Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Prabowo "Tersandera", Isu Rekonsiliasi Tidak Penting

7 Juli 2019   23:20 Diperbarui: 8 Juli 2019   00:00 2624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu saja hanya beliau yang tahu semua jawaban itu.

Namun, dari sekian pemberitaan di media oleh sejumlah simpul nampak memberikan sebuah penjelasan bahwa sesungguhnya Prabowo sangat mungkin sedang "tersandera" sehingga selalu kehilangan dan kecolongan momen-momen sangat penting.

Hal-hal yang sangat kuat menyandera Prabowo adalah, Pertama, adanya tuntutan dari para pendukungnya selama ini yang sedang berhadapan dengan urusan hukum karena mereka ditahan oleh pihak keamanan. Seperti yang dijelaskan oleh Andre Rosiade, Rabu 3 Juli 2019, sebagai Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra menjelaskan bahwa pertemuan Prabowo dengan Jokowi akan direncanakan pada bulan Juli 2019, dengan agenda khusus yaitu:

"Pak Prabowo juga akan bicara ada ratusan pendukung kami yang masih bermasalah. Ada yang ditahan, ada yang masih bolak-balik dipanggil polisi, lalu ulama-ulama juga ada yang bermasalah," kata Andre. "Pak Prabowo didatangi oleh istri yang suaminya ditahan, suami yang istrinya ditahan, anak yang bapaknya ditahan, mereka datang memohon ke Pak Prabowo untuk melepaskan keluarga, suami, orang tuanya yang ditahan. Ini PR Pak Prabowo, ini tanggung jawab yang akan dilakukan Pak Prabowo," tegas dia.

Kedua, Juru bicara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyinggungnya kembali melalui akun twitternya. Bagi dia, salah satu bagian dari rekonsiliasi politik Pasca Pilpres 2019 adalah pemulangan Ketua FPI, Habib Rizieq ke Indonesia.

Walaupun ini adalah pandangan pribadi seorang Dahnil, namun bisa saja menjadi refleksi dari apa yang sedang dipergumulkan oleh semua tokoh terkait. Sebagai wacana politik tentu memiliki kalkulasi tersendiri arah dari dinamika yang hendak dibangun.

Menjadi pertanyaan menarik adalah mungkinkah Prabowo tersandera dengan keberadaan HR yang menuntut untuk dijamin kepulangannya ke Indonesia oleh Prabowo? Mencermati bagaimana dinamika politik selama proses Pilpres 2019, rasanya sulit untuk mengatakan tidak ada pengaruhnya.

Sangat mungkin, bila ada kesempatan jumpa dengan Jokowi akan menjadi bisikan yang bisa disampaikan. Dengan penegasan dari Moeldoko tentang isu rekonsiliasi tidak penting, masihkah Prabowo menjadi terbeban untuk wacana pemulangan HR?

Ketiga, kericuhan yang sempat terjadi di antara pendukung Prabowo tentang "urusan" mengucapkan selamat kepada Jokowi, dan juga pemberitaan sejumlah kelompok pendukung yang masih belum menerima kenyataan atas kekalahan Prabowo dalam Pilpres, menjadi beban tersendiri yang sesungguhnya Prabowo menjadi "tersandera".

Keempat, pada hari Jumat 5 Juli 2019, lagi-lagi Andre Rosiade, sebagai Wakil Sekjen Partai Gerindra menuturkan bahwa tak menutup kemungkinan partainya akan kembali mendorong Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang, seperti diberitakan oleh kompas.com.

Ini menjadi isu yang relatif baru, tentang agenda Gerinda pada Pilpres 2024. Walaupun seperti mau bermimpi-mimpi saja, tetapi sepertinya isu baru ini menjadi "sandera" baru buat Prabowo. Sehingga, itu akan lebih menarik dan seksi mulai memikirkan menjadi Capres 2024 ketimbang memikirkan rekonsiliasi atau pun bertemu dengan Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun