Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Lihatlah Sang Manusia, Refleksi Kekuasaan pada Zamannya

10 Maret 2019   07:55 Diperbarui: 10 Maret 2019   08:16 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bpk gunung mulia

Hubungannya dengan kekuasaan-kekuasaan politik, baik penjajah penjajah asing dan golongan yang bersekongkol dengan mereka, maupun kekuasaan teokratik dan nasionalis serta gerakan pembebasan Yahudi.

Rahasia pengaruhNya, kuasa kewibawaanNya, yang dengannya Ia telah mengubah dunia tanpa ada orang lain yang menandingi, sekalipun Ia hanya muncul dalam masa yang singkat di suatu bagian dunia yang kecil dan terpencil.

Jika kini Dia kadang-kadang dipandang sebagai seorang revolusioner dalam bidang politik, atau dilain pihak, sebgai seorang fanatik yang tak berpolitik, atau malahan sebaga seorang agen kekuatan penjajah, maka penafsiran-penafsiran itu sangat keliru.

Dapat mengambil sebagai tema dari seluruh karyaNya ayat dari Zakaria yang berbunyi: "Bukan oleh kekuatan, dan bukan oleh kuasa, tetapi oleh Roh-ku." Roh Allah mewujud di dalam gaya pengajaran Yesus yang tampaknya sederhana, yang kewibawaanNya tampak semata-mata pada isi dan amanatNya, dan pada perbuatan-perbuatan baikNya.

Pada dasarnya karya Yesus telah dikemukakan sebelumya melalui nubuat Yesaya 61. Lukas mengambil awal bagian dari Yesaya 61 sebagai khotbah Yesus dalam pelantikanNya di Nazareth (Luk. 4:18). Bagian ini juga mempengaruhi ucapan-ucapan bahagia, dimana kepada orang yang tanpa kuasa dijanjkan keselamatan (6:20). 

Sungguh bagian ini membentuk jawaban Yesus kepada Yohanes Pembaptis (7:22) dan menjadi pernyataan yang tepat bagi proklamasi Yesus tentang kasih Allah yang membebaskan bagi semua orang yang terhilang dan yang rendah.

Proklamasi Yesus tidak hanya terbatas pada kata-kata yang diajarkan saja, tetapi juga mencakup tindakan-tindakanNya, misalnya pergaulanNya, yang erat dengan pemungut cukai dan orang-orang berdosa, serta penyembuhan-penyembuhan karismatikNya.

Konsep yang merupakan kunci dari amanat yang diembanNya adalah Pemerintahan Allah. Konsep ini berasal dari sumber-sumber apokaliptis nabi-nabi, namun ditangan Yesus mendapat bentuk yang sama sekali baru.

Pemerintahan ini sudah dekat, bahkan sesungguhnya dalam kegiatanNya Pemerintahan ini sudah hadir secara tersembunyi. Pemerintahan Allah menjadi sama dengan kasih Bapa yang berlimpah-limpah bagi semua orang yang tersingkir dan terhina - untuk memahaminya, kita hanya perlu mengingat parabel unik tentang anak bungsu yang boros -- namun itu juga menuntut penghakiman bagi orang-orang yang sombong dan bengis.

Karena Allah sendirilah hakim, orang tidak perlu lagi mempertahankan hak-haknya sendiri, atau menganggap rendah dan menghakimi tetangganya (Mat. 7:1). Bahkan juga segala kecenderungan nasionalistis dan teokratik tdak tampak dalam pengajaran Yesus.

Tidak ada pembicaraan, baik tentang penghancuran kekuasaan pemerintah kafir, maupun tentang pemerintahan yang akan datang oleh bangsa Israel. Sebaliknya, orang-orang bukan Yahudi dan orang-orang Samaria diperlawankan dengan umat Allah yang tak mau bertobat, sebagai contoh dari kasih dan pertobatan sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun