Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kenali Pemimpin Palsu dengan 5 Mitos Kepemimpinan

26 November 2019   20:08 Diperbarui: 27 November 2019   06:05 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa bilang menjadi pemimpin itu tidak enak? Anda salah besar kalau mengira berada dalam posisi sebagai pemimpin itu tidak menyenangkan! Karena di sana banyak kemewahan yang akan diraup, dinikmati, dikumpulkan, dan jangan salah, bisa menjadi Jalan menjadi kaya raya.

Bila tidak percaya, coba amati para pemimpin di sekitar Anda, baik yang sedang memimpin maupun yang sudah pensiun dari kepemimpinannya. Mungkin, ada beberapa yang tidak kaya (raya), tetapi sebagian besar mereka meraup banyak kekayaan dan materi.

Berada pada posisi pemimpin, maka segala perhatian akan tertuju pada Anda. Orang yang selalu ditunggu dan dinanti. Seakan tanpa kehadirannya maka segalanya tidak bisa berjalan, tidak berarti bahkan bisa bubar. Pemimpin memang menjadi pengikat semua orang, semua faktor dan menyatu dalam setiap gerak, langkah dan keinginan sang pemimpin.

Pantas saja banyak orang ingin menjadi pemimpin. Bahkan bersaing dan berebut untuk menduduki posisi memimpin. Banyak orang menghalalkan segala cara untuk menjadi seorang pemimpin. Sebab disana Anda selalu ada di puncak, dengan segala kemewahan yang menyertainya.

Membedakan Pemimpin Sejati dari Palsu
Mungkin banyak orang yang tidak menyadari bahwa seseorang yang berada dalam posisi pemimpin tetapi belum tentu dia benar-benar memimpin, atau menjalankan tugas dan peran sebagai pemimpin. Jadi, pemimpin yang tidak memimpin!

Betul, bahwa seseorang berada dalam posisi memimpin karena secara manajerial struktural perannya sebagai pemimpin. Bisa saja sebagai seorang Manajer, Direktur, Komisaris, Menteri, Bupati, Gubernur, bahkan sebagi Presiden. Namun, dalam kenyataan sesungguhnya mereka tidak melakukan tugas kepemimpinan yang benar.

Tidak sulit memahami perbedaan yang dimaksudkan ini. Karena inilah yang membedakan antara pemimpin yang sejati dan bukan sejati atau palsu. 

Pemimpin sejati artinya seseorang yang melakukan tugas kepemimpinannya secara efesien dan efektif. Artinya mampu mengelola dan menggerakan semua sumberdaya yang ada untuk mewujudkan tujuan bersama yang hendak dicapai.

Pemimpin yang tidak sejati, boleh disebut pemimpin palsu, adalah orang yang berada dalam posisi pemimpin tetapi tidak mampu mengelola dan menggerakkan semua sumber daya yang ada dan tidak pernah mampu mewujudkan dan mencapai tujuan bersama dalam organisasi yang dipimpinnya.

Kalau demikian, bagaimana membedakan pemimpin itu sejati atau palsu? Jawabannya simpel dan sangat praktis tanpa harus mempelajari dan memahami banyak teori, asumsi dan kerangka berpikir yang bisa membuat kepala pusing dan botak tujuh keliling.

Pakar kepemimpinan masa kini, John C Maxwell menunjukkan dengan sangat tegas dan gamblang, yaitu pengaruh. John berkata "jika Anda tidak punya pengaruh, Anda tidak pernah akan dapat memimpin orang lain".

Kata kuncinya adalah pengaruh. John C Maxweel menyebutkanya sebagai Hukum Pengaruh, seperti yang dia tulis dalam salah satu buku Master Picenya, berjudul "The 21 Irrefutable Laws Of Leadership" (2001). Di dalam bukunya yang sangat popular di dunia ini, menawarkan 21 Hukum Kepemimpinan Sejati, sebagai kristalisasi dari pengalamannya dalam menggumuli tentang Kepemimpinan selama puluhan tahun.

Maxwell benar, tanpa pengaruh maka seorang pemimpin sama saja tidak memimpin. Kata pengaruh itu dinamis dan aktif. Artinya mempengaruhi orang lain, dan orang lain akan melakukan apa yang diinginkan oleh pemimpin, baik secara langsung dan terutama yang tidak secara langsung.

Menyebabkan orang berubah dalam tindakan dan bukan hanya dalam pikiran apalagi hanya dalam kata-kata, bahkan air dan sungai kata-kata yang tidak berarti Ketika tidak berwujud dalam perilaku si pengikut.

Pengaruh Adalah dan Bukan Itu!
Inilah persoalan bias dan menyimpang dari banyak orang tentang kepemimpinan. Karena umumnya selalu diterjemahkan dengan semua yang melekat pada diri pemimpin itu. Seseorang begitu mengesankan karena memiliki gelar atau posisi kepemimpinan yang aduhai, tetapi itu bukan ukuran dia mempengaruhi orang.

Sebab bisa saja seseorang memimpin, tetapi di lapangan, di dunia praktis kebawah, ada orang lain yang mampu menggerakkan orang lain, memobilisir sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan bersama. Inilah mereka yang disebut sebagai pemimpin sejati.

Bukan karena dia berada dalam posisi manajerial kepemimpinan, tetapi karena memang dia mampu menggerakkan dan mempengaruhi orang lain untuk bertindak.

Di sinilah problem yang setiap pemimpin harus sadar dan paham. Bahwa kepemimpinan sejati tidak dapat dianugerahkan, ditunjuk, atau ditugaskan. Sama sekali bukan itu. Tetapi kepemimpinan hanya datang dari pengaruh, dan itu tidak dapat dimandatkan. Harus diraih.

Dan satu-satunya hal yang dapat diperoleh  dengan suatu gelar hanyalah waktu, entah itu untuk meningkatkan derajat pengaruh Anda terhadap orang lain, atau justru melenyapkannya.

Menjadi pemimpin yang hebat, bisa dimulai dengan menyadari dan memahami bagaimana Hukum Pengaruh bisa efektif dalam mengelola posisi kepemimpinan. Pun bisa menjadi alat kontrol untuk menilai apakah kepemimpinan yang dijalankan sudah benar atau tidak.

Ketika Anda memimpin, dan orang lain tidak berubah untuk melakukan yang terbaik dengan segala usaha dan strategi, itu artinya ada yang salah dalam mengelola Hukum Pengaruh yang Anda miliki sebagai pemimpin.

5 Mitos Kepemimpinan
Kesalahan besar yang banyak orang lakukan dalam melihat, memahami dan menilai seorang Pemimpin adalah bias terhadap posisi dan kapasitas seorang pemimpin. Bahkan seseorang yang masih menjadi calon pemimpin, masih belum menduduki kewenangan pemimpin, sudah meletakkan harapan atau juga kekhawatiran pada pemimpin itu.

Kesalahan ini, disempurnakan lagi dengan sejumlah kisah masa lalu, mitos-mitos tentang pemimpin dan kepemimpinan. Yang pada ujungnya mereka akan menuai kekecewaan bahkan kemarahan pada sang pemimpin itu sendiri.

John C Maxwell memperlihatkan sejumlah mitos kepemimpinan yang mendasar ada di tengah-tengah publik, yaitu :

Mitos -- 1 : Mitos Manajemen
Ini mitos utama yang sangat mendasar, yaitu orang menyamakan tugas kepemimpinan dengan tugas manajamen. Mitos ini menyebabkan salah kaprah yang parah, sehingga seakan-akan Memimpin itu sama dengan tugas manajerial. Padahal sesungguhnya keduanya sangat berbeda dalam praktek.

Sederhananya adalah bahwa kepemimpinan itu merupakan masalah mempengaruhi orang lain sehingga mau menjadi pengikut. Sementara manajemen itu berurusan dengan menata dan mengelola sistem dan proses, prosedur day by day business operation. Dia tidak berurusan dengan mempengaruhi, karena itu tatarannya kepemimpinan.

Jelas sekali, dalam prakteknya keduanya dicampur adukan dengan kacau balau. Akhirnya yang sering muncul adalah fokus pada manajemen dan lemah dalam kepemimpinan. Konsekuensinya tidak efektif dalam mewujudkan tujuan.

Mitos-2: Mitos Usahwan
Ini mitos kedua yang sering menyimpang pemikiran orang tentang seorang pemimpin. Mitos ini menegaskan bahwa seorang pemimpin tidak sama dengan seorang penjual, pramuniaga bahkan pedagang yang super inovatif sekalipun.

Bahkan seorang penjual yang sangat berhasil dengan capaian ratuaan persen dan dengan nilai fantastis, itu tidak berarti sama pemimpin. Betul bahwa seseorang penjual berhasil menjual dengan nilai sangat besar, tetapi itu tidak berarti hukum pengaruh dalam kepemimpinan disamakan dengan itu.  Sama sekali tidak !

Mitos-3: Mitos Pengetahuan
Mitos ketiga ini tidak kalah seru dengan mitos terdahulu, yang berasumsi bahwa dengan pengetahuan yang luas, hebat, dan pinter segala macam maka seseorang akan menjadi seorang pemimpin yang sejati.

Sesungguhnya, di dalam dunia nyata tidaklah demikian yang terjadi. Sebab banyak orang yang pintar berinteligensia sangat super belum tentu bisa menjadi seorang pemimpin sejati. Bahkan banyak pemimpin yang ditunjuk karena kepintarannya gagal mengemban tugas kepemimpinan. Belum tentu dia mampu menggunakan hukum pengaruh.

Mitos ini bisa saja terobsesi dengan apa yang pernah dikatakan oleh Sir Bacon bahwa "pengetahuan itu adalah kekuasaan". Lalu orang meyakini dengan seseorang memiliki pengetahuan yang luas dan dalam dia mampu menjadi pemimpin sejati.

Uji, apakah dia betul-betul mampu mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu menuju pada tujuan bersama dengan sungguh-sungguh dan sukarela dengan penuh dedikasi dan loyalitas.

Mitos-4: Mitos Pelopor
Mitos ini meyakini bahwa apabila seseorang selalu berada didepan kerumunan banyak orang dia adalah pemimpin sejati. Ini tidak benar, karena persoalannya bukan berada di depan, tetapi lebih dari itu tugas seorang pemimpin yang sejati.

Sebab untuk menjadi seorang pemimpin, seseorang bukan harus berada didepan tetapi  juga berhasil dan mampu membuat orang-orang mengikuti di belakangnya, mengikuti pemimpinnya dan merealisasikan visi dan mimpi-mimpinya.

Mitos-5: Mitos Posisi
Pemimpin yang sejati bukan semata-mata karena berada pada posisi pemimpin. Sebab bukan posisi yang menjadikan seseorang pemimpin, justru kepemimpinannyalah yang membuat posisi tersebut bagi dirinya.

Jadi, jangan dibalik. Kalau dibalik itu namanya bukan pemimpin sejati, tetapi pemimpin palsu. Harusnya, berpikir yang benar adalah karena seseorang memiliki kepemimpinan maka dia akan ditunjuk pada posisi memimpin. Bukan karena seseorang sudah ditunjuk pada posisi tertentu maka baru memimpin.

Memahami dan mengelola mitos-mitos yang tidak benar tentang kepemimpinan itu akan mendorong seseorang untuk menjadi pemimpin yang sejati. Tidak mudah, tetapi memang harus menjadi latihan yang tiada habis seumur.

Banyak pemimpin sejati bertebaran di seluruh jaga bumi ini, dimana mereka tidak berada dalam posisi memimpin, mereka berjalan-jalan dengan kehidupannya, tetapi eksistensi mereka menjadi perhatian banyak orang di muka bumi ini, untuk dicermati, dipelajari, ditiru dan diaplikasikan dalam kehidupan mereka masing-masing.

Itulah pemimpin yang sejati! Anda mau menjadi pemimpin sejati ?

YupG. 26 November 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun