Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Kata "Maaf" Menjadi Barang Sangat Mahal

22 Agustus 2019   17:00 Diperbarui: 24 Agustus 2019   08:54 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bible.com/id/bible/306/PRO.16.18.TB

Ulama kontroversial asal India, Zakir Naik, akhirnya meminta maaf atas ucapannya yang dianggap memicu polemik di Malaysia. Selain itu, Zakir juga melayangkan somasi kepada sejumlah pihak yang dia nilai telah membuat ucapannya keluar konteks.

Sebagaimana diketahui, tekanan agar Zakir pergi dari Malaysia itu bermula dari komentarnya soal warga China di Malaysia. Dilansir media lokal Malaysia, Malaysiakini dan The Star, Kamis (15/8/2019), komentar Zakir Naik yang memicu kontroversi itu disampaikan saat dia berbicara dalam acara dialog keagamaan 'Executive Talk bersama Dr Zakir Naik' di Kota Baru, Kelantan pada 8 Agustus lalu.

Walaupun Zakir terus melakukan pembelaan diri atas semua ungkapannya dengan berbagai argumentasi yang ditawarkannya tetapi nampaknya keselarasan dan keharmonisan kelompok-kelompok majemuk yang ada di Malaysia sudah terganggu. Sehingga bersepakat untuk meminta Zakir Naik angkat kaki dari negara itu.

Zaki sudah menyampaikan maafnya, dengan harapan terobati, tetapi permohonan maaf yang disampaikan belum mampu membuat warga negara itu menerima kehadiran Zakir.

Dengan ketiga kejadian dan fakta diatas hendak menjelaskan bahwa kata maaf itu menjadi obat bagi hati yang tertindas secara psikologis bahkan secara spiritual. Sehingga saat diungkapkan dengan penuh ketulusan maka perasaan tersakiti itu akan sembuh dengan ampuh.

Tetapi mengapa ada orang-orang yang nampak begitu sulit untuk mengungkapkan maaf kepada orang sesama dan orang lain?

Sesungguhnya, semua orang memahami bahwa orang yang tidak mudah memaafkan itu adalah mereka yang tidak humble, tidak memiliki rasa rendah hati. Sebaliknya, hati dan pikiran mereka dipenuhi oleh kesombongan, arogansi dan semua yang menjurus pada tinggi hati.

Makna kesombongan itu menjelaskan bahwa seseorang yang merasa PALING hebat, pintar, tahu dan semua yang serba hebat, sementara menurut dia orang lain tidak hebat, tidak tahu, dan bahkan menganggap orang lain itu bodoh.

Dengan demikian, orang sombong telah tertutup hatinya oleh kepintaran sendiri, Dan tidak ada lagi ruang lagi dalam hati dan pikirannya untuk mendengar orang lain. Dia hanya meminta untuk didengar, dimengerti, dipahami dan merasa orang lain tidak.

Ini sangat membahayakan kalau dimiliki oleh seseorang yang berada dalam posisi sebagai pemimpin, pimpinan tertinggi lagi. Akan ada kehancuran terjadi dikemudian hari. Sebab, sungguh betul kata-kata bijaksana yang mengatakan :

"Kesombongan mendahului kebinasaan, dan tinggi hati mendahului kejatuhan" - Amsal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun