Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Money

Kepatuhan Mengelola Risiko, Fondasi Kuat Memenangkan Persaingan

18 Maret 2019   12:42 Diperbarui: 18 Maret 2019   13:01 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/

I. Bisnis itu risiko

Banyak bisnis gagal bahkan berakhir dengan gulung tikar hanya karena ketidakmampuannya dalam menyadari, mengelola dan mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola risiko yang harus dihadapi perusahaannya.

Bahkan, lebih parah lagi, ada banyak bisnis dijalankan tanpa memiliki pengetahuan dasar tentang apa itu risiko, bagaimana mengenali, menganalisis dan mengevaluasi risiko. Sehingga usaha yang semula berjalan mulus, tiba-tiba kandas dan harus tutup warung karena persaingan yang ada.

Mengelola risiko menjadi tuntutan dan keharusan bagi siapa saja pelaku bisnis kalau mau usahanya berumur panjang, atau menjadi yang terbaik dalam persaingan yang semakin ketat. Persaingan yang yang ada bukan semakin mudah tetapi semakin sulit, ketat, bahkan mengarah kepada "peperangan bisnis" setiap hari.

Memang menjadi pengusaha pada zaman now tidak semudah pada zaman old. Sekarang pengusaha tidak bisa tidur dengan nyenyak, karena persaingan yang dihadapi. Sangat mungkin, pelanggan yang selama ini setia dan loyal, bisa saja hilang dan kabur dalam semalam karena "dicuri" oleh pesaing.

II. Peran kepatuhan mengelola risiko

Kegiatan usaha bisnis yang terus mengalami perubahan dan peningkatan sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, globalisasi dan integrasi pasar keuangan, membuat kompleksitas kegiatannya semakin tinggi. Kompleksitas kegiatan usaha yang semakin meningkat tersebut mengakibatkan tantangan dan masalah risiko yang dihadapi juga semakin besar  juga.

Melihat perkembangan tantangan dan risiko usaha yang semakin besar, maka diperlukan berbagai macam upaya untuk mitigasi risiko tersebut. Oleh karena itu diperlukan adanya peningkatan peran dan fungsi kepatuhan dan pemahaman manajemen risiko dalam pengelolaan risiko kepatuhan.

Pentingnya pemahaman peran dan fungsi kepatuhan sebagai bagian dari pelaksanaan frame work manajemen risiko di suatu organisasi perusahaan. Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau  Good Corporate Governance (GCG), risk management dan internal control menjadi prinsip-prinsip dasar acuan melaksanakan manajemen kepatuhan yang kerennya disebut compliance management.

Perlu dan penting memahami hal yang sangat mendasar dari konsep memenuhi kepatuhan:

Start from the top
Kepatuhan hanya akan efektif penerapannya jika terdapat kesungguhan dan komitmen tinggi dari manajemen puncak (owner, investor, direksi dan komisaris), termasuk para pejabat eksekutif organisasi tersebut. Keberadaan kebijakan dan prosedur kepatuhan yang telah ditetapkan harus diupayakan semaksimal mungkin oleh seluruh jajaran manajemen sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya masing-masing.

Compliance culture
Adanya budaya 'patuh' disemua jajaran pekerja dan manajemen merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam menjaga strategi sinergi antara fungsi kepatuhan dan fungsi bisnis sebagaimana diinginkan. Secara konkrit untuk menjamin bahwa kepatuhan telah disepakati sebagai salah satu budaya perusahaan, maka perlu dituangkan dalam berbagai ketentuan internal yang berlaku, antara lain dalam ketentuan Good Corporate Governance (GCG), kode etik, serta kebijakan dan prosedur kepatuhan lainnya. Dengan demikian penerapannya dapat dipantau dan ditingkatkan.

Compliance procedure and policy in place
Keberadaan kebijakan dan prosedur kepatuhan formal merupakan kunci. keberhasilan karena hal tersebut mencerminkan kesiapan dan kesungguhan suatu organisasi untuk menerapkan fungsi kepatuhan sebagaimana diamanatkan oleh regulator. Di dalam kebijakan dan prosedur kepatuhan tersebut harus jelas tergambar uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang fungsi kepatuhan dalam mengelola risiko yang dihadapi oleh organisasi, termasuk tata cara pengelolaan isu-isu utama risiko yang mencakup proses identifikasi, pengukuran, penilaian dan mitigasi risiko kepatuhan.

People and Infrastructure
Faktor kunci keberhasilan penerapan fungsi kepatuhan di suatu organisasi pada akhirnya akan bertumpu pada keberadaan sumber daya manusia dan infrastruktur lainnya seperti teknologi sistem informasi baik untuk pelaporan maupun penyimpanan data. Dalam hal ini perlu dicermati kondisi sumber daya manusia, yang memiliki skills mengingat isu-isu kepatuhan yang demikian luas cakupannya dan senantiasa berubah secara dinamis.

III. Pengertian kepatuhan

Sebenarnya tidaklah sulit memahami makna dasar dari kepatuhan itu. Karena hampir setiap hari orang melakukannya dalam pekerjaan maupun aktifitas kesehariannya, kendati tidak menyadari dengan tepat bahwa hal itu terkait dengan masalah kepatuhan dalam mengelola risiko.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia secara semantic terminologi, arti kata - pa-tuh a suka menurut (perintah dsb); taat (pd perintah, aturan, dsb); berdisiplin: gadis itu sangat - pd agamanya; rakyat selalu - kpd pemerintah;
me-ma-tuhi v patuh kpd; menuruti; menaati: anjing yg setia itu ~ perintah tuannya; hukum merupakan peraturan yg memaksa masyarakat untuk ~ nya;
bagaimana ~ terhadap peraturan dan undang-undang lalu lintas harus kita tegakkan;
ke-pa-tuh-an n sifat patuh; ketaatan: pimpinan negara meminta ~ dr setiap warganya

 Pengertian kepatuhan adalah suatu kondisi yang tercipta dan berbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan mebebani dirinya bila mana ia tidak dapat berbuat sebagaimana lazimnya (Prijadarminto, 2003). Kepatuhan adalah perilaku positif penderita dalam mencapai tujuan terapi (Degrest et al, 1998). Menurut Decision Theory (1985) penderita adalah pengambil keputusan dan kepatuhan sebagai hasil pengambilan keputusan.

Patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah atau aturan. Sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin. Seseorang dikatakan patuh berobat bila mau datang ke petugas kesehatan yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan serta mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh petugas (Lukman Ali et al, 1999).

Menurut Sarfino (1990) di kutip oleh Smet B. (1994) mendefinisikan kepatuhan (ketaatan) sebagai tingkat penderita melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan. Perilaku ketat sering diartikan sebagai usaha penderita untuk mengendalikan perilakunya bahkan jika hal tersebut bisa menimbulkan resiko mengenal kesehatanya (Taylor, 1991).

Kepatuhan dalam terapi adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan dokter (Stanley, 2007). Kepatuhan adalah merupakan suatu perubahan perilaku dari perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati peraturan (Green dalam Notoatmodjo, 2003).

Kepatuhan adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan suatu aturan dan perilaku yang disarankan (Smet, 1994). Kepatuhan ini dibedakan menjadi dua yaitu kepatuhan penuh (total compliance) dimana pada kondisi ini penderita patuh secara sungguh-sungguh terhadap diet, dan penderita yang tidak patuh (non compliance) dimana pada keadaan ini penderita tidak melakukan diet.

Menurut Hasibuan (2003), menjelaskan bahwa kepatuhan merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kepatuhan yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan masyarakat, maka setiap orang harus berusaha agar mempunyai kepatuhan yang baik.

IV. Proses  meminimalkan riskiko

Dengan demikian cocok jika kepatuhan dari segi  medis dikaitkan dengan semangat kerja yang patuh (berdisiplin) seperti menurut proses menghadapi risko hidup sama dengan menangani risiko usaha yang dikemukakan oleh Leo Susilo dalam bukunya berjudul Governance, Risk Management, and Compliance (2017, proses manajemen risiko:

  • Risk Identification: identifikasi semua peraturan
  • Risk Assessment: analisis, kategorikan klasifikasikan, prioritaskan 
  • Risk Treatment: ikuti perlakukan kepatuhan, ukur dan kontrol risiko, tunjuk siapa yang bertanggung jawab
  • Monitoring & Review: tinjaua dan teitilah proses penemuhan kepatuhan  
  • Corrective Action: buat rancangan perbaikan berdasarkan acuan hasil Monitoring, yaitu indifikasi perbaikan, identifikasi risiko kembali.

Manajemen Kepatuhan, Manajemen Risiko, dan Manajemen Isu, jika tidak dikelola dengan baik dapat menjadi ranah Manajemen Konflik; dan jika berkembang menjadi lebih parah, harus diselesaikan secara profesional melalui Manajemen Krisis.

Mengelola risiko dan dengan demikian harus menerapkan kepatuhan dalam mengelola risiko menjadi syarat dasar dan fondasi dasar bagi perusahaan agar mampu mengehadapi dan mengelola persaingan yang ada.

Bukan saja sebagai fondasi, tetapi kepatuhan dalam mengelola risiko menjadi jaminan untuk memenangkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Karena manajemen risiko sesungguhnya bertugas mengenal semia  risiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam setiap level, dan dalam semua bidang.

Dengan mengenal risiko, maka tindakan menangani  risiko menjadi kaharusan agar risiko itu tidak menjadi boomerang bagi perusahaan.

Risiko terjadi dimasa yang akan datang, dan bisa diantisipasi sejak sekarang dengan perhitungan waktu dan sumberdaya yang dimilikinya. Walaupun risiko tidak bisa dihindari, tetapi yang bisa dilakukan adalah mengurangi hingga tingkat risiko yang bisa diterima.

Melatih dan terus mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan semua karyawan dalam kepatuhan manajemen risiko menjadi kebutuhan dimasa yang akan datang.

(Catatan, artikel yang sangat bermanfaat ini,  merupkan refleksi pengalaman panjang dan disiapkan secara khusus oleh Ludwig Suparmo, seorang Profesional dalam Pelatih Manajemen Krisis, Isu, dan Risiko; Manajemen Kepatuhan; Manajemen Konflik, dan Manajemen Tidak Stres -- website: htpp://www.ludwigsuparmo.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun