Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Beratnya Janji Jokowi-Ma'aruf Amin

28 Juni 2019   10:25 Diperbarui: 1 Juli 2019   06:53 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi-Ma'ruf Sampaikan Pidato MK | kompas.com

"Saya dan Kiai Ma'ruf Amin berjanji, akan menjadi Presiden dan Wakil Presiden untuk seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali" - Jokowi, Base Ops Halim, 27 juni 2019

Itulah janji yang diungkapkan oleh Joko Widodo sebagai Capres petahana yang memenangkan kompetisi dalam Pilpres 2019 dan mengalahkan Prabowo Subianto sebagai penantang satu-satunya dalam kontestasi yang berlangsung seru selama 10 bulan, dan harus diakhiri di dalam ruang sidang Mahkamah Konstitusi RI, Kamis 27 Juni 2019, 21.16.

Janji Jokowi ini disampaikan setelah mendengar putusan MK yang diumumkan mada malam hari Kamis 27 Juni 2019 dan sesaat sebelum dia menaiki pesawat menuju Osaka -- Jepang dalam rangka KTT G20. Jokowi di damping oleh Cawapres Maaruf Amin bertempat di halaman Base Ops Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma.

Janji yang sangat singkat, sederhana, padat, sangat jelas. Namun sesungguhnya janji itu tidaklah mudah untuk melakukannya secara konkrit di tengah-tengah masyarakat Indonesia dengan 265 jutaan yang saat ini seakan terbelah menjadi dua kubu dalam proses politik Pilpres 2019.

Janji Jokowi dan Maaruf ini tentu tidak mudah dan sangat berat adanya. Sebab langkah awal yang harus segera dikerjakan untuk memenuhi janji itu adalah "rekonsiliasi nasional" bagi kedua kubu masyarakat, antara sekitar 85 juta versus 68 juta yang selama ini berada saling berhadap-hadapan. Rekonsiliasi harus diterjemahkan secara benar, agar tidak menjadi kontra produktif bagi bangsa dan negara ini.

Janji Jokowi dan Ma'aruf untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden bagi seluruh rakyat Indonesia tentu tidak mudah dalam pemahaman yang ril dan konkrit. Sebab kalau rekonsiliasi itu hanya artifisial saja, maka kemajuan yang akan di raih tidak akan optimal. Karena sumberdaya yang di punyai oleh bangsa ini, tidak akan mencapai sinergi yang baik.

foto: idntimes.com
foto: idntimes.com
Melalui berbagai agenda pembangunan yang sudah dirancang oleh Jokowi dan M Amin, bisa menjadi instrumen dalam melakukan rekonsiliasi bagi seluruh rakyat.

Dalam masa-masa kampanye, khususnya ketika seri acara debat Capres2019, paling tidak ada 6 janji besar dari Jokowi dan Maaruf kalau mereka terpilih, yang dicatat oleh tribun.com dan kompas.com, yaitu :

  1. Indonesia Timur Terkoneksi. Jokowi berjanji bahwa Indonesia dalam waktu dekat akan menjadi negara dengan konektivitas data terbaik.
  2. Digitalisasi Dorong Usaha. Jokowi berjanji memicu kemajuan digital, terutama dalam membangun bisnis startup dan skala kecil. Salah satu yang hendak dibangunnya adalah perekonomian petani.
  3. Bahan Bakar Biodiesel. Jokowi menyatakan, dalam masa pemerintahannya Indonesia telah memicu pengembangan biodiesel berbasis kelapa sawit.
  4. Lahan untuk Masyarakat. Jokowi menyatakan, dalam dua tahun terakhir, pihaknya telah membagikan konsesi pada masyarakat.
  5. Infrastruktur Maritim. Jokowi kembali membawa wacana ekonomi maritim dalam debat.  dikembangkan
  6.  Hadirnya 1.000 Unicorn. Jokowi bermimpi ke depannya bakal ada 1.000 unicorn baru di Indonesia. Karenanya, dia berjanji mendukung ekonomi untuk pengembangan startup dan usaha kecil.

Nampaknya, ke enam janji politik Jokowi dan Ma'aruf inilah yang sesungguhnya jauh lebih utama dan penting bagi masa depan bangsa ini untuk bisa berkompetisi dengan negara-nagara lain di dunia, khususnya di kawasan Asia, Asia Pasifik.

