Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inilah Peringatan Jusuf Kalla bagi Perguruan Tinggi

4 Mei 2019   21:48 Diperbarui: 5 Mei 2019   08:00 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.kompas.com

"Apabila perguruan tinggi atau pendidikan tidak melihat ke depan, maka akan menjadi museum. Tentu kita tidak ingin menjadi musem" ~ Jusuf Kalla

Sebuah museum berisi dan hanya menceritakan tentang masa lalu dengan segala pernik-pernik perjuangan yang dilewati, tetapi perguruan tinggi yang jiwanya adalah aktifitas pendidikan, proses pembelajaran, berbicara tentang masa depan. Masa depan tidak ditemukan didalam museum, tetapi didalam lembaga pendidikan tinggi atau universitas.

Pesan yang disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menjadi keynote speaker dalam Seminar nasional dengan tema "Format Pendidikan untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa" di Universitas Negeri Yogyakarta pada Sabtu 4 Mei 2019, merupakan peringatan yang sangat jelas dan penting bagi bangsa ini, khususnya bagi perguruan tinggi diseluruh Indonesia.

Ada kecenderungan yang sangat kuat bahwa dunia perguruan tinggi di republik ini sedang asyik dengan dunianya sendiri tanpa terlalu serius meresponi dinamika perkembangan dan perubahan yang sedang dialami, khususnya era Revolusi Industri 4.0 dan Disrupsi Inovasi Teknologi yang sedang merangsek memasuki semua sendi-sendi kehidupan dan mengubah semua pola akftifitas manusia dijagad raya ini.

Peringatan yang dikemukan oleh Kalla sangat serius, sebab salah satu tugas utama lembaga perguruan tinggi itu adalah mendidik dan melatih mahasiswa agar menjadi sumberdaya yang memiliki semua kompetensi yang dibutuhkan oleh DUDI, dunia usaha dan dunia industri.

Persoalan yang muncul adalah ketika proses pendidikan yang dilakukan di dalam sebuah universitas tidak matching dengan DUDI maka lulusannya tidak dapat masuk dan diterima di dalam dunia pekerjaan yang dibutuhkan. Yang dibutuhkan oleh semua perusahaan adalah lulusan yang betul betul menjadi tenaga siap kerja dan bukan siap dilatih.

Kenyataan yang ada saat ini seperti itu, perusahaan masih harus melakukan pendidikan ekstra bagi calon-calon karyawannya agar bisa bekerja sesuai dengan kebutuhan.

Tradisi universitas yang hanya sekedar untuk memproduksi ijazah bagi setiap lulusannya harus diubah dengan segera. Sebab ijazah tidak mencerminkan kompetensi yang dimiliki seorang sarjana.

Apabila univerisitas tidak mampu mengubah tradisi ijazah ke kompetensi, maka peringatan yang ditegaskan oleh Kalla bisa saja menjadi kenyataan. Artinya lulusan-lulusan universitas tidak akan terpakai di dunia industry dan dunia usaha. Dan pada akhirnya perguruan tinggi akan menjadi museum saja.

Dalam narasi kuliah yang disampaikan oleh Wapres Jusuf Kalla tersebut, ada sejumlah poin kunci bagi setiap Perguruan Tinggi agar segera berbenah dan berubah, yaitu :

1. Perguruan Tinggi harus bersifat visioner.

Kata kunci visioner menegaskan bahwa lembaga pendidikan tinggi arahnya di masa depan, bukan hari besok atau tahun depan, tetapi 10 tahun, 20 tahun bahkan 50 tahun kedepan. Harus mampu membaca kecenderungan zaman yang akan terjadi dan dihadapi oleh umat manusia. Dan dari situlah dibangun dan direkonstruksi proses pembelajaran yang harus dijalani oleh para mahasiswa.

Pengelolaan sebuah universitas harus berbasis pada masa depan dan bukan pada masa lalu. Sebab yang berbasis masa lalu itu bukan universitas tetapi museum.

2. Universitas mengembangkan kemajuan dan kemakmuran Bangsa

Sudah menjadi hal yang umum bahwa sebuah negara memiliki tujuan akhir untuk kemajuan dan kemakmuran rakyatnya, dan bukan untuk menyiksa atau memiskinkan rakyatnya agar menderita.

Ini menjadi peringatan keras bagi perguruan tinggi, seberapa konkrit aktifitas pendidikan berkontribusi bagi kemajuan dan kemakmuran negeri ini?

Pertanyaan ini penting, agar pengelolaan sebuah universitas sungguh-sungguh diarahkan untuk memberikan daya hasil yang optimal bagi pembangunan nasional. Apa artinya kalau lulusan-lulusannya tidak siap pakai. Berapa banyak biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh DUDI agar mereka siap kerja.

"Kemajuan dan kemakmuran hanya dapat dicapai apabila suatu bangsa dapat selalu meningkatkan nilai tambah, apakah nilai tambah di bidang industri, bidang pertanian, bidang jasa dan lainnya" ~ Jusuf Kalla

3. Pembelajaran pada penguasaan teknologi

Sudah menjadi tuntutan yang tidak bisa ditawar dengan Revolusi Industri 4.0 maka setiap orang harus memiliki kompetensi dasar dibidang teknologi, paling tidak teknologi informasi.

Sesungguhnya yang diinginkan adalah tidak saja menguasai teknologi itu, tetapi juga bisa menggunakannya. Sebab, hanya dengan menggunakan teknologilah maka added value itu bisa diciptakan dan didapatkan.

Menurutnya, nilai tambah itu hanya bisa tercapai jika suatu bangsa menguasai teknologi. Selain menguasai, suatu bangsa juga harus menggunakan teknologi.

Menguasai teknologi merupakan bagian dari proses pendidikan yang harus dikelola oleh setiap universitas. Tidak bisa lagi menggunakan cara yang tradisional, baik dari sisi mindsetnya, metode pembelajaran, sumber-sumber belajar, metode evaluasi hasil belajar, maupun strategi komunikasi yang sesuai zaman now.

Yupiter Gulo, 4 Mei 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun