Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pengopi Tulen Tidak Pernah Akan Melakukan 1 Hal Ini!

6 Oktober 2019   16:10 Diperbarui: 6 Oktober 2019   18:08 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pun ketika sedang melakukan perjalanan yang melelahkan, dan menjadi driver sekaligus, dipastikan kopi hitam menjadi barang yang tidak boleh harus ada bersama saya hingga misi selesai dan tuntas.

Karakter tentang minum kopi telah menyatu dengan seluruh dinamika dan ritme keseharian dalam menjalani dan mengisi setiap momen dan tantangan hidup yang terus mengalir dan bergulir, serta lingkungan yang terus berubah yang menuntut daya-suai yang super tinggi. Bila tidak, maka sumber daya yang sudah dibuang, dikeluarkan untuk sebuah pekerjaan, akan menjadi sia-sia belaka.

Saya termasuk yang memahami bahwa dalam secangkir kopi ada kebahagiaan sebagai media untuk mewujudkan kebahagiaan itu. Sekaligus dalam secangkir kopi ada kisah kehidupan yang sedang ditorehkan dan di uraikan dengan jujur.

III.

Standar kopi yang saya minum adalah kopi bubuk atau tubruk, dan dalam keadaan tertentu saya bisa menggunakan kopi saset dengan sangat selektif dalam banyak hal sebagai tuntutan rasa kopi yang hendak dinikmati.

Di rumah rasa kopi yang saya minum sudah menjadi pola. Dan hanya dua orang yang bisa melakukannya saja selain saya sendiri. Yang pertama adalah istri saya dan kedua salah seorang putri saya. Kalau mereka yang membuat kopi untuk saya maka rasanya sungguh pas, dan nilai kebahagiaan itu dapat 100%.

Tetapi, inilah kisah saya tentang minum yang menjadi acuan mengingatkan pengopi agar jangan melakukan hal yang satu ini. Sebab saya sudah mengalaminya selama tiga bulan.

Ceritanya dimulai ketika karena tuntutan situasi, saya harus pindah tempat kerja dari yang lama ke tempat yang baru sama sekali. Dan kebutuhan minum setiap hari, sudah disediakan oleh kantor sehingga tidak perlu repot lagi karena setiap dibutuhkan tersedia sesuai kebutuhan.

Seperti biasa, saya membawa kopi tubruk kesenangan saya dan menyerahkan kepada petugas agar kopi ini yang saya minum setiap saya butuh. Hari-hari permulaan di bulan pertama saya merasa ada yang aneh dengan kopi yang disiapkan oleh petugas, karena rasanya sangat jauh berbeda dengan kopi yang biasa saya minum. Mungkin tidak ada 40% rasa yang seharusnya bisa dinikmati.

Sebagai orang baru, saya tidak terlalu peduli dengan berpikir saja bahwa mungkin perbedaan situasi saja. Dan tetapi saya disajikan kopi setiap saya minum. Setelah tiga minggu, berjalan ketidak nyaman kopi yang saya minum tidak tahan lagi. Dan saya tanyakan kepada istri saya, apakah kopi tubruk saya beda dengan yang dirumah. Ternyata tidak ada bedanya. Sama persis mereknya juga ukurannya.

Lalu, dimana masalahnya, mengapa rasa kopi yang dibuat oleh petugas di kantor kq rasanya tidak seperti yang dirumah? Begitulah rasa penasaran saya tidak bisa tertahankan, karena sungguh mengganggu konsentrasi kerja di kantor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun