Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika Perppu UU KPK Menjadi Buah "Simalakama"

29 September 2019   06:49 Diperbarui: 29 September 2019   07:03 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti diketahui publik bahwa revisi UU KPK itu dilakukan oleh DPR dengan memanfaatkan hak inisiatip mereka sehingga bisa saja merevisi UU KPK itu seperti yang sudah terjadi. Presiden menerbitkan Perppu berarti Presiden tidak menghormati DPR.

Hal ini sudah terungkap dengan penjelasan keras dari asalah satu anggota DPR dari sebuah Parpol besar pengusung Jokowi menjadi Presiden untuk kedua kalinya. Kendati politisi lainnya dalam Parpol yang sama telah menjelaskan akan memasang badan untuk membela Jokowi terkait dengan UU KPK ini.

sumber: tempo.co
sumber: tempo.co

Pada bagian ini, situasi menjadi pelik dengan sejumlah pertanyaan publik, apakah benar Presiden sedang berada dalam tekanan, terkendali atau terjebak oleh Parpol tertentu terkait dengan UU KPK itu?

Benar-benar menjadi buah simalakama. Menerbitkan Perppu akan memenangkan keinginan pendemo tetapi akan menolak keinginan parpol dan DPR di senayan yang akan berakibat selama 5 tahun kepemimpinan Presiden dalam banyak hal. Kalau tidak menerbitkan Perppu UU KPK maka Presiden akan aman bersama DPR 5 tahun kedepan, tetapi sangat mungkin demo tidak akan berakhir dan mungkin akan lebih besar lagi demonya.

Semoga Presiden Jokowi mampu mengambil sikap dan keputusan yang bijak bagi 267 juta rakyat Indonesia ini.

YupG. 29 September 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun