Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Apa Gerangan Penyebab sehingga IHSG di BEI Ngamuk?

26 Maret 2020   13:20 Diperbarui: 27 Maret 2020   08:38 3456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta| Sumber: Kompas.com/Garry Lotulung

Kendati bursa di wilayah Asia pada pagi ini masih memerah saat membuka pasar, tetapi tidak di BEI yang sedang mengamuk. Ini menegaskan bahwa investor tidak takut dengan wabah virus corona di Indonesia. 

Sangat mungkin ada keyakinan sangat besar dapat diatasi oleh pemerintah dengan strategi yang sedang fokus pada social distancing, work from home, learning from home, stay at home, dan sejumlah kebijakan mendorong penguatan ekonomi di kalangan bawah atau UMKM. 

Terobosan pemerintah sangat berdampak pada keyakinan investor bahwa wabah ini tidak sedahsyat yang orang bayangkan.

Apalagi dengan sudah mulai banyak petunjuk penemuan obat bagi virus Covid-19 ini. Negara-negara yang sudah melewati masa kritis, seperti China dan Korea Selatan menjadi faktor keyakinan investor bahwa Indonesia mampu melewati masa kritisnya. 

Kendati IHSG dibandingkan dengan tahun yang lalu, masih ada penurunan sekitar 34%. Namun diharapkan kondisi perdagangan pagi ini akan menjadi titik balik untuk terus naik dan pulih menuju ke angka IHSG di Rp 6000-an lagi. 

Ini tidak tertutup kemungkinan akan menjadi kenyataan kembali, ketika investor asing mulai berdatangan memborong ulang saham-saham yang terbaik di BEI.

Di tengah penguatan indeks acuan BEI ini, beberapa bursa saham Asia justru bergerak di zona merah antara lain, indeks Shanghai Composite minus 0,74, Topix melemah 2,24%, Straits Time jatuh 2,71%, KLCI turun 0,75% dan TW Weighted Index melorot 0,46%. 

Sementara itu bursa saham Asia yang justru mengalami penguatan yakni indeks Hang Seng naik 0,33% dan KOSPI yang menguat 0,29%. Namun pada pukul 09.09 WIB, Hang Seng justru melorot 1,22% di level 23.220.

Data yang beredar pagi ini dari BEI memperlihatkan gerakan pergerakan investor yang akan menjadi pendorong signifikan bagi rebound-nya IHSG di BEI beberapa hari ke depan ini, seperti dilaporkan oleh CNBC Indonesia.

Mengacu data BEI, investor asing mulai masuk ke saham-saham unggulan. Asing pagi ini masuk Rp 137,08 miliar pada pukul 09.10 WIB. Meski demikian, dalam sepekan terakhir asing masih net sell Rp 2,12 triliun di pasar reguler, sementara sebulan terakhir asing keluar Rp 7,5 triliun.Saham-saham yang mendorong penguatan IHSG di antaranya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 16%, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) naik 16,8%, PT Indofarma Tbk (INAF) melesat 16%, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 12%, dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melesat 10%. Selain itu ada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melesat 7,38%, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik 6,8%, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menguat 5%.

Selain faktor wabah dan penyebaran dari virus Covid-19 yang mendorong turun dan anjloknya harga saham di dunia dan juga di Indonesia, maka ada dua faktor lain yang dianggap kritis dan berpengaruh besar pada harga saham di Bursa Efek Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun