Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ketika Kubu Prabowo Terdesak, Putus Asa dan Naif

15 Mei 2019   16:54 Diperbarui: 16 Mei 2019   10:22 2408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagian ini memang agak mengundang ketawa, karena BPN mengajukan hasil perhitungan baru sebesar 54% bagi kemenangan Prabowo, jadi turun dibandingkan angka awal sebesar 62%. Publik pun terus bertanya-tanya dari mana angka-angka itu dan bagaimana caranya.

Sikap putus ada dari kubu Prabowo ini semakin sempurna ketika Koalisi Adil Makmur yang dibangun semakin rapuh dan terancam bubar ketika Demokrat mulai cari selamat sendiri. Belum lagi jumlah kursi di Legislatif DPR RI yang semakin menipis. Sangat berat bagi Prabowo untuk menggapai mimpi mimpi besar yang selama 5 tahun terakhir dibangun.

Menjadi Kekanak-kanakan

Pernyataan-pernyataan sikap yang disampaikan oleh tim BPN dan Prabowo -  Sandi sampai pada kesimpulan bahwa mereka semua seperti anak-anak. Terlepas dari bahwa itu sebuah strategi lain untuk terus memberikan perlawanan.

Sejak awal, di banyak pemberitaan Prabowo selalu mengulang kalau dia tidak akan menerima dan mengakui hasil Pilpres 2019, karena menurutnya sejak saat kampanye penuh dengan kecurangan. Dan inilah yang diungkapkan dalam acara akbar Selasa 14 Mei 2019 dengan tema "Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019".

Tanpa mengabaikan semua kecurangan yang terjadi yang dilakukan oleh siapapun, tetapi sikap Prabowo untuk tidak mau menerima hasil pemilu tetapi juga tidak mau memproses secara hukum melalui jalur yang sudah disiapkan, ini seperti kenak-kanakan.

Undang-undang nomor 7 tentang Pemilu nampaknya semua sudah diatur mekanisme proses untuk berbagai kecurangan yang terjadi. Harusnya Tim BPN Prabowo memanfaatkan jalur itu untuk memproses. Syukur-syukur bisa terbukti sehingga tuntutan mereka bisa dipenuhi oleh MK.

Tetapi, berdalih seakan-akan semuanya sudah diatur dipolitisir orang-orang yang berada dalam jalur yudiktif penyelesaian sengketa pemilu, ini juga tidak bijaksana dan kekanak-kanakan. Bahkan seakan-akan menjadi "ngambek" dan tidak mau meneruskan lagi.

Sikap kekanak-kanakan kubu Prabowo sungguh mencederai dan merendahkan dirinya sebagai seorang Calon Presiden RI yang berlaga dengan Jokowi. Harusnya marwah sebagai CaPres harus dijaga dengan baik. Karena ini menjadi indikasi kuat tentang kekuatiran publik, kalau nanti betul-betul menjadi presiden. Jadi apa kepemimpinan beliau. Yang urusan kecurangan saja tidak bisa di sikapi dengan bijaksana.

Kecurangan Harus Dilawan

Berbicara tentang kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilu, Pileg, Pilpres, Pilkada bahkan pemilihan Ketua RT sekalipun memang sudah jamak di negeri ini. Setiap peristiwa ini selalu diwarnai oleh berbagai kecurangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun