Pernyataan Menko Polhukam bahwa nama-nama penumpang gelap tersebut sudah dikantongi berdasarkan laporan-laporan badan inteligen negara, menjadi pertanyaan besar publik karena Kapolri sendiri memberikan pernyataan yang agak berbeda, yaitu keterlibatan internasional dalam isu Papua itu.
Apakah betul Wiranto sudah tahu persis dalang kerusuhan yang di picu oleh sikap rasis aparat terhadap mahasiswa Papua di Surabaya itu? Artinya, kalau sudah ada, seharusnya segera diamankan agar opini publik tidak menjadi liar.
Apakah langkah politik makan siang Jokowi dengan warga Papua di istana Merdeka itu ampuh dan efektif?
Masih harus dilihat hari-hari kedepan ini. Sebab, walaupun acara makan siang itu karena tertutup dari wartawan, tetapi pernyataan dari warga papua menegaskan sikap Jokowi tentang Papua kedepan.
Adalah Otniel Matias Kayani memberikan informasi tukar pikiran dengan Jokowi selama makan siang bersama itu, baik harapan tentang Papua, himbauan dan rencana kedepannya.
Pertanyaan yang sedikit mengganggu adalah apakah ke 7 orang yang diundang makan siang oleh Jokowi itu mewakili warga Papua? Sebab, seperti diberitakan oleh cnnindonedia.com, ada juga sejumlah tokoh yang ingin bertemu langsung dengan Presiden tetapi belum mendapatkan respon.
Ketua Adat Lapago Paus Kogoya bersama lima orang lainnya dari Papua mengaku ingin bertemu Jokowi. Namun, Paus mengaku belum bisa bertemu dengan Jokowi. "Saya berharap bahwa bapak Jokowi punya hati baik. Sebagai pimpinan republik ini dan hati merakyat, saya yakin bapak terima kami untuk mendamaikan Papua," katanya.
Harus diakui bahwa terkait dengan isu Papua yang dimulai dengan kericuhan gara-gara ungkapan rasis, telah membangkitkan begitu banyak kepentingan yang ada disana. Yang juga selama ini sedang tiarap dan diam saja. Dan ketika ada pemicu maka semuanya menjadi muncul dan bangkit.