"Data Pusdalops BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Maluku per hari ini (29/9) mencatat 10 korban meninggal dunia dan 31 luka-luka. Sementara itu, total korban meninggal dunia dari tiga Kabupaten di Provinsi Maluku berjumlah 30 orang. Korban tertinggi di Kabupaten Maluku Tengah berjumlah 14 orang, Kota Ambon 10 dan Seram Bagian Barat (SBB) 6. Sedangkan korban luka-luka, total jumlah mencapai 156 orang dengan rincian Maluku tengah 108, Kota Ambon 31 dan SBB 17," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (29/9/2019).
Kendati Indonesia menjadi langganannya gempa selama dua puluhan tahun terakhir ini, tetapi bagaimanapun bangsa ini menghadapi ujian terhadap sensitivitas kemanusiaan yang ada.
Siapapun yang berada dalam posisi menjadi korban sungguh memilukan. Hidup terasa seperti tiada arti dan guna ketika mengalami kehancuran, korban jiwa, rumah hancur dan hidup terasa berakhir adanya.
Sesungguhnya, inilah duka yang harus direspon oleh bangsa dan negeri ini. Kalau perlu mari berhenti sejenak dari hiruk pikuk dinamika dan panasnya suhu politik dari senayan. Dan menengadah tangan bersama ke atas memohon pengampunan dan petolongan Tuhan yang maha kuasa.
Syukur-syukur masih sempat menyisihkan bantuan dukungan bagi kebutuhan para korban bencana gempa disana ketimbang terus berkonflik hanya demi kekuasaan dan kenikmatan diri sendiri. Disinilah sesungguhnya, kepekaan sesama anak bangsa republik ini diuji dan ditantang.
"Pascagempa juga menyebabkan terjadinya pengungsian warga. Mereka yang mengungsi berjumlah 244.780 orang, dengan rincian SBB 109.661 orang, Maluku Tengah 108.000 orang, dan Kota Ambon 27.119.
Sementara data kerusakan rumah masih terus dilakukan; data rumah rusak di Kota Ambon berjumlah 374 unit dengan rincian 173 rusak ringan (RR), 74 rusak sedang (RS), dan 74 rusak berat (RB). Kerusakan rumah wilayah SBB mencakup 31 RR, 163 RS, dan 106 RB," ujar Agus.
"Wali Kota Ambon menetapkan masa tanggap darurat pascagempa selama 14 hari, terhitung sejak 26 September 2019 hingga 9 Oktober 2019. Kota Ambon menjadi salah satu wilayah terdampak karena gempa M 6,5 yang terjadi pada Kamis (26/5/2019) lalu," lanjut Agus.
III.
Agenda-agenda politik di negeri ini masih terus belanjut, dan akan memuncak pada 20 Oktober 2019 saat Presiden dan Wakil Presiden terpilih akan dilantik untuk periode 2019-2024. Dan didahului dengan pelantikan para anggota legislatif untuk periode yang sama, baik DPR, MPR, dan DPD.
Menarik untuk mempertanyakan, bagaimana bangsa ini memaknai momen politik ini ditengah-tengah duka yang sedang terjadi di Papua, Ambon, Kendari, dan tempat-tempat lainnya?
Tantangan dan ujian ini perlu dilihat, dirasakan dan diimplementasikan oleh para "Calon Negarawan" yang akan bermukim di wilayah Senayan selama 5 tahun ke depan. Pun Presiden dan Wakil Presiden bersama dengan semua jajaran petingginya.
Duka Papua, duka Ambon dan juga duka Indonesia. Harus ada sebuah gerakan sederhana dan tetapi menyentuh langsung keberadaan kebersamaan anak negeri ini dalam mensikapi duka yang sedang terjadi. Dan mungkin akan terus terjadi dengan fenomena lainnya.
Para anggota legislatif yang beruntung untuk lima tahun kedepan menjadi pahlawan bagi negeri ini dalam memajukan kehidupan masyarakat dalam segala hal. Harusnya saat-saat ini ditantang dan diuji untuk memberikan sikap yang menjadi kunci keberhasilan bangsa ini lima tahun ke depan.