Masyarakat harus mengenali tampilan hoaks itu yang dibungkus dengan berbagai bentuk, yang kalau tidak cermat akan termakan habis dengan target hoaks di penyebarnya. Berdasarkan kