Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menguji Konsistensi Capres Menjaga Ideologi Pancasila dan NKRI

30 Maret 2019   10:10 Diperbarui: 30 Maret 2019   11:03 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Okezone News

I. Menariknya Tema Ideologi

Seri ke empat debat Capres yang akan diadakan hari ini 30 Maret 2019 menjadi sangat penting ketimbang tema debat lainnya karena membicarakan kerangka besar dan dasar dari republik ini, yaitu  Ideologi, atau tema lengkapnya "Ideologi, pemerintahan keamanan serta hubungan internasional".

Mengapa ini menjadi lebih penting dari pada tema lainnya, oleh karena semua tema lainnya akan sangat tergantung dari tema utama ini, yaitu Ideologi Indonesia sebagai sebuah Bangsa, sebuah Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia -- NKRI. Mengelola sebuah negara harus berpedoman dari ideologi yang dimilikinya. Jadi, seperti apa bentuk organisasinya, pengelolaan atau sistem manajemen negaranya, sangat ditentukan oleh ideologi yang dianut.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa arti atau makna dari ideologi bagi suatu negara atau bangsa adalah sesuatu yang memiliki fungsi sebagai pandangan hidup dan petunjuk arah bagi semua dalam kehidupan dan  hidup serta penghidupan bangsa dalam bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dengan demikian, mudah dimengerti bahwa ideologi suatu negara itu menjadi alat pemersatu semua komponen bangsa, sehingga proses pembangunan, derap langkah generasi ke genarasi menyatu menuju ke satu arah dan tujuan yang dimimpikan bersama-sama. Artinya pula, kalau ideologinya tidak ada, maka tidak akan terjadi persatuan dan kesatuan itu, karena setiap orang menuju kearah yang berbeda-beda, dan sangat mungkin akan terjadi "tabrakan" dan kehancuran pada aklhirnyanya.

Apapun ideologinya, tetapi yang hendak ditegaskan adalah bahwa ideologi itu menjadi alat pemersatu semua komponen dalam mansyarakat agar tidak terjadi kekacauan. Semakin kuat ideologinya maka dipastikan bangsa itu akan semakin cepat berkembang dan maju bersama. Sebaliknya, ketika ideologinya lemah maka bangsa itu akan cenderung lemah dan menurun, bahkan kekacauan cederung terjadi dimana-mana.

Jadi, tidak sulit memahami tentang pentingnya ideologi bagi suatu negara. Ibarat sebuah perusahaan yang memiliki Visi dan Misi yang harus dicapai. Visinya akan menjadi panduan bagi semua orang didalam perusahaan untuk menuju dan mewujdukannya. 

Segala usaha yang dilakukan oleh semua karyawan, walaupun berbeda-beda pekerjaannya, divisinya, departemennya, bahkan berbeda jenis kelaminnya, beda pendidikannya, beda jabatannya, beda gaji dan fasilitasnya, tetapi arah yang dituju sama semua.

Ini juga berarti bahwa setiap orang yang tidak merasa sejalan dengan visi perusahaan, maka dia akan keluar dari dalam sistem perusahaan itu. Mengapa? Karena dia tidak nyaman dana man bekerja. Demikian juga perusahaannya merasa terganggu dengan orang yang tidak sejalan dengan tujuannya. Jadi, orang-orang itu akan dikeluarkan dari sistem dan mencari perusahaan lain yang sejalan dengan ideologinya.

Sesungguhnya, sebuah negara juga demikian adanya. Tidak boleh ada orang dalam suatu negara yang berbeda ideologinya dengan ideologi negara yang sudah di-undang-undangkan, dan dijadikan pedoman acuan dalam mengelola negara ini, mulai dari pusat hingga ke daerah-daerah.

Anggota masyarakat yang tidak sejalan dengan idelogi Negara, maka dia pasti tidak akan nyaman dana man dalam  kehidupan sehari-hari, dan negarapun tidak nyaman dan aman dengan orang-orang yang tidak sejalan dengan orang-orang yang memiliki ideologi lain dalam negaranya.

II. Ideologi Pancasila vs Khilafah

Dinamika pembahasan dan pembicaraan tentang Ideologi Negara ini menjadi sangat tinggi sejak Hendropriyono, Mantan Kepala BIN memberikan penegasan dalam sebuah acara yang digelar di Gedung Pertemuan Kesatrian Soekarno Hatta beberapa hari yang lalu. Seperti di beritakan oleh Merdeka.Com, Mantan Kepala BIN ini mengatakan:

"Pemilu kali ini yang berhadap-hadapan bukan saja hanya subjeknya. Orang yang berhadapan bukan hanya kubu, kubu dari Pak Jokowi dan kubu dari Pak Prabowo, bukan. Tapi ideologi,". Bahwa yang berhadap-hadapan adalah ideologi Pancasila berhadapan dengan ideologi khilafah. Tinggal pilih yang mana. Rakyat harus jelas mengerti. Bahwa dia harus memilih yang bisa membikin dia selamat,"

Hal ini menjadi sangat penting, bukan saja karena Indonesia sedang menuju Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dalam beberapa hari kedepan ini, tetapi juga karena sejak peristiwa reformasi tahun 1998, saat jatuhnya rezim Orde Baru dibawah kepemimpinan Soeharto, pembahasan tentang ideologi ini semakin intens sekali.

Ada kecenderungan yang sangat kuat untuk digantikan ideologi negara Pancasila menjadi ideologi lainnya, antara lain yang diungkapkan oleh Mantan Kepala BIN Hendropriyono diatas.  Dan tentu saja usaha-usaha ini menjadi sangat kontroversi dan telah menyita energy dan sumber daya bangsa ini menghadapi berbagai kejadian tentang ini.

Dengan memanfaatkan semua momen-momen penting yang terjadi sejak tahun 1998, berbagai upaya bahkan hingga "konflik" ditengah-tengah masyarakat terjadi sebagai indikasi kecenderungan untuk mengubah ideologi negara Indonesia menjadi ideologi lainnya.

Walaupun dengan berbagai argumentasi yang ada, terutama tentang dianggapnya Orde Baru gagal menjalankan ideologi negeri ini, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia ini dibangun, diperjuangan dan bahkan melumpuhkan penjajah sadis seperti Belanda dan Jepang sekalipun tetap eksist karena memiliki ideologi yang sangat kuat menyatukan dan mempersatukan bangsa ini dari unjung Bart hingga ujung Timur, dari belahan utara hingga belahan selatan.

Sebuah wilayah negeri kepulauan yang terpisah-pisah oleh ganasnya lautan dengan beragam suku, budaya, kepercayaan bisa bersatu dibawah ideologi negeri yang disebut Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sejarah ini harusnya menjadi alasan utama mengapa Indonesia harus tetap menjaga dan mempertahankan serta menjalankan ideologi yang dimiliki. Paling tidak, bangsa ini memiliki identitas yang sangat kuat bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang ada dibelahan dunia manapun.

Yang dimaksudkan adalah sulit membayangkan sebuah negara tak punya ideologi dalam menjalakan seluruh kehidupan berbangsa dan bernegaranya. Atau memiliki ideologi, tetapi didalamnya masyarakatnya tidak merasakan kedamaian, ketenangan, kesejahteraan dan kemajuan yang terus meningkat dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi. Ini namanya ideologi yang salah. Dan sebagai ideologi yang salah, diyakini usianya tidak akan panjang adanya.

Penegasan yang disampaikan oleh seorang Hendropriyono tidak bisa dipungkiri makna dasar dan pentingnya. Sebagai Mantan Kepala Badan Inteligen Negara, memiliki informasi dan analisis yang baik untuk melihat tren yang ada, sedang terjadi dan akan terjadi di tengah-tengah negeri yang sangat plural ini, Indonesia tanah airku, merah putih yang membakar dan membara semangat juang untuk terus menjadi yang terbaik.

Substansi makna kesimpulan dari Hendropriyono bahwa Pemilu ini bukan peretempuran antara Caores01 versus Capres02, tetapi pertempuran antara Ideologi Pancasila versus Ideologi Khilafah, tetapi sebagai konsekuensi dari perjalanan negeri ini dalam sebuah rentang reformasi yang sedang terus mengkristal. Disana ada cobaan dan godaan bagi berbagai kelompok untuk mencoba dan mencoba menawarkan ideologi tandingan bagi bangsa dan negeri ini.

Ini menjadi indikasi yang sangat kuat dalam periode yang belakangan ini bahwa bangsa ini mulai kendor dalam menjaga dan memelihara Pancasila sebagai ideologi Indonesia. Harusnya, hal ini tidak perlu terjadi. Karena idelogi negara itu sesungguhnya harga mati, dan siapapun yang mencoba mengubahnya sama saja dengan melawan negara itu sendiri.

III. Menguji Capres 2019 : Konsistensi Menjaga Ideologi Pancasila

Bagi saya, disinilah kata kunci yang harus dipegang ketika dua orang Calon Presiden RI 2019 ini akan berdebat tentang Ideologi Indonesia, bahkan dirangkai dengan pemerintahan, keamaman serta hubungan Internasional dimana Indonesia akan menjadi pemain dalam berbagai kancah percaturan global dan dunia.

Seberapa konsisten para Capres ini untuk berkomitmen tetap menjaga Pancasila sebagai Ideologi Indonesia dan tidak akan berusaha mengubahnya, apapun yang terjadi?

Nampaknya tidak terlalu sulit membaca arah gerak dari kedua Capres yang dimiliki oleh publik Indonesia ini. Juga sudah sangat banyak contoh berbagai perstiwa, gerakan, demonstrasi, konflik, dan sebagainya sebagai ujian tentang keberadaan mereka yang bertentangan dengan Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara.

Bagaimana kedua Capres melihat semua tren yang sedang terus terjadi? Mentolerir dan malah mengakomodir keberadaan mereka di wilayah NKRI, sama saja ikut melemahkan ideologi bangsa ini.

Yang hendak dikatakan bahwa sesungguhnya, agara Indonesia bisa berubah dengan cepat, bertumbuh dengan kencang, menjadi negara maju dengan cepat hanya mungkin ketika semua kelompok dalam bangsa ini satu ideologi yaitu Pancasila, dan lain tidak.

Semua kelompok dan gerakan yang berusaha berbeda dengan Ideologi Negara yang sudah, harusnya disingkirkan karena hanya menjadi pengganggu dan penghambat kemajuan bangsa dan negara. Dan lebih parah lagi, akan membawa derita dan kesengsaran tiada berakhir bagi anak dan cucu kelak.

Siapun yang akan menjadi pemimpin negeri ini, baik pada level legislatif, dan utamanya pada level RI-1, maka Pancasila dan NKRI harusnya harga mati, tidak bisa lagi ditawar-tawar dengan ideologi lainnnya.

Dan karenanya mari menyaksikan Debat-4 Capres 2019 yang akan segera digelar pada malam hari ini, untuk masa depan negeri ini yang lebih baik, lebih maju bagi semua umat manusia, khususnya masyarakat Indonesia!

YupG. 30 Maret 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun