Mahasiswa sebanyak 45 orang hadir semua, namun setelah 15 menit berjalan perkuliahan satu-satu persatu mahasiswa keluar, dan yang hanya dua baris depan yang maih tertinggal mengikuti perkuliahan. Yang lain pergi nongkrong di kantin sambil menunggu rekan-rekan yang mengikuti sampai selesai.
Menarik juga, karena si dosen ini selalu memberikan nilai yang terbaik bagi sebagian besr mahasiswa, kendati simahasiswa merasa tidak belajar dengan baik, atau sesungguhnya tidak menguasai bahan yang diujikan.
Cerita kedua:
Dalam sebuah forum blog untuk profesi dosen saya mengajukan sebuah pertanyaan sederhana yaitu: seberapa setuju Anda kalau mahasiswa dibebaskan untuk menggunakan smartphone dan tentu saja juga laptop ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung?
Setelah saya rekap respons dari rekan-rekan dosen, sebagian besar, sekitar 70% mengatakan dengan tegas sekali bahwa tidak setuju mahasiswa membuka smartphone dan bermain laptop saat berlangusng kegiatan belajar mengajar di kelas. Tentu saja alasannya macam-macam, tetapi di sini saya tidak membahas alasannya.
Bagi saya ini menarik karena seharusnya mereka menjawab setuju dengan mahasiswa memanfaatkan smartphone itu.
Cerita ketiga:
Ketika saya menjadi seorang peserta Bimtek di salah satu LL Dikti yang pesertanya sekitar 40-an orang semua dosen senior, lalu saya mengajukan sebuah pertanyaan kepada seorang narasumber yang kebetulan membahas tentang Teknologi Pembelajaran di kelas.
Pertanyaan saya adalah bagaimana cara mengendalikan para mahasiswa di kelas agar mereka tidak bermain gadget dan laptop selama saya mengajar?