Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kau yang Memulai, Masak Kami yang Mengakhiri

5 Juli 2019   08:15 Diperbarui: 5 Juli 2019   19:05 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.kompasiana.com/kompasiana

Pagi ini kita disapa oleh orang yang paling penting, paling dibutuhkan, paling menjadi misterius dan paling berkuasa di republik Kompasiana. Sabdanya selalu di nanti oleh para warga untuk menunggu kabar baik dan juga kabar buruk untuk warga yang nyaris 24 jam non stop. 

Inilah dia Bung Kevinalegion, yang menyapa semua warga negara Kompasiana dengan bertanya "K-Rewards Distop, Masihkah Kalian Menulis di Kompasiana?".

Lho, saya koq jadi bertanya juga nih kepada pak ketua, koq pertanyaan ini tiba-tiba saja meluncur tanpa ada angin atau hujan. Pada hal, semua warga begitu gembira luar biasa sejak kemarin. 

Bukan saja karena Jokowi dan Ma'aruf baru ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Negeri ini, tetapi juga karena "kinerja" warga kompasiana bulan Juni baru saja diumumkan dengan kemajuan yang luar biasa, bahkan ada warga yang bisa mendapatkan hingga 4.8 juta rupiah dari 102 warga pilihan.

Bukankah pak Ketua yang memulai untuk memberikan rewards atau nama kerennya K-Rewards bagi warga yang setia kepada negara kompasiana? Kalau pak Ketua yang memulai, lalu siapa dong yang mengakhiri? Masak kita yang mengakhiri padahal kita tidak pernah memulainya lho?! Maaf kalau saya keliru, karena baru setahun saya aktif menjadi warga setia kompasiana.

Begitulah mari kita bernyanyi, "kau yang memulai kaulah yang mengakhiri" hehehe...

Warga menjadi ribuk jadinya, dan semua saling berbisik-bisik. Ada apa gerangan dibalik pertanyaan pak Ketua Kompasiana ini. Adakah udang dibalik batu? Pastilah ada, karena udang itu kan sukanya sembunyi dibalik batu..wkwk..

Nah, coba lihat.. semua warga mulai curhat jadinya. Semua bercerita bagiamana mereka bisa menjadi warga setia kompasiana ini.

Ayo mari kita lihat suara para wanita-wanita yang menjadi warga kompasiana, antara lain Mbak Riza yang semalam pertama merespons menulis :

Saya tidak pernah dibayar sekalipun selama nulis disini. Kecuali dengan ilmu yg sy pelajari dari penulis2 lain.
Tapi sy senang melihat teman2 penulis kegirangan mendapatkan rewards.
Dilain pihak saya ngerti, uang selalu menimbulkan masalah. Terlalu sedikit, kurang cepat ditransfer, sponsor ribet dll
Mungkin baiknya tawarkan hadiah HANYA saat betul ada uang ditangan yg bisa dibagi2kan.

Lalu Mbak Wijatnika menulis

Kalau K-Rewards distop maka iklan yang terlampau banyak dan mengganggu kenyamanan membaca harus lenyap dong eaaaaa. Biar fair gitu hehehe

Mbak Cumcum Suminar memberi pandangan

Ini yang menjawab seharusnya yang biasa mendapat k reward banyak . Saya pribadi ikut yang jawaban klise, tetap menulis meskipun tidak ada k reward.

Kalau para bapak biasanya langsung to the point isi hatinya antara lain :

Joko Martono  5 Juli 2019   04:04 3 jam lalu

menurutku, tulisan-tulisan "berkualitas" (artikel PILIHAN EDITOR dan ARTIKEL UTAMA) yang layak mendapatkan rewards.
Dmikian sekadar usulan...
salam dan semangat menulis bagi kompasianer
JM Jogja

Pak Johanis Malingkas  4 Juli 2019   21:14 10 jam lalu, seperti pasrah  dan menulis dengan jujur hehe..

aku pun akan tetap menulis walaupun tanpa K-Reward dan memang hingga kini aku pun belum sempat nikmati K-Reward itu bung Kevinalegion
salam kompasiana

Pak Abanggeutanyo tidak mau ketinggalan unjuk saran

Abanggeutanyo  5 Juli 2019   00:14 7 jam lalu

Kalau saya "masih seperti yang dulu saja mas Kevin...hehehee

ROPINGI  4 Juli 2019   21:22 10 jam lalu

Iklan wajib hilang jk tdk ada rewoddddd

Waduhh...usulan semakin siang semakin banyak. Semoga pak Ketua tidak menjadi bingung. Tetapi semuanya koq jelas ya. Tinggal pak Kevin, Sang Presiden Kompasiana memutuskan. Bukankah selama ini, kebijakan sudah luar biasa bertumbuh dan berkembang seperti pertumbuhan jumlah anggota yang sekarang, berapa ya jumlahnya? Atau jumlah artikel yang setiap hari masuk, yang katanya 2 tahun lalu sekitar 300 artikel tiap hari. 

Kalau saya sendiri sejak mengikuti dan aktif sejak setahun yang lalu, tidak pernah terbayangkan bahwa ada rewards, ada competisi dan lainnya. Kecuali hanya menyalurkan passion menulis saya dan mendukung profesi saya sebagai dosen, penulis, coach dan praktisi. Saya memilih Kompasiana karena aturannya relatif sangat ketat, karena bebas dari plagiatrisme. Ini menuntut originalitas ide dan framing sebuah artikel yang khas.

Yang perlu segera di cermati, maksudnya di teliti dan diuji dengan data yang saya yakin sangat banyak di admin, apakah dengan pemberian reward selama ini mempunyai pengaruh yang berarti atau tidak dengan target kompasiana sendiri. 

Misalnya, jumlah anggota semakin banyak, artikel yang ditulis semakin berkualitas, dan lainnya. Kalau memang ada pengaruh, maka usulan keputusan yang harus diambil pak ketua adalah "teruskan memberikan rewards, dan kalau perlu naikkan lagi menjadi lebih besar hehe...mimpi kale ye".

Tetapi kalau tidak ada pengaruhnya, ya sudah stop saja untuk melihat passion seseorang dalam menulis apakah murni atau tidak murni demi sepotong rewards yang katanya hmm...gimana ya?! Kalau hanya 30k kan hehe...

Betul juga usul beberapa warga kompasiana, kalau Kompasiana juga mendapatkan uang dari iklan yang semakin hari semakin sesak saja lihatnya, dan mulai tidak nyaman membaca artikelnya, karena kayak media iklan saja...ya, rasanya koq sangat sungguh sungguh tidak adil bila warga tidak menerima bagian dari iklan itu. Fair kan Bung Kevin hehe...

Nah, Bung Kevin yang memulai, maka jangan kami yang mengakhiri, tapi Kevinlah yang mengakhirinya juga.. fair kan hehe..

Salam Kompasianer !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun