Indonesia bersyukur memiliki seorang Kartini sebagai icon perempuan perkasa yang membawa perubahan yang sangat dahsyat  bagi kelompok perempuan yang memliki peran srategis bagi kemajuan bangsa dan negara yang dalam banyak situasi perempuan selalu diposisikan hanya sebagai pelengkap saja.
R.A. Kartini sebagai simbol perubahan negeri yang kaya pluralnya dari Sabang sampai Merauke, hari ini Kamis 21 April 2019, diingat dan diperingati kebangkitan wanita Indonesia. Sebab, berbicara tentang perempuan selalu diawali dengan perjuangan seorang wanita sederhana yaitu Kartini.
Tanggal 21 April itu sendiri sebagai tanda kelahiran Kartini pada  21 April 1879 di kota Jepara, dan ditetapkan serta diperingati oleh masyarakat Indonesia sebagai hari Kartini. Sebuah penghormatan dan penghargaan atas jasa-jasanya yang dianggap terus nerjuang tanpa kahir  untuk ikut melindungi rakyat Indonesia era masa penjajahan Belanda
Radean Ajeng Kartini membawa revolusi bagi peran perempuan, tidak saja di Indoensia, tetapi juga bagi dunia gender, bukan dengan angkat senjata dan berjibaku di medan perang. Tetapi Kartini menjadi seorang tokoh pembaharu dengan pikiran, ide, gagasan yang ditulis dan dirtorehkan dengan penanya diatas kertas putih dalam bentuk surat-surat yang dituliskannya.
Pada saat yang sama pada hari ini, 21 April 2019, umat Kristiani diseluruh wilayah Indonesia juga merayakan Hari Paskah, sebagai peringtatan akan Kebangkitan Yesus Kristus dari Kematian dan Kuburan setelah 3 hari lamanya dia mati.
Bagi umat Kristiani, Paskah yang diperingati hari ini memiliki nilai yang sangat sakral, penting sekali, bahkan menentukan sikap umat dalam melihat dan mengelola hidup dan kehidupannya. Mengapa demikian?
Karena kebangkitan Yesus Kristus dari Kematian merupakan jawaban atas iman percaya bahwa ada kehidupan sesudah kematian. Bahkan kehidupan setelah kematin itu adalah "Hidup Baru".
Sebab, bila Yesus Kristus tidak bangkit dari kuburan dan kematian, maka sia-sialah kepercayaan dan imanmu kepada Tuhan itu.
Iman yang sia-sia sama saja artinya dengan hidup yang sia-sia. Sementara itu, manusia tidak mau menjalankan hidup yang sia-sia. Kemudian, karena bangkitan Yesus maka hidup menjadi benar-benar hidup.Â
Sehingga, seseroang akan terus membangun kehidupan dengan penuh kebajikan dan kebaikan selama hidupnya hingga kematian mejemputnya. Karena sesudah kematian, maka hidup baru bersama Kristus akan dimulai.