Seorang dosen harus memahami ini dan mengadaptasi dalam kegiatan belajar dan mengajar. Karena mahasiswa yang diajarkan, menjadi output yang akan memasuki dunia industri yang sudah berevolusi seperti sekarang ini. Artinya, metode pembelajaran harus diubah.
2. Mahasiswa itu generasi milenialsÂ
Susah bagi seorang dosen kalau tidak mengerti siapa yang diajarkannya, seperti cerita nomor 1 diatas. Karena semua mahasiswa sekarang ini termasuk dalam generasi milenial yang sangat berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Dengan memahami karakteristik khsusnya maka proses pembelajaran harus disesuaikan agar tujuannyaa tercapai dengan efektif.
- Dianggap sebagai genearasi yang selalu terhubung, atau dalam istilah kerennya aalways connected. Kemana saja mereka berada, dan kapan saja, generasi ini harus terhubung dengan internet agar bisa berhubungan dengan dunia maya.
- Generasi milenial selalu bahkan sangat aktif bersosial, melalui sosial media dan dunia maya lainnya. Tanpa bersosial mereka merasa tidak berarti
- Generasi milenial menyukai dan menggemari apa yang disebut aplikasi. Application happy menjadi karater khusus yang selalu mewarnai hidup generasi ini. Aplikasi gaming, apikasi online shoping, aplikasi entertainment dan sebagainya.
- Mahasiswa sekarang termasuk smarthphone - dependent, yang berarti mahasiswa sekarang ini sangat tergantung pada gadget atau telepon pinter-nya. Kemana saja mereka pergi dan berada harus membawanya. Hidup terasa kosong atau missing link tanpa HP.
3. Mahasiswa menjadi self-learning.
Cara dosen mengajar yang kuno atau tradisional adalah semuanya bersumber dari dosen itu sendiri. Seakan-akan dosen itu adalah perpustakaan hidup. Apa saja yang dibutuhkan oleh mahasiswa tentang mata kuliahnya dosen menyediakannya sendiri. Sehingga kegiatan pembelajaran lebih banyak one-way traffic communication saja.
Dosen sebagai satu-satunya sumber belajar tidak bisa lagi diandalkan pada era revolusi industri 4.0 dan era disrupsi inovasi ini. Karena mahasiswa pasti tidak akan tetarik dan membuat merekan akan bosen dan sangat menyiksa seperti cerita nomor 1 diatas.
Hingga kini pendekatan yang dianggap cocok adalah Student Centered Learning, yang menegaskan bahwa mahasiswalah yang belajar bukan dosennya, dan karenanya mahasiswalah yang aktif mencari sumber belajar, mengolahnya, menyajikannya dan menemukan sesuatu di dalam sumber belajar itu.
Ini sangat mungkin karena pada umumnya generasi milenial ini menekankan pada asumsi self-leraning, kemauan untuk belajar sendiri.
Kecenderungan ini sangat kuat, dengan banyaknya pembelajaran online melalui aplikasi youtube misalnya dengan mudah, gampang, murah dan diakui oleh penyelenggara dengan sertifikasi.
Dosen harus mampu mengelola metode mengajar dengan menggunakan berbagai aplikasi yang memang sangat digandrungi oleh mahasiswa yang generasi milenial semua.