Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Masuk Time 100 Next 2019, Nadiem Makarim Menjadi Tokoh Indonesia ke-4 Paling Berpengaruh di Dunia

19 November 2019   11:17 Diperbarui: 19 November 2019   11:38 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

In late October, the Indonesian entrepreneur Nadiem Makarim left the helm of his company, Gojek---whose popular app offers services ranging from making online payments to ordering food---to take a position in President Joko Widodo's Cabinet. He is now Minister of Education and Culture, putting him in a position to shape the future leaders of the world's 16th largest economy. Says Brian Harding, a deputy director at the Center for Strategic and International Studies: "Makarim will bring youthful, entrepreneurial savvy into the Cabinet." ---Amy Gunia

Tidak hanya itu, dengan keberhasilannya dalam mengelola usaha Gojek yang menyentuh hampir semua kebutuhan masyarakat dengan aplikasi yang diimplementasikan, tetapi Nadiem Makarim juga dinilai mampu   membentuk pemimpin masa depan ekonomi terbesar ke-16 di dunia, seperti ditegaskan oleh Brian Harding, wakil direktur di Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Harapan dan Tantangan Nadiem Makarim

Kehadiran sosok Nadiem Makarim yang ditempatkan oleh Presiden Jokowi pada posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memang menuai kontroversi. Ada yang pro dan ada yang kontra. Ada yang sangat meragukan tetapi juga ada yang sangat percaya kemampuannya.

Keputusan politik Jokowi tentu saja sudah bulat. Tidak saja untuk memenuhi janjinya tentang sosok generasi milenial yang mengisi KIM, tetapi juga sebagai komitmen untuk membawa perubahan bagi Indonesia dengan dinamika kemajuan teknologi informasi, komunikasi dan digitalisasi.

Menarik untuk memahami alasan seorang Nadiem Makarim menerima pinangan Jokowi untuk memperkuat KIM. Nadiem mau menjadi Menteri untuk membuktikan bahwa memperbaiki sesuatu yang dianggap tidak mungkin diperbaiki, seakan menemukan sumber energi barunya ketka segala hal yang pesimis dilemparkan kepadanya.

edukasi.kompas.com
edukasi.kompas.com

Karena itulah, saya menerima tantangan ini," ujarnya. Nadiem menyebutkan, ia tertantang untuk memperbaiki suatu hal yang dianggap tak mungkin diperbaiki. Ia menyebutkan pesimisme yang dilemparkan kepadanya adalah sebuah energi.

Nadiem Makarin ternyata penyuka tantangan, hal yang sulit dan rumit menjadi kegemarannya untuk menyederhanakannya. Dia terobsesi untuk memberikan dan menyediakan inovasi menuju lompatan besar, seperti yang menjadi obsesi Presiden Jokowi juga. Jokowi meyakini, Indonesia akan menjadi besar dan disegani, hanya kalau pembangunannya dengan lompatan besar, bukan lompatan biasa-biasa saja, apalagi hanya lompatan kecil.

Lebih menarik mencermati cara kerja Nadiem, karena dia menyediakan waktu 100 hari pertama sebagai Mendikbud  untuk merancang program di kementerian yang dipimpinnya. Ternyata, Nadiem bukan tipe perencana asal-asalan, apalagi pendekatan sim-salabim. Tetapi dia butuh sedikit waktu untuk mengumpulkan fakta, data dan informasi. Karenanya dia sedang berjalan mendengar, belajar, dan merancang.

Bagian inilah yang sedang ditunggu oleh masyarakat. Dan tentu saja siap ditopang dan disukseskan oleh semua stakeholders di bidang pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun