Pikiran dan pola pikir Anda akan menentukan kemana tubuh, raga dan fisik Anda akan dibawa. Pikiranmulah yang akan menentukan keputusanmu dan langkah-langkah yang diambil dan dijalani. Dan dengan demikian, hasil akhirnyapun akan sangat tergantung dari langkah yang diambil. Salah berpikir, maka dipastikan salah bertindak, dan akhirnya juga hasilnya akan salah.
Hasil-hasil riset memperlihatkan bahwa pada umumnya orang cenderung menganut pola pikir berkekurangan ketimbang pola pikir berkelimpahan. Konsekuensinya adalah banyak orang tidak pernah mencapai kebahagian karena selalu merasa kekurangan, dan tikda berkelebihan.
Pola pikir berkekurangan, yang pada umumnya dimaknai dari sisi material secara ekonomi, atau menyangkut kebutuhan-kebutuhannya setiap hari, yang harus terus menerus dipenuhi karena tidak merasa berkecukupan. Dan karenanya dalam bekerja dan berkarya akan terus mencari, mengumpulkan dan menumpak semua harta kekayaan material yang dibutuhkan. Bukan saja untuk kebutuhan hari ini, tetapi untuk kebutuhan jangka panjang. Bahkan untuk anak dan cucu, serta generasinya berikut.
Bila Anda memilih pola pikir berkekurangan maka fahamilah dengan benar dan baik akibatnya agar tidak menjadi terjebak dalam lingkaran yang tidak berujung dan sangat melelahkan karena akan menguras habis tenaga, energi dan sumberdaya yang Anda miliki.
Begitu banyak orang memadatkan kalender kegiatan mereka, menghabiskan uang telalu banyak, berhutang terlalu banyak, terlalu membebani emosi mereka, terlalu menguras tenaga mereka, terlalu memadatkan hari mereka dan menilai terlalu tinggi pengakuan dari orang lain.
Akibatnya, mereka akhirnya jadi terlalu tertekan, terlalu cemas, dan terlalu kewalahan, dan akhirnya berada  dalam kondisi dimana mereka tidak berdaya! Mereka tidak mengalami kebaikan dan kebahagian yang murni dan sungguh-sungguh dari Tuhan maha pencipta dan maha pemberi berkat!
Akibatnya, orang akan menjadi sangat kuatir dan ketakutan akan terjadinya kekurangan dan kekurangan. Akan tetap fokus pada apa yang tidak dimiliki dan bukan pada apa yang dimiliki. Dan karenanya, dipastikan tidak lagi memiliki kesempatan sedetikpun untuk bersyukur kepada Sang Pencipta, karena didalam pandangannya selalu berkekurangan.
Lalu, pertanyaan sederhannya adalah mengapa terlalu membebani hidup dan diri kita? Karena yang nyata dialami adalah seringkali ketakutkan melewatkan sesuatu, sehingga itu memotivasi kita untuk berbuat lebih banyak, dan lebih banyak lagi dan lagi, terus dan terus menerus.
Yang tak disadari adalah bahwa pola pikir berkekurangan itu salah total, kesalahan fatal dalam melihat kehidupan yang dimiliki, karena sesungguhnya, ketika Anda berada dalam pola pikir berkekurangan, maka sesungguhnya seluruh hidupmu adalah berkekurangan. Memiliki satu rumah, maka Anda melihat kekurangan dua rumah, atau ingin memiliki rumah yang lebih besar lagi dan lagi. Anda terjebak dalam "lingkaran setan pola pikir berkekurangan".
III.Â
Dengan pola pikir yang berkekurangan, dipastikan Anda akan senantiasa berpikir, "Saya tidak punya cukup waktu. Saya tidak punya cukup uang. Saya tidak punya cukup energi. Saya tidak punya cukup koneksi, peluang, pengetahuan, pendidikan, atau yanig lain-lain." Â Semuanya tidak pernah cukup.