Kecepatan dalam menguasai perubahan menjadi salah satu isu penting yang dibawa serta oleh era disrupsi saat ini. Induk perubahan dan perkembangan tidak bisa lagi muncul secara linier, tetapi bisa saja muncul dari suatu tempat yang tidak terduga. Dan hampir semua kejadian ini, didorong dan didominasi oleh usaha-usaha yang berbasis teknologi, aplikasi teknologi dalam memulai usaha.
Munculnya berbagai start-up business dengan unicorn merupakan indikator kuat yang tidak terbantahkan tentang pentingnya kecepatan dalam mengelola usaha pada saat ini dan dimasa yang akan datang. Siapa cepat dia akan menjadi pemenangnya.
Gagasan yang ditaawarkan oleh Capres 01, Joko Widodo, yang sarat dengan pemikiran masa depan yang betema penerepan teknolgi, digitalisasi, cyber, e-management, dan lain sebagainya, bukanlah main-main, apalagi sekedar isapan jempol belaka. Sebab, ini semua merupakan tuntutan kebutuhan bangsa Indonesia kalau mau maju dan terus berkembang.
Tawarannya tentang DILAN, Digital Melayani, merupakan gagasan simpel tetapi sungguh tepat menjawab kebutuhan reformasi tata kelola pemerintahan. Selama periode pertama kepemimpinannya sebagai RI-1, 2014-2019, telah mencoba menerapkannya melalu Kemenpan RB yang mulai memperlihatkan dampaknya.
Bila menelisik hasil capaian Pemerintahan Jokowi selama periode pertama, seperti pembangunan infrastruktur yang hampir merata menyentuh 34 provinsi, menyentuh ribuan desa diseluruh Indonesia, menyatukan Indonesia melalui tol lautnya sehingga sistem distribusi kebutuhan menjadi merata. Itu semua merupakan indikator kuat tentang KECEPATAN dalam mengelola Indonesia.
Artinya, dibandingkan dengan periode kepemimpinan pendahulunya, maka capaian yang diukir oleh Jokowi sungguh mengherankan. Tetapi dengan manajemen berbasis kecepatan bisa dimengerti kalau strategi ini sangat mungkin dilakukan lima tahun yang akan datang.
Menjalani era revolusi Industri 4.0 dan sedang siap-siap memasuki Revolusi Industri 5.0, dengan Era Disrupsi yang tidak bisa diajak kompromi ini, maka apa yang ditawarkan oleh Jokowi tentang Negara Harus Cepat menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar oleh siapapun.
Penerapan strategi dan pendekatan teknologi, digitalisasi, cyber dan serba robotis tentu mengurai ke perubahan sistem pemerintahan, perubahan manajemen birokrasi, penataan ulang SDM ASN, dan reorientasi semua sistem yang mendukung filosofi siapa cepat akan menguasai yang lambat menjadi mendesak dikerjakan. Â Bahkan ketika Jokowi tidak terpilihpun serbagai Presiden pada periode berikut, maka presiden terpilih harus melanjutkannya.
Dinamika pembangunan yang sudah berjalan selama ini, dengan tidak lagi Jawa Centris, sesungguhnya telah meletakkan dasar yang kokoh untuk melibatkan semua masyarakat sdebagai pelaku, pengawal dan pemberhasil proses pembangunan bagi masa depan Indonesia yang lebih maju, lebih baik, dan menjadi salah satu negara besar yang disegani.
YupG. 3 April 2019