Sangat diyakini bahwa tanpa dukungan dari semua masyarakat Indonesia mimpi Jokowi sebagai Presiden RI 2019-2024 hanya sekedar mimpi saja.

Kita masih ingat ketika dia menjadi Presiden periode pertama, 2014-2019, ada banyak janji yang ditawarkan kepada masyarakat, dan setelah lima tahun bisa dilihat, dirasakan oleh seluruh anak bangsa apakah berhasil atau tidak.

Berdasarkan hasil-hasil pemantauan yang ada paling tidak ada 7 janji Presiden Jokowi bersama Kalla saat menjadi Presiden, liputan6.com mencatatnya  ketujuh janji itu dan hasil capaiannya, antara lain:

  1. Janji Akses Transportasi. Pengembangan sistem transportasi umum massal terintegrasi yang berimbang baik di lautan, udara maupun darat. Melihat kerja Jokowi, yang pertama perlu dilihat adalah infrastruktur yang menjadi andalan pemerintah. Untuk janji ini, pemerintah berhasil memberi hasil riil.
  2. Janji Penguasaan Sumber Daya Alam. Penguasaan SDA itu berdasarkan prinsip keberpihakan, efisiensi, dan efektivitas. Masyarakat lokal pun harus mendapat nilai tambah. Nampak bahwa penguasaan sumber daya alam menjadi hallmark dari era Jokowi.
  3. Janji Kurangi Subsidi BBM. Akan mengurangi subsidi BBM sebesar 60 triliun dan juga menurunkan harga energi sebesar 20 persen. Berdasarkan Laporan 4 Tahun Jokowi, anggaran subsidi sudah berkurang lebih dari 60 triliun. Tak hanya BBM, subsidi listrik juga berhasil turun.
  4. Janji Kurangi Utang. Pengurangan utang negara secara bertahap sehingga rasio utang terhadap PDB mengecil. Walau rasio utang Indonesia tergolong rendah di ASEAN, utang di era Jokowi tercatat naik hingga 30 persen dari PDB.
  5. Janji Elektrifikasi 100 Persen. Meningkatkan rasio elektrifikasi sampai 100%.. Per akhir tahun 2018, elektifikasi masih mencapai 98 persen. Rencananya, tahun ini Kementerian ESDM targetkan rasio elektifikasi hingga 99,9 persen.
  6. Janji Negara Investasi Terkemuka di Asia. Meningkatkan indikator peringkat Ease of Doing Business (peringkat iklim investasi Indonesia) menjadi terkemuka di tingkat Asia. Faktanya, kemudahan bisnis di Indonesia tergolong rendah di tingkat Asia. Berdasarkan laporan Bank Dunia, Ease of Doing Business di Indonesia ada di peringkat 73.
  7. Janji Infrastrutur Ketahanan Pangan. Pembangunan irigasi, bendungan .. Rehabilitasi irigasi yang rusak terhadap 3 juta ha pertanian dan 25 bendungan hingga tahun 2019. Infrastruktur pendukung ketahanan pangan dalam hal bendungan berhasil dicapai pemerintahan Jokowi. Target 25 bendungan sudah tercapai, dan telah naik menjadi 65 bendungan hingga akhir 2019.

Begitulah janji yang sederhana dari Joko Widodo sebagai reaksi awalnya ketika MK membacakan keputusan sengketa PHPU, yang oleh Jokowi disampaikan dengan acara yang sangat sederhana tanpa ada kesan kemewhan, kemerihan atau sambutan yang berlebihan. Ini cerminan dari gaya seorang Jokowi yang sangat humble dalam memimpin republik yang sangat luas ini. 

Dipastikan gaya humble seorang Joko Widodo akan semakin mengkristal dan mewarnai jalannya pembangunan bangsa ini lima tahun kedepan, karena disampingnya ada seorang KH Wa'aruf Amin, seorang tokoh ulama Indonesia yang juga jauh lebih humble dengan pengendalian diri yang sangat tinggi.

Semoga lima tahun kedepan, janji sederhana, singkat dan kaya makna itu, menjadi Presiden dan Wakil Presiden bagi seluruh rakyat Indonesia bisa diwujudnyatakan dengan baik.

YupG. 28 Juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun