Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ibu Kota Banjir, Ini yang Dilakukan oleh Gubernur Anies

28 April 2019   13:22 Diperbarui: 29 April 2019   10:28 3391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Upaya yang dilakukan selama ini untuk mengatasi banjir dengan membangun apa yang disebut drainase vertical disetiap bangunan yang ada di wilayah DKI. Bahkan tidak saja hanya gedung-gedung pecakar langit di Jakarta, tetapi juga rumah-rumah warganya.

anakteknik.co.id
anakteknik.co.id
Proyek ini diakui sudah banyak rampung hingga saat ini, tetapi untuk bangunan-bangunan warga masih belum tersentuh. Terminologi drainase vertikal merupakan upaya yang dilakukan untuk mengarahkan air hujan masuk ke dalam tanah melalui drainase vertikal yang dibuat. Dari atap rumah langsung dimasukkan ke bumi Jakarta melalui lubang-lubang penampungan air.

Anies menuturkan saat ini sedang mendorong gedung milik swasta mempunyai drainase vertikal. Pihaknya sedang mengatur insentif pajak agar pihak swasta tertarik dengan program tersebut. "Gedung lain kita siapkan lengkap, itu ada, insentifnya pajak. Kita bangun instrumen, bangun itu kemudian ada insentif pajaknya. Kebijaknnya sudah bisa disusun berdasarkan jenis bangunan tapi untuk hunian rumah, harus nunggu data lengkap," ucap Anies.

Keempat hal itulah yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ketika banjir sudah mulai melanda wilayah ibu kota Jakarta sejak Jumat yang lalu 26 April 2019. Nampaknya warga Jakarta harus betul-betul serius untuk membaca tanda-tanda cuaca, hujan dan infiormasi banjir yang bisa saja mampir dirumah masing-masing tanpa diduga.

Dan lebih bijaksana kalau mulai mengantisipasi situasi yang terburuk tanpa harus tergantung kepada orang lain. Apalagi mengharapkan bantuan dari Pemerintahan DKI Jakarta. Karena kalau dilihat dari sejumlah tanggapan Gubernur DKI tentang banjir ini, maka sebagian besar masih dalam perencanaan, masih mimpi sang gubernur, dan atau masih dalam proses sedang berlanjut pembangunannya. 

cnbcindonesia.com
cnbcindonesia.com
Warga ibu kota kelihatannya sudah sangat lelah untuk protes kepada pihak pemda. Karena jawabannya pasti lebih banyak kambing hitamnya daripada kambing putihnya. Lama-lama akan dijawab kepada warganya "siapa suruh datang Jakarta?" sambil bernyanyi dan berjoget, hehe...

Melihat banjir yang sangat mengagetkan pada Jumat yang lalu, dan masifnya jumlah sampah, di Manggarai saja mencapai 170 ton sampah, yang katanya Gubernur sampah kiriman, memperlihatkan bahwa upaya mengatasi banjir selama ini, mungkin sesudah pergantian Gubernur, nyaris tidak ada.

news.detik.com
news.detik.com
Hal ini, terkomfirmasi dari pemberitaan oleh pihak PUPR yang katanya, sudah 2 tahun belakangan ini proyek normalisasi sungai di DKI terhenti sama sekali. Walaupun Gubernur DKI mengatakan bahwa penyebab banjir kali ini bukan karena mandegnya normalisasi sungai tetapi hanya karena sampah saja. 

Melihat persoalan banjir sebagai single factor saja, atau hanya satu penyebab saja, nampaknya tidak bijaksana kelihatannya. Karena masalah banjir Jakarta merupakan klimaks dari semua persoalan pengelolaan wilayah ibu kota negeri ini, yaitu Jakarta. Juga bukan hanya tanggungjawab satu kementerian misalnya, tetapi hampir semua departemen, lembaga saling kait mengkait. Bukan saja hanya Pemda DKI tetapi juga Pemerintah pusat, dan Pemda sekitar DKI sendiri.

Apa yang hendak mau dikatakan, bahwa sebagai warga yang tidak memiliki otoritas kebijakan, hanya berharap, berdoa dan berjuang mengelola masalah banjirnya masing-masing agar risiko yang paling berat bisa dikurangi.

Selamat datang banjir di Jakarta !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun