Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menguji Konsistensi Capres Menjaga Ideologi Pancasila dan NKRI

30 Maret 2019   10:10 Diperbarui: 30 Maret 2019   11:03 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Okezone News

II. Ideologi Pancasila vs Khilafah

Dinamika pembahasan dan pembicaraan tentang Ideologi Negara ini menjadi sangat tinggi sejak Hendropriyono, Mantan Kepala BIN memberikan penegasan dalam sebuah acara yang digelar di Gedung Pertemuan Kesatrian Soekarno Hatta beberapa hari yang lalu. Seperti di beritakan oleh Merdeka.Com, Mantan Kepala BIN ini mengatakan:

"Pemilu kali ini yang berhadap-hadapan bukan saja hanya subjeknya. Orang yang berhadapan bukan hanya kubu, kubu dari Pak Jokowi dan kubu dari Pak Prabowo, bukan. Tapi ideologi,". Bahwa yang berhadap-hadapan adalah ideologi Pancasila berhadapan dengan ideologi khilafah. Tinggal pilih yang mana. Rakyat harus jelas mengerti. Bahwa dia harus memilih yang bisa membikin dia selamat,"

Hal ini menjadi sangat penting, bukan saja karena Indonesia sedang menuju Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dalam beberapa hari kedepan ini, tetapi juga karena sejak peristiwa reformasi tahun 1998, saat jatuhnya rezim Orde Baru dibawah kepemimpinan Soeharto, pembahasan tentang ideologi ini semakin intens sekali.

Ada kecenderungan yang sangat kuat untuk digantikan ideologi negara Pancasila menjadi ideologi lainnya, antara lain yang diungkapkan oleh Mantan Kepala BIN Hendropriyono diatas.  Dan tentu saja usaha-usaha ini menjadi sangat kontroversi dan telah menyita energy dan sumber daya bangsa ini menghadapi berbagai kejadian tentang ini.

Dengan memanfaatkan semua momen-momen penting yang terjadi sejak tahun 1998, berbagai upaya bahkan hingga "konflik" ditengah-tengah masyarakat terjadi sebagai indikasi kecenderungan untuk mengubah ideologi negara Indonesia menjadi ideologi lainnya.

Walaupun dengan berbagai argumentasi yang ada, terutama tentang dianggapnya Orde Baru gagal menjalankan ideologi negeri ini, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia ini dibangun, diperjuangan dan bahkan melumpuhkan penjajah sadis seperti Belanda dan Jepang sekalipun tetap eksist karena memiliki ideologi yang sangat kuat menyatukan dan mempersatukan bangsa ini dari unjung Bart hingga ujung Timur, dari belahan utara hingga belahan selatan.

Sebuah wilayah negeri kepulauan yang terpisah-pisah oleh ganasnya lautan dengan beragam suku, budaya, kepercayaan bisa bersatu dibawah ideologi negeri yang disebut Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sejarah ini harusnya menjadi alasan utama mengapa Indonesia harus tetap menjaga dan mempertahankan serta menjalankan ideologi yang dimiliki. Paling tidak, bangsa ini memiliki identitas yang sangat kuat bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang ada dibelahan dunia manapun.

Yang dimaksudkan adalah sulit membayangkan sebuah negara tak punya ideologi dalam menjalakan seluruh kehidupan berbangsa dan bernegaranya. Atau memiliki ideologi, tetapi didalamnya masyarakatnya tidak merasakan kedamaian, ketenangan, kesejahteraan dan kemajuan yang terus meningkat dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi. Ini namanya ideologi yang salah. Dan sebagai ideologi yang salah, diyakini usianya tidak akan panjang adanya.

Penegasan yang disampaikan oleh seorang Hendropriyono tidak bisa dipungkiri makna dasar dan pentingnya. Sebagai Mantan Kepala Badan Inteligen Negara, memiliki informasi dan analisis yang baik untuk melihat tren yang ada, sedang terjadi dan akan terjadi di tengah-tengah negeri yang sangat plural ini, Indonesia tanah airku, merah putih yang membakar dan membara semangat juang untuk terus menjadi yang terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun