Ketika para pemimpin organisasi mana pun tidak hanya dapat diakses, tetapi sebenarnya dapat didekati, itu menciptakan suasana yang mengatakan, "Kami ingin mendengar apa yang Anda katakan karena Anda penting." Dan ini sangat penting untuk kolaborasi yang sukses.
Bagian dari budaya di Google adalah menjaga interaksi reguler antara semua tingkatan manajemen. Filosofinya dijelaskan di situs web perusahaan dengan cara ini:
"Kami berusaha untuk menjaga budaya terbuka yang sering dikaitkan dengan startup, di mana setiap orang adalah kontributor langsung dan merasa nyaman berbagi ide dan pendapat. Kantor dan kafe dirancang untuk mendorong interaksi antara Googler di dalam dan di seluruh tim, dan untuk memicu percakapan tentang pekerjaan dan juga bermain. "
Dalam bukunya berjudul The Leaderships Experience in Asia (2017) Ricahard L Daft dan Ghee Soon Lim, di Bagian awal bukunya mengingatkan semua pemimpin bahwa keberhasilan dalam memimpin organisasi harus mengubah paradigmanya. Dari paradigma lama berubah menjadi paradigma pemimpin yang baru.
Salah satu dimensi paradigma baru adalah "Collaborator" dan bukan "Competitor". Kompetitor itu pardigma lama, karena semua lawannya adalah pesaingnya dalam memperebutkan pasar. Itu sudah tidak laku lagi, sebab yang laku dan maju adalah paradigma baru yaitu kolaborasi atau kerjasama dalam sebuah teamwork yang solid dan kuat.
Pardigma kolaborasi ini juga sangat penting diterapkan di dalam mengelola karyawan dan staf untuk selalu berada dalam kolaborasi yang tinggi. Dan untuk itu dibutuhkan cara-cara yang kreatif dan inovasi.
Yupiter Gulo, 5 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H