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat umumnya, dan karyawan di perusahaan yang dipimpinnya.

Jack Kelly dalam artikelnya berjudul CEOs Are Cutting Their Own Salaries In Response To The Coronavirus, dalam majalah Forbes Senin 30 Maret 2020 melaporkan gerakan yang luar biasa spontan dari CEO perusahaan raksasa di AS yang bersedia memotong gaji bahkan ada yang rela untuk tidak terima gaji hingga akhir tahun 2020, sebagai tanggapan mereka menghadapi dampak Covid-19.

Tidak hanya itu, mereka juga berjanji dan sedang menggalang tagline "90-day layoff pledge" untuk tidak mem-PHK-kan karyawan mereka hanya karena wabah Covid-19 ini.

Jack Kelly sebagai senior contributor pada majalah Forbes menyajikan fakta-fakta yang mengejutkan dari para CEO perusahaan besar yang ada di AS, antara lain:

Miliarder Marc Benioff, chief executive officer dari Salesforce, menantang sesama CEO untuk bergabung dengan "janji PHK 90 hari." Benioff percaya bahwa ia dan eksekutif puncak lainnya harus melakukan bagian mereka dengan membantu para pekerja mempertahankan pekerjaan mereka selama masa yang kacau ini. Boyle berkata, "Karyawan kami akan terus dibayar selama periode waktu ini, dan kami berharap mereka segera kembali bekerja."

CEO Morgan Stanley, Citigroup, Visa, FedEx, Bank of America dan perusahaan lain tidak akan mem-PHK pekerja mana pun pada tahun 2020.

Tim Boyle, CEO dan presiden Columbia Sportswear, akan mengurangi gajinya menjadi $ 10.000 dari kompensasi sekitar $ 3 juta pada tahun 2018. Karyawan pengecer akan menerima gaji tetap meskipun toko fisik mereka ditutup karena pandemi.

Jaringan hotel terbesar di dunia, Marriott, CEO Arne Sorenson akan melepaskan gajinya untuk tahun 2020. Tim eksekutifnya akan mengambil potongan gaji 50%.

CEO United Airlines Oscar Munoz dan Presiden Scott Kirby tidak akan menerima gaji mereka sampai akhir Juni untuk ikut memberantas dampak virus corona. Pada tahun 2018, Munoz mendapatkan total kompensasi lebih dari $ 10 juta dan Kirby membawa pulang sekitar $ 5,5 juta.

CEO Southwest Airlines, Gary Kelly, secara sukarela menerima potongan gaji 10% sebagai tanggapan terhadap penurunan dramatis dalam perjalanan udara. Gaji pokoknya adalah $ 750.000 pada tahun 2018 dengan total kompensasi lebih dari $ 7,6 juta.

Kepala eksekutif Delta Air Lines Ed Bastian akan melupakan gajinya selama enam bulan kedepan. Kompensasi 2018 Bastian adalah $ 15 juta.

Menurut CNN Business, CEO Hold Holdings, Glen Fogel, CEO Dick Goods Sporting Ed Stack dan CEO GE Lawrence Culp menyerahkan gaji mereka masing-masing. Bob Chapek, kepala eksekutif Disney, akan menerima pemotongan gaji 50%

Jaringan hotel, Hyatt, CEO Mark Hoplamazian melepaskan gajinya dari bulan Mei. Salah satu pendiri Lyft, John Zimmer dan Logan Green, akan menyumbangkan gaji mereka untuk membantu pengemudi mereka.

Nampaknya sikap dan keputusan para CEO di AS ini merupakan kesadaran yang mendalam tentang situasi yang sedang dialami oleh dunia, dan khususnya perekonomian AS. 

Data-data memperlihatkan, seperti dilaporkan oleh The Wall Street Journal bahwa puluhan ribu pekerja akan cuti karena berhenti tiba-tiba dalam perjalanan, sebagai akibat dari coronavirus, yang secara signifikan berdampak pada bisnis hotel.

Altruisme CEO Diuji
Apa yang dilakukan oleh CEO perusahaan besar di AS merupakan salah satu bentuk implementasi sikap altruisme yang dimiliki oleh para pemimpin perusahaan raksasa itu. 

Dan sesungguhnya, ini menjadi penting untuk membangun kesatuan dan keutuhan publik, kendati terbatas pada karyawan sendiri. Namun bila dilakukan secara masif dan menjadi sebuah gerakan nasional, akan menjadi sumber ketahanan ekonomi suatu negara.

Altruisme itu pada dasarnya adalah sikap yang memperhatikan sesama yang sedang menderita dan perlu pertolongan karena merasa memiliki kemampuan atau sumber daya yang lebih banyak, besar atau berlebihan.

Artinya, para CEO ini yang bergelimpangan dengan kemewahan fasilitas dan gaji yang diterima dari perusahaan, menyadari bagaimana penderitaan yang sedang dialami oleh orang lain, dalam hal ini karyawan, dan menyadari bahwa keberhasilan sebagai CEO itu ditopang oleh seluruh karyawan dalam perusahaan.

Memang harus dicermati, karena altruisme ada juga yang didasarkan pada rasa ego yang berlebihan dari seseorang untuk membantu orang lain dengan arogan. Ini tentu dasar yang tidak baik dan hasilnya tidak kokoh sebagai sarana pemersatu dan membangun kekuatan organisasi.

Jack Kelly menegaskan bahwa walaupun ini awal yang baik, tetapi tidak boleh tertipu dengan berpikir bahwa "macan tutul mengubah tempat mereka". Gaji CEO adalah bagian yang relatif kecil dari keseluruhan kompensasi mereka.

forbes.com
forbes.com
Sebab para CEO itu mendapatkan bagian terbesar dari gaji mereka dalam bentuk saham, opsi, bonus, dan remunerasi lainnya.

Tidak akan mengejutkan bagi siapa pun jika mereka melepaskan sejumlah uang sekarang dan kemudian, satu atau dua tahun kemudian, mendapatkan imbalan keuangan yang bagus karena mengarahkan perusahaan mereka masing-masing melalui pandemi corona virus.

Klaim bahwa CEO tidak akan mem-PHK pekerja adalah hal yang patut dipuji. Anda harus bertanya-tanya apakah mereka melakukan ini karena takut bahwa karyawan dapat mengambil cuti atau banyak hari sakit jika mereka tertular virus atau merasa bahwa mereka memiliki gejala.

Perusahaan mungkin ingin memastikan bahwa mereka memiliki pekerja yang tersedia jika hal ini terjadi. Juga, akan menarik untuk melihat apakah ada sesuatu yang terkubur jauh di dalam paket stimulus $ 2 triliun yang sangat besar, yang memberikan penghargaan kepada pengusaha yang mempertahankan tingkat karyawan tertentu dan menghindari perampingan.

Bagaimana dengan CEO Indonesia?
Presiden Jokowi sudah mengingatkan dan menghimbau para pengusaha untuk ikut mendukung perjuangan pemerintah mengatasi dampak dari virus Covid-19 ini. Terutama karyawan yang pasti akan menjadi kelompok masyarakat yang paling ketakutan kalau sumber pendapatan mereka terputus.

Walaupun belum masif dan terstruktur sudah mulai ada perusahaan yang mengambil posisi untuk membantu pemerintah. Namun, sikap altruism seperti yang dilakukan oleh CEO perusahaan besar di AS mash belum muncul.

Nampaknya, waktunya mereka ditantang. Apakah mereka berani untuk mengatakan bahwa tidak akan ada PHK karyawan hingga tahun 2020 berakhir. Dan apakah juga mereka berani mengatakan bahwa karyawan tetap terima gaji secara penuh. 

Oleh karenanya, para CEO Indonesia berani tidak menerima gaji hingga beberapa bulan ke depan untuk disumbangkan bagi penanggulangan dampak Covid-19?

Semoga !

Yupiter Gulo, 31 Maret 2020

Sumber gambar: https://diggitymarketing.com/ 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun