Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Penanganan Kerusuhan 22 Mei 2019, Terkesan Kecolongan dan Terlambat

23 Mei 2019   08:23 Diperbarui: 23 Mei 2019   08:42 4967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Kalau terprovokasi saya mohon jangan membalas, memang berat, bahkan kalau saudara dipukul jangan balas, memang berat, seorang ksatria harus memikul beban yang berat."

"Jalan yang sulit itulah jalan pendekar. Pendekar tidak boleh gentar menghadapi cobaan yang berat bilamana saudara disakiti jangan membalas, selalu memberi kedamaian, selalu memberikan langkah-langkah baik dan positif itu permintaan saya," katanya.

Nampaknya, himbauan Prabowo ini sangat terlambat untuk meredam dan mengerem aksi demo massa pendukungnya, yang nampaknya sudah ditunggangi dan di susupi oleh kelompok atau massa yang lain mau melakukan kekacauan.

Mengapa terlambat, karena disampaikan setelah massa pendukung sudah berada dilapangan dan sudah berhadap-hadapan dengan pihak petugas keamanan.

Akan sangat berbeda apabila himbauan yang disampaikan lebih tegas lagi, yaitu "karena Prabowo-Sandi akan menempuh jalur hukum untuk menggugat kecurangan hasil KPU, maka semua massa pendemo yang setia sebagai pengikutnya tidak perlu turun ke jalan, atau segera kembali kerumah".

Bila himbauannya seperti itu, maka yang tertinggal di lapangan melakukan aksi terus menerus dipastikan bukan dari kubu Prabowo. Dan dengan begitu, pihak keamanan akan jauh lebih mudah untuk melakukan penanganan.

 Polisi Profesional dan Terkendali

Walaupun terkesan terjadi kecolongan dikalangan petugas keamanan, terutama antisipasi gerakan aksi yang dilakukan oleh sejumlah oknum yang diyakini bukan dari kelompok yang disebut "people power", tetapi apa yang dipertontonkan oleh polisi dalam menangani aksi demo massa sungguh sangat menggembirakan karena nampak profesionalisme.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/22/23295011/sempat-ricuh-di-slipi-tol-dalam-kota-beroperasi-normal
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/22/23295011/sempat-ricuh-di-slipi-tol-dalam-kota-beroperasi-normal
Penangkapan ratusan oknum sejak hari Selasa hingga semalam, serta pengungkapan tentang rencana-rencana jahat para oknum ini untuk menciptakan kekacauan patut di apresiasi setinggi tingginya. 

Termasuk temuan sementara bahwa aksi yang mengerakkan kerusuhan itu merupakan by design atau settingan dengan sejumlah alat-alat bukti. Masyarakat tentu saja sangat berharap segera di follow-up agar aktor intelektual dibalik rencana ini segera di proses secara hukum. Indonesia tidak bisa lagi main-main dengan para terorisme ini. Dan apa yang dipesankan oleh Jokowi harus disupport bahwa tidak ada ruang bagi siapa saja yang menciptakan kerusuhan di negeri ini.

http://www.tribunnews.com/nasional/2019/05/22/pesan-jokowi-masyarakat-jangan-khawatir-hingga-tak-tolerir-siapapun-ganggu-keamanan
http://www.tribunnews.com/nasional/2019/05/22/pesan-jokowi-masyarakat-jangan-khawatir-hingga-tak-tolerir-siapapun-ganggu-keamanan
Memang sangat menegangkan ketika para polisi hanya dibekali dengan tameng dan pentungan, dan peluru karet menjadi sangat riskan apabila pihak massa yang demo melakukan perbuatan yang merusak, membakar, menggunakan Molotov dan lemparan batu-batu dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun