Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ketika Kubu Prabowo Terdesak, Putus Asa dan Naif

15 Mei 2019   16:54 Diperbarui: 16 Mei 2019   10:22 2408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tinggal satu minggu lagi menuju hari H pengumuman hasil Pemilu, dan itu artinya kesempatan bagi Kubu Capres 02 tinggal sejengkal untuk memperjuangkan agar menjadi pemenang dalam kontestasi Pilpres ini.  Oleh karenanya maka segala upaya, berbagai cara, bermacam strategi akan dilakukan demi target mewujudkan mimpi menjadi RI-1 2019-2024. Hal ini sesuatu yang wajar saja dialami oleh siapapun kalau sedang terdesak dan mendesak.

Keadaan terdesak ini tidak bisa dihilangkan dalam lingkungan BPN Prabowo-Sandi, dan utamanya parpol-parpol yang menggantungkan antara mati hidupnya demi kemenangan bagi Capres 02. Kepentingannya bukan hanya sekedar memenangkan Prabowo saja, tetapi kepentingan Parpol pendukung 5 tahun yang akan datang. Perkiraan jumlah konstituen sebesar sekitar 45%, sesungguhnya bukan jumlah yang sedikit sebagai bukti bahwa didukung dengan setia. Sebutkan saja angka 69 jutaan dari 155 jutaan pemilih dalam Pemilu 2019 ini. Sebuah angka yang besar

Kalau benar-benar kalah, maka mimpi 5 tahun kedepan bahkan lebih lama akan tinggal menjadi mimpi saja dan gigi jari selama itu. Inilah sesungguhnya yang membuat suasana ketegangan betul-betul hadir di tengah-tengah BPN.

Dan karenanya, setiap menit terasa sangat mahal untuk melakukan apa saja yang dianggap mampu mendekatkan mimpi-mimpi bersama itu terwujud pada tanggal 22 Mei 2019.

Namun secara psikologis, semakin merasa terdesak maka sangat mungkin semua yang dilakukan cenderung selalu menyimpang dan salah, kalau perlu hukum dan peraturapun di lawan, dan tatanan kesopanan sebagai calon orang nomor satu di negeri inipun menjadi sirna belaka.

Merasa Putus Asa

Keputusasaan menjadi warna dan suasana psikologis dan kebatinan yang sangat mencekam ditengah-tengah kubu BPN. Tidak ada harapan lagi untuk bisa mengantar Prabowo dan Sandi untuk bersanding di pelaminan kursi Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024.

Publik semua faham tentang keputusasaan ini, karena sejak selesai hari pencoblosan, saat hasil-hasil Quik Count dari sebagian besar Lembaga Survei menempatkan Capres 01 sebagai Pemenang, dengan posisi antara sekitar 56% versus 44%. Walaupun kemudian hasil QC ini menjadi kontroversi yang menyita perhatian publik berhari-hari karena pada saat yang sama Capres 02 juga mengeluarkan QC-nya atau Exit Pool yang meyakinkan Prabowo menang pada angka sekitar 62%.

Merasa putus asa karena perkembangan hasil Real Count dari KPU dari hari ke hari memperlihatkan hasil yang hampir sama dengan QC lembaga survei. Bahkan cenderung lebih tinggi sedikit dengan kemenangan sementara ada di Capres 01, hingga hari ini Rabu 15 Mei 2019, posisi 56,21% untuk Capres 01 versus 43,79% untuk Capres 02, dengan 83,24% suara di rekapitulasi.

Angka-angka ini semakin menggigit ketika seminggu yang lewat, Tim Pemenangan Jokowi-Amin, mencapai perhitungan internal mereka pada 80 juta suara untuk Jokowi dan disebut sebagai Angka Kemenangan Psikologis bagi Jokowi-Amin.

Melihat perkembangan hasil rekapitulasi ini, maka kubu Prabowo dan BPNnya semakin merasa putus asa dan tidak bisa berharap lagi akan memenangkan kontestasi Pilpres 2019 ini. Artinya menjadi Presiden RI tinggal menjadi mimpi belaka. Dan tentu saja ini sangat menyakitkan bagi seorang Prabowo yang sudah beberapa kali mencalonkan diri tetapi selalu kalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun