Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Awas, Hoaks dan Nabi-nabi Palsu Gentayangan Menuju Pileg dan Pilpres

10 Februari 2019   20:38 Diperbarui: 13 Februari 2019   12:26 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://depositphotos.com/108910230/stock-illustration-bad-man-wear-good-mask.html

Masyarakat harus mengenali tampilan hoaks itu yang dibungkus dengan berbagai bentuk, yang kalau tidak cermat akan termakan habis dengan target hoaks di penyebarnya. Berdasarkan kajian dinamika sosial yang ada, jenis informasi yang salah dalam bentuk:

  • Satire atau Parodi
  • Konten yang Menyesatkan
  • Konten Tiruan
  • Konten Palsu
  • Keterkaitan yang Salah
  • Konten yang Salah
  • Konten yang Dimanipulasi

Sadari bahwa kemasan dari hoaks yang disebarkan itu, daya pengaruhnya sangat tergantung dari jenis konten yang dibangun dengan sangat cermat dan menari, yang tampil dalam beberapa bentuk antara lain:

  • Agama
  • Politik
  • Sara
  • Kesehatan
  • Bisnis
  • Penipuan
  • Bencana Alam
  • Kriminalitas
  • Lalulintas
  • Peristiwa Lucu

Sesuai dengan dinamika dan perkembangan yang ada, utamanya pada perkembangan teknologi informasi berbasis internet, digital dan aplikasi, maka 5 bentuk alat yang bisa dipilih untuk menyebarkan hoaks dengan efektif, yaitu :

  1. Narasi
  2. Gambar atau foto
  3. Vidio
  4. Meme
  5. Media Massa

Mengingat publik sedang gandrung dan euphoria mudahnya bersosial media dengan gawai yang dimiliki dengan mudah, murah dan fun, maka masyarakat tidak menyadari pengaruh yang sangat kuat dari penyebaran hoaks oleh para "nabi-nabi palsu".

Keadaan ini bisa dicermati dengan begitu mudahnya seseorang ikut menyebarkan informasi palsu, berita palsu, gambar dan meme tertentu karena dianggap lucu misalnya. Padahal kontenya sangat berbahaya bagi orang lain membacanya. Dengan pembentukan persepsi, pengertian, dan pengetahuan yang bakal mempengaruhi perilaku dan intensitas nafsunya bersosmed.

Nabi Palsu

Secara substantif hoaks dan nabi palsu memiliki kesamaan makna, karena nabi palsu itu sesungguhnya juga memakai "baju" Nabi sebagai utusan Allah untuk menyampaikan informasi atau kabar tentang kebenaran hidup bagi manusia. Jadi, nabi palsu, dengan mengatasnamakan Allah yang mengutusnya menyampaikan pesan Allah kepada umat.

https://depositphotos.com/108910230/stock-illustration-bad-man-wear-good-mask.html
https://depositphotos.com/108910230/stock-illustration-bad-man-wear-good-mask.html
Secara semantik bisa difahami bahwa nabi palsu itu, merupakan pribadi-pribadi dan atau organisasi-organisasi yang menyampaikan berita-berita yang mereka katakan datang dari suatu sumber adimanusiawi atau Sang Ilahi tetapi tidak berasal dari Allah yang benar dan tidak selaras dengan kehendak Allah yang telah disingkapkan.

Sebab, kalau "Nabi Benaran" dipastikan berita yang disampaikan merupakan kebenaran yang datang dari Allah untuk kebaikan bagi umat manusia. Tugasnya bukan kehendaknya, tetapi panggilan dari Sang Khalik Kehidupan.

Jadi, penampilan para nabi palsu ini bisa sebagai individu maupun sebagai kelompok atau sebagai organisasi. Tergantung intensitasitas pencapaian target yang diinginkannya dengan durasi waktu pendek atau panjang.

Sesungguhnya, bicara tentang nabi palsu sudah ada sejak awal manusia hidup dialam jagad raya ini. Hal ini bisa disaksikan didalam Kitab Suci, terutama pesan-pesan Tuhan Yesus kepada para murid-murid-Nya dan umat agar berhati-hati karena selalu muncul para nabi palsu yang menyesatkan. Yesus dalam Injil Matius 7 berkata demikian :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun