Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memiliki "Mercy" yang Kuat, Kunci Bangsa yang Solid

11 Februari 2019   18:41 Diperbarui: 13 Februari 2019   12:24 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'Mercy' itu ibarat sebuah permata berlian yang memiliki banyak sekali sisi dan dimensi dan memamncarkan cahaya murni, bersih berkilauan. Semua sisinya memiliki kualitas yang sama sehingga kehadirannya pasti menjadi seperti bintang ditengah-tengah kegelapan. Mercy akan mentyinarinya dengan utuh dan menyeluruh.

Mari kita melihat sisi-sisi kunci dari sebuah "berlian" mercy yang harus dikembangkan dan dijaga terus menerus.

1. Mercy berarti sabar terhadap keunikan orang lain. Inilah persoalan dasar yang dihadapi oleh manusia dalam sebuah komunitas, yaitu ketika tidak mampu menerima perbedaan antara satu dengan yang lain. Bahkan, malah perbedaan itu dieksploitasi menjadi alasan baginya menolak, menjauhkan, memusuhi, dan bahkan menghancurkan orang lain yang merasa berbeda dengannya.

Inilah sumber malapetaka terbesar dutengah-tengah umat manusia, ketika orang lain yang berbeda dengannya menjadi musuhnya. Ini menjadi malapetaka, karena Allah menciptkan manusia di muka bumi ini tidak sama, tetapi berbeda-beda, dalam segala hal. Dan justru keperbedaan itulah yang dianggap sebagai anugerah Allah yang maha besar dalam hidup manusia.

Memiliki mercy yang kuat akan menerima keunikkan dan perbedaan dengan siapapun, sehingga menjadi satu dalam sebuah persekutuan. Dalama keluarga misalnya, setiap anggota keluarga itu pasti memiliki keunikkannya masing-masing, dan karenanya harus diterima, dijaga, dikelola dan dikembangkan secara maksimal adanya.

2. Memiliki mercy berarti kesukaannya membantu siapapun yang terluka. Bagian ini membahas tetang kebaikan untuk orang lain yang menjadi indikator bagi kekuatan sebuah komunitas. Dengan berbagai sebab dan situasi, setiap orang dalam sebuah komunitas mengalami masalah, kesulitan, penyakit dan kesakitan.

Kesakitan yang dihadapi oleh anggota dalam sebuah persekutuan dan komunitas menjadi ujian bagi semua anggota dalam merespons dan mengatasinya bersama. Dan hanya mereka yang memiliki "mercy' yang kuatlah yang bisa tergerak untuk menolong dan membantu mereka yang terluka.

Memiliki mercy yang kuat, tidak mampu menahan untuk berbuat kebaikan bagi orang lain yang sedang mengalami penderitaan dan permasalahan hidup. Tetapi kalau tidak mempunyai weas kasih, maka hokum rimba yang berlaku, yaitu yang kuat tetap kuat dan yang lemah semakin lemah. Yang miskin akan semakin miskin dan yang kaya akan semakin kaya. Seorang Rasul berpesan :

"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya."

"Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita"

3. Memiliki 'mercy', memberi orang lain kesempatan kedua. Apa yang dilakukan saat seseorang menyakiti Anda ?. Jawabannya adalah biasanya ingin membalas dendam atau menyingkirkan orang itu. Tentu saja ini wajar dan manusiawi, tetapi sikap ini dipastikan tidak akan menyelesaikan masalah dan memperkuat sebuah persekutuan yang utuh dan solid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun