Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mau Menjadi Pemimpin Hebat? Ikuti dan Tunduk pada Hukum Proses

14 Januari 2020   17:53 Diperbarui: 16 Januari 2020   13:07 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemana saja Anda akan bepergian, berkumpul dan jumpa dengan orang lain, dalam berbagai peristiwa atau acara, sadari dengan sungguh-sungguh bahwa di dalam itu semua ada sesuatu yang luar biasa yang Anda butuhkan dalam hidup Anda untuk menjadi pribadi yang semakin bertumbuh.

Fase Keempat, Saya bersikap alami karena apa yang saya ketahui.

Inilah fase kunci sebagai takaran menilai bahwa Anda benar-benar menjadi seorang pemimpin. Karena semuanya sudah melekat dalam diri Anda, dalam cara berpikir Anda, dalam cara berbicara Anda, dalam cara berperilaku Anda, dalam cara berinteraksi dengan orang lain. Semunya akan muncul secara alamiah dengan sendirinya. Semua yang Anda miliki akan mendapatkan bentuk dan tempat yang sesuai dengan kebutuhan Anda sebagai seorang pemimpin.

Perhatikan seorang pemain olah raga bela diri, semacam kungfu, silat, karate atau lainnya. Ketika mereka sudah sampai pada level kemahiran, maka keseluruhan gerak dan dinamika hidup mereka akan keluar dan mencerminkan kemampuan penguasaan akan olah raga tersebut.

Lihat, mengapa pemuda-pemuda yang memilih olah raga Motor-Cross Extrem yang bisa melambung tinggi di atas berbagai rintangan dan mereka tidak celaka? Karena mereka sudah sampai pada fase keempat. Mereka bersikap secara alami karena apa yang mereka sudah ketahui dan kuasai.

Pemimpin itu Pembelajar

Rasanya tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Hukum Proses menjadi seorang pemimpin menuntut si pemimpin untuk terus belajar dan belajar tiada henti. Artinya, sikap hidupnya adalah seorang pembelajar agar selalu meng-update semua pengetahuan, keterampilan terkait dengan kepemimpinan yang dimiliki.

Artinya juga bahwa, ketika seorang pemimpin berhenti belajar maka dipastikan kepemimpinan juga akan stagnan, dan tidak update dengan dinamika perubahan yang dihadapi. Dan dengan begitu dia tidak menjadi efektif dalam memimpin.

Dalam pemahaman ini, belajar itu bukan menjadi beban dan karenanya menjadi terpaksa, tetapi belajar itu menjadi kebutuhan agar kepemimpinan menjadi efektif.

Untuk menjadi pembelajar demikian, ada 3  prinsip berikut menjadi penyempurna kepemimpinan seseorang, yaitu:

  1. Berjuang keatas. Apabila ingin mengetahui dimana seseorang berkembang hingga menjadi seorang juara, lihatlah rutinitas keseharian yang dilewati. Anda bisa saja menyusun rencana bertanding atau rencana hidup Anda. Tetapi ketika Anda mulai beraksi, maka yang bekerja adalah daya refleks Anda. Akan kelihatan upaya-upaya Anda. Jadi jika Anda menipu diri sendiri dalam keremangan fajar maka Anda akan ketahuan di bawah sorotan lampu.
  2. Berorientasi pada aksi. Perhatikan dengan baik-baik, bahwa tidak ada juara olah raga yang tidak beraksi setiap saat. Bahkan latihan yang dilakukan adalah aksi dan tindakan sebagai cara membentuk semua kompetensi dan skill yang dibutuhkan dan dituntut untuk menjadi juara.
  3. Kesuksesan harus dipupuk secara perlahan. Lupakan mimpi menjadi berhasil seketika, itu tidak akan terjadi. Menjadi sukses tidak seperti membalik telapak tangan, apalagi seperti mengupas pisang misalnya. Itu semua akumulasi dari aksi ke aksi. Makanya bisa dimengerti bahwa tidak ada orang langsung menjadi pemimpin hebat dalam waktu singkat, tidak ada. Bahwa pemimpin banyak yang usia muda, tetapi sangat mungkin efektifitas kepemimpinannya rendah.

Jadilah seorang pemimpin yang berhasil dengan terus menerus belajar dan berlatih tiada henti dan tanpa batas!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun