Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

3 Alasan Mengapa Orang Kristen Tersinggung dengan Pelecehan Salib

25 Agustus 2019   13:34 Diperbarui: 25 Agustus 2019   13:51 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/search?q=uas&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj6gd6btp3kAhWl73MBHW2MAEsQ_AUIEygD&biw=1366&bih=576#imgrc=n3OS3GIqlpX4EM:

Dengan tiga alasan diatas, maka bisa dimengerti mengapa orang Kristen begitu marah dan tersinggung ketika salib itu menjadi memiliki makna yang lain bahkan keluar sama sekali dari apa yang diyakini selama ini. Dan ketersinggungan itu, wajar saja diungkapkan kepada orang yang melakukan pelecehan itu. Sebagai konfirmasi bahwa itu tidak benar, itu keliru dan salah sama sekali dari iman percaya yang turun temurun terus diwariskan.

Oleh karena itu, maka orang Krsiten memberikan makna sangat mendalam terhadap salib sebagai simbol dasar-dasar kehidupan untuk dikelola dari hari ke sehari. Paling ada 3 makna salib kristus yang menjadi semangat hidup yang berkemenangan, yaitu :

  1. Salib itu sebagai jiwa dari kesetiaan
  2. Salib itu sebagai refleksi darah yang tercurah
  3. Salib itu mengenai pengorban bagi keselamatan hidup.

Tidak terlalu sulit memahami ketiga makna salib itu, sebagai cerminan dari apa yang dialami oleh Yesus Kristus diatas kayu salib. Dan sekaligu sebagai satu-satu jalan untuk penyelamatan yang ditugaskan oleh Sang Bapak kepada Sang Anak.

Disana ada kesetiaan yang sangat luar biasa dari Sang Anak, yaitu Yesus untuk melewati jalan penderitaan yang tiada terkira, bahkan tidak ada manusia satupun yang mampu melaluinya. Harus disiksa dahulu dengan berbagai pukulan, cambukan, tusukan, beban salib, tubuh yang berdarah dan hancur dan dipaku di atas kayu salib di bukit kematian Golgota.

Pesan kunci adalah hanya mereka yang memiliki kesetiaan kepada Bapak yang mampu melalui dan melewati penderitaan itu. Dan bahkan ujungnya adalah kematian yang paling mengerikan. Itu adalah contoh kesetiaan yang harus dipedomani oleh manusia dalam menjalani kehidupan ini. Yesus Sang Anak itu memberikan contoh konkrit dan bukan hanya omongan saja.

Darah yang tercurah dan mengalir dari atas kayu salib menjadi simbol yang sangat mendasar bagaimana Sang Anak mencuci segala dosa, pelanggaran, kebejatan manusia sedemikian rupa sehingga tidak memiliki tempat lagi di Surga. Tetapi dengan darah yang tercurah dari tubuh Yesus itu, semua dosa dan pelanggaran bersih putih bagaikan salju yang bening.

Manusia menjadi memiliki relasi kembali dengan Sang Bapak, karena darah anak yang sudah mencuci segala pelanggaran terhadap titah Sang Bapak.

Demikian pula dengan tubuhnya yang hancur berkeping-keping menjadi simbol penebusan hidup manusia yang selama ini berada, tenggelam dan berkubang dalam dosa kehidupan yang berisi kehidupan maut, maka dengan tubuh Sang Anak yang dikorbankan, menyelamatkan manusia, dan mengangkatnya dari neraka maut kehidupan.

Inilah keselamatan yang sempurna yang sudah sudah lakukan oleh Tuhan sendiri melalui Sang Anak untuk manusia. Bagi yang percaya maka akan diselamatkan ketika melakukan semua hal yang dititahkan dalam keseharian hidup.

Pelecehan yang sudah dilakukan oleh seorang UAS adalah sebuah fakta, dan sangat bisa dimengerti secara manusiawi. Tetapi jiwa dan inti sari penyelamatan yang sudah dilakukan oleh Sang Anak tidak akan terganggu apalagi berkurang sesentipun hanya dengan pelecehan oleh orang yang memang tidak memahami dan mengimani makna salib itu.

Jadi, sesungguhnya, pelecehan yang dilakukan oleh UAS dan UAS yang lain, hanya menjadi bagian kecil sekali dalam rangkaian jalan salib, beban penderitaan hidup yang harus dihadapi oleh orang Kristen itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun