Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Bukan Tanggungjawabmu, tetapi Menjadi Masalah Anda, Jangan Golput!

15 Februari 2019   21:06 Diperbarui: 16 Februari 2019   04:28 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"This is not your responsibility but it is your problem"---Cheryl Strayed

Ungkapan diatas ditulis oleh Cheryl Strayed,  seorang penulis memoar, novelis, dan esais asal Amerika Serikat dan  Ia merupakan seorang penulis dari empat buku yang sangat terkenal, tulisannya telah diterbitkan secara luas di majalah nasional dan antologi, sungguh-sungguh mewakili apa yang sedang dihadapi oleh publik pemilih di Indonesia.

Kekhawatiran angka semakin meningkatnya "golput", yang memutuskan untuk tidak memilih baik Pilpres dan Pileg, mendorong kekuatiran yang serius dari berbagai pihak. Karena semakin besar angka golput akan menjadi indikasi menurunnya kualitas demokrasi di Indonesia.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi memperkirakan akan ada sekitar 20 persen masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya atau golput di pemilihan presiden atau pilpres 2019. Burhanuddin merujuk pada hasil pemilihan presiden sebelumnya plus hasil survei teranyar yang dirilis lembaganya. Adapun angka golput pada pilpres 2014 ialah 24,89 persen.

Kalau data KPU tentang jumlah pemilih pada 17 April 2019 nanti sebanyak 192 juta orang, maka bila golput sebesar sekitar 20%, jumlahnya bisa mencapai 38,4 juta pemilih. Sebuah angka yang sangat besar.

Pada saat Pilpres 2014, angka golput mencapai angka 30,34%, dan dengan tingkat partisipasi pemilu sekitar 70%. Menjadi momok tersendiri bagi panitia penyelenggara pemilu agar bisa turun sebanyak-banyaknya.

Sehingga sangat bisa dimengerti kalau pemerintah melalui KPU mengkampanyekan untuk mendorong masyarakat memilih pada saat pemilu nanti. Dan mengingatkan masyarakat untuk tidak menjadi golput.

Tanggungjawab  Siapa ?

Apa yang dikatakan oleh Cheryl Strayed, bahwa "itu bukan tanggungjawab Anda, tetapi ini menjadi masalah Anda", hendak menegaskan bahwa banyak orang merasa tidak bertanggungjawab terhadap sebuah kejadian atau peristiwa, tetapi akibat dari kejadian itu, sesungguhnya berdampak kepadanya juga, sehingga menjadi masalah baginya.

Katakanlah bahwa "betul, bukanlah tanggungjawab Anda untuk membantu mengisi tangka bensin orang lain, tetapi ketika mobil mereka mati di depan Anda, menghalangi jalan Anda, maka itu tetap menjadi masalah Anda. Karena perjalanan Anda terganggu dan terhambat, waktu Anda akan habis, dan emosi sertaa energi Anda sangat mungkin akan terganggu.

Atau contoh besar lainnya, adalah bukan tanggungjawab Anda untuk merundingkan perjanjian damai atas nama negara Anda, itu betul! Tetapi ingat, ketika perang meletus antara negara tersebut, maka Anda akan ikut bertarung didalamnya.

Jadi, betul Anda tidak bertanggungawab, tetapi itu tetap ikut menjadi masalah Anda. Karena akibatnya berdampat kepada hidup Anda, dan sangat mungkin akhirnya menjadi tanggungjawab Anda.

Menarik sekali, bahwa hidup ini seakan-akan semua hal tiba-tiba menghampiri kita, tanpa diminta, dan memang tidak ikut bertanggungjawab. Tetapi saat Anda tidak memperdulikan hal-hal itu, maka hidup Anda akan menjadi terganggu. Hal ini bisa dialami oleh setiap orang dalam interaksi sosial yang sangat tinggi dan intens. Baik di rumah, dengan tetangga dan dengan komunitas yang besar.

Pemilu tanggungjawab siapa ?

Yang paling bertanggungjawab untuk menyelenggarakan pemilu adalah pemerintah melalui KPU dan Bawaslu, dan lembaga-lembaga terkait yang diberi tugas itu. Merekalah yang betul-betul bertanggungjawab, dan bekerja keras untuk mensukseskan pemilu yang demokrastis.

Anda dan saya, dan masyarakat pemilih lainnya secara langsung tidak bertanggunggjawab terhadap penyelenggaraan pemilu itu sendiri. Masyarakat hanya memutuskan untuk pergi memilih pada tanggal 17 April 2019.

Pemilih yang memilih untuk menjadi golput pada umumnya memiliki alasan-alasan yang sangat tidak mendasar, yaitu (i). Karena tidak terdaftar atau tidak mendapat kartu pemilih atau kartu undangan pemilih belum sampai," (2). Karena ada urusan lain yang mendesak atau lebih memilih kerja mencari uang. (3) Secara sadar atau dengan sengaja tidak menggunakan hak pilihnya karena menilai partai peserta pemilu, caleg atau pasangan capres yang ada tidak ada yang sesuai dengan pilihan mereka. (4). Karena menilai pemilu tidak ada gunanya, taka da hubungannya dengan kesejahteraannnya.

Alasan-alasan ini sangatlah lumrah, tetapi sesungguhnya tidak mendasar untuk menjadi golput. Karena, melalui pilpres dan pileg akan menjadi penentu masa depan bangsa ini akan lebih baik atau lebih jelek dan buruk.

Melalui pemilu, akan dipilih pemimpin-pemimpin bangsa dan negera ini selama 5 tahun kedepan. Ketika yang terpilih adalah mereka yang jelek dan buruk, maka dipastikan masa depan bangsa ini juga akan ikut terpuruk adanya.

Akibat dari terpilihnya presiden dan legislatif, akan menjadi masalah bagi semua masyarakat Indonesia. Bisa saja akan mengalami kesulitan dalam banyak hal untuk menjalankan tugas dan peran masing-masing untuk berbangsa dan bernegara.

Apabila yang terpilih adalah yang terbaik, dan bekerja memimpin demi memajukan kehidupan bangsa dan negera ini, maka seluruh masyarakat akan mendapatkan dampak positifnya. Paling tidak, ada ketenangan dan kedamaian untuk menjadi warga negara. Bisa bekerja sehari hari dengan maksimal dan penuh keceriaan. Bisa berdampingan antara semua masyarakat yang kaya akan kemajemukan hidup sosial.

Oleh karenanya, pilpres, pemilu 17 April 2019 merupakan tanggunggjawab dari semua masyarakat yang memiliki hak pilih. Oleh karena itu, jangan golput !

Jangan Golput !

Mengamini apa yang dikatakan oleh Cheryl Strayed, maka apapun alasannya "jangan golput!".

Hanya dengan datang ke bilik suara dan memilih salah satu kndidat yang sesuai kriteria Anda, maka masa depan bangsa ini akan semakin maju dan berkembang sejajar dengan Negara-negara maju lainnya didunia.

Kendati undang-undang membolehkan seseorang yang tidak memilih, atau menjadi golput, tetapi ketika bangsa ini terpuruk karena terpilihnya orang yang salah, tidak berkualitas, tak berpihak pada kepentingan rakyat yang penuh kemajemukan, maka Anda yang memilih sebagai golput juga akan menghadapi dan merasakan dampaknya.

Dipastikan bahwa menjadi golput tidak akan pernah mampu merubah bangsa ini menjadi lebih baik, dan malah akan mempercepat kerusakannya.

Oleh karenanya, jangan golput ! Pilihlah kandidat yang terbaik bagi masa depan Indonesia yang lebih baik. Bukan kerena dia saudaramu lalu memilihnya, walaupun dia tidak memiliki kemampuan. Jangan pilih yang tak mampu dan hanya memakan gaji buta selama 5 tahun

Ayo jangan golput ! Pilih yang memiliki hati untuk membangun negeri ini, walaupun dia bukan familimu, walaupun beda agamamu, walaupun beda sukumu, tetapi kamu yakini dia mampu memberikan perubahan bagi masa depan negeri ini.

Bagi Indonesia yang lebik baik, lebih maju, maka Jangan Golput !

Jangan Golput !

YupG, 15 Februari 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun