Tidak hanya itu, dengan keberhasilannya dalam mengelola usaha Gojek yang menyentuh hampir semua kebutuhan masyarakat dengan aplikasi yang diimplementasikan, tetapi Nadiem Makarim juga dinilai mampu  membentuk pemimpin masa depan ekonomi terbesar ke-16 di dunia, seperti ditegaskan oleh Brian Harding, wakil direktur di Pusat Studi Strategis dan Internasional.
Harapan dan Tantangan Nadiem Makarim
Kehadiran sosok Nadiem Makarim yang ditempatkan oleh Presiden Jokowi pada posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memang menuai kontroversi. Ada yang pro dan ada yang kontra. Ada yang sangat meragukan tetapi juga ada yang sangat percaya kemampuannya.
Keputusan politik Jokowi tentu saja sudah bulat. Tidak saja untuk memenuhi janjinya tentang sosok generasi milenial yang mengisi KIM, tetapi juga sebagai komitmen untuk membawa perubahan bagi Indonesia dengan dinamika kemajuan teknologi informasi, komunikasi dan digitalisasi.
Menarik untuk memahami alasan seorang Nadiem Makarim menerima pinangan Jokowi untuk memperkuat KIM. Nadiem mau menjadi Menteri untuk membuktikan bahwa memperbaiki sesuatu yang dianggap tidak mungkin diperbaiki, seakan menemukan sumber energi barunya ketka segala hal yang pesimis dilemparkan kepadanya.
Nadiem Makarin ternyata penyuka tantangan, hal yang sulit dan rumit menjadi kegemarannya untuk menyederhanakannya. Dia terobsesi untuk memberikan dan menyediakan inovasi menuju lompatan besar, seperti yang menjadi obsesi Presiden Jokowi juga. Jokowi meyakini, Indonesia akan menjadi besar dan disegani, hanya kalau pembangunannya dengan lompatan besar, bukan lompatan biasa-biasa saja, apalagi hanya lompatan kecil.
Lebih menarik mencermati cara kerja Nadiem, karena dia menyediakan waktu 100 hari pertama sebagai Mendikbud  untuk merancang program di kementerian yang dipimpinnya. Ternyata, Nadiem bukan tipe perencana asal-asalan, apalagi pendekatan sim-salabim. Tetapi dia butuh sedikit waktu untuk mengumpulkan fakta, data dan informasi. Karenanya dia sedang berjalan mendengar, belajar, dan merancang.
Bagian inilah yang sedang ditunggu oleh masyarakat. Dan tentu saja siap ditopang dan disukseskan oleh semua stakeholders di bidang pendidikan.