Betul Yesus mati di kayu salib di Golgota, tetapi sesungguhnya kematian Yesus untuk menghidupkan kembali umat yang sudah berada dalam lembah kekelaman dosa.
Paskah menjadi pengorbanan yang menghidupkan dan bukan kematian atau pengorban yang sia-sia belaka.
III
Sesungguhnya, inti dari pesan penghayatan Paskah 2019 adalah berkorban untuk menghidupkan. Bersedia menjadi korban dan bahkan rela mati untuk memberikan kehidupan yang layak dihadapan Allah.
Situasi seperti itu dialami oleh manusia dan semua orang pada zaman ini, yang sering disebut zaman edan. Tidak mudah untuk menemukan orang yang bersedia berkorban apalagi sampai mati hanya untuk menolong, menyelamatkan orang lain dari sebuah situasi sulit dalam menghadapi dan melanjutkan kehidupannya.
Kemajuan yang sudah dicapai saat ini, dibidang ekonomi, teknologi dan ilmu pengetahuan manusia cenderung untuk hidup secara individualistik, menjalani hari-harinya hanya untuk kepentingan sendiri, dan nampaknya semakin rendah bahkan mengikisnya kepekaan sosial bagi sesama.
Moment Paskah 2019 ini, mendorong kita untuk merenungulangkan bagaimana Yesus bersedia dan rela menjadi korban untuk menyelamatkan Anda dan saya dari semua dosa yang sudah dilakukan. Artinya, kita ada saat ini dan disini, sesungguhnya karena karya pengorbanan yang dilakukan Yesus.
Padahal, Yesus tidak berbuat dosa, tetapi dia dituduh berdosa dan melanggar hukum-hukum taurat, sehingga dia diadili, disalahkan, disiksa, disalib dan mati hingga dikuburkan. Seluruh kesalahan kita ditimpakan kepadaNya.
Lihat disekitar kita. Begitu banyak orang yang sedang menghadapi persoalan  hidup, hingga banyak yang harus berputus asa, terpuruk, konflik dalam keluarga dan kisah derita lainnya.