Kegiatan Yesus pasti tampak reaksioner bagi kaum Zelot yang revolusioner; di pihak lain, bagi para pemimpin Yahudi yang tunduk kepada Roma, itu tampak membahayakan secara politis karena Ia mempunyai pengaruh kuat diantara para petani kecil Galilea, dan rakyat memandang penampilanNya cocok dengan ciriciri Sang Mesias.
Tetapi barang siapa mengaku sebagai Mesias, sesungguhnya dia pandang sebagai ancaman bagi kekuasaan Romawi dan orang-orang Yahudi yang menjadi para kaki tangannya. Karena itu, dengan tuduhan bahwa Ia mengaku sebagai Mesias, para kaki tangan ini tanpa kesulitan menekan Pilatus agar menghukum si tertuduh.
Berdasarkan dakwaan bahwa Ia ingin menjadi "Raja orang Yahudi", Ia mati di kayu salib sebagai seorang penjahat politik dan revolusioner. Bahwa Yesus mengalami kematian semacam itu, tampaknya  memang wajar mengingat kritik-kritikNya terhadap para penguasa yang Ia beberkan kepada bangsaNya.Â
Ia memperlawankan diriNya terhadap para tuan tanah yang kaya dan golongan atas yang feodal, misalkan ketika Ia menyamakan cinta kepada "Mamon yang jahat" sebagai penyembahan berhala. "Tidak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan... Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan Mamon" (Mat. 6:24). Karena itu, orang kaya telah kehilangan bagiannya dalam Kerajaan Allah. Hanya mukjizat Allah yang dapat menyelamatkannya (Mat. 10:25; Luk. 16:19).
Taurat Musa serta para peneliti dan pengajarnya gagal dalam memenuhi kehendak Bapa yang mewujud nyata secara penuh dalam perintah kasih yang radikal dan tak terbatas. Setiap hukum dalam Taurat tentang hari Sabat, pelayanan Bait Suci, dan sebagainya, ditempatkan dibawah perintah ini. Bahkan seperti yang ditunjukkan melalui sabda-sabda Yesus tentang perceraian, sumpah, atau kenajisan, hukum-hukum itu sebagian dihapuskan.
Dengan demikian, Yesus melancarkan serangan langsung kepusat kekuasaan teokrasi, yaitu hukum Taurat. Dapat dimengerti bahwa kaum Farisi, pemimpin-pemimpin spiritual, dan mayoritas bangsa Yahudi, melihat suatu ancaman yang sangat berbahaya dalam kegiatan Yesus.Â
Karena Pemerintahan Allah sudah mulai berlaku, maka kehendak baik yang benar dari Bapa Surgawi harus dilaksanakan dengan cara-cara yang dalam keadaan-keadaan tertentu berlawanan dengan isi Taurat Musa. (Halaman 497 - 500)
VocabularyÂ
Kaum Saduki-Kelompok aristokrastik Yahudi yang berkuasa di Yerusalem hingga Bait Suci. Kaum Saduki yang bertanggung jawab sebagai imam ibadah di Bait SuciÂ
Aristokratik-bentuk pemerintahan yang dikuasai oleh kelompok kecil yang mendapat keistimewaan atau kelas yang berkuasa
Kekuasaan teokratik-system of government in which priests rule in the name of God or a god