1. Perguruan Tinggi harus bersifat visioner.
Kata kunci visioner menegaskan bahwa lembaga pendidikan tinggi arahnya di masa depan, bukan hari besok atau tahun depan, tetapi 10 tahun, 20 tahun bahkan 50 tahun kedepan. Harus mampu membaca kecenderungan zaman yang akan terjadi dan dihadapi oleh umat manusia. Dan dari situlah dibangun dan direkonstruksi proses pembelajaran yang harus dijalani oleh para mahasiswa.
Pengelolaan sebuah universitas harus berbasis pada masa depan dan bukan pada masa lalu. Sebab yang berbasis masa lalu itu bukan universitas tetapi museum.
2. Universitas mengembangkan kemajuan dan kemakmuran Bangsa
Sudah menjadi hal yang umum bahwa sebuah negara memiliki tujuan akhir untuk kemajuan dan kemakmuran rakyatnya, dan bukan untuk menyiksa atau memiskinkan rakyatnya agar menderita.
Ini menjadi peringatan keras bagi perguruan tinggi, seberapa konkrit aktifitas pendidikan berkontribusi bagi kemajuan dan kemakmuran negeri ini?
Pertanyaan ini penting, agar pengelolaan sebuah universitas sungguh-sungguh diarahkan untuk memberikan daya hasil yang optimal bagi pembangunan nasional. Apa artinya kalau lulusan-lulusannya tidak siap pakai. Berapa banyak biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh DUDI agar mereka siap kerja.
"Kemajuan dan kemakmuran hanya dapat dicapai apabila suatu bangsa dapat selalu meningkatkan nilai tambah, apakah nilai tambah di bidang industri, bidang pertanian, bidang jasa dan lainnya" ~ Jusuf Kalla
3. Pembelajaran pada penguasaan teknologi
Sudah menjadi tuntutan yang tidak bisa ditawar dengan Revolusi Industri 4.0 maka setiap orang harus memiliki kompetensi dasar dibidang teknologi, paling tidak teknologi informasi.
Sesungguhnya yang diinginkan adalah tidak saja menguasai teknologi itu, tetapi juga bisa menggunakannya. Sebab, hanya dengan menggunakan teknologilah maka added value itu bisa diciptakan dan didapatkan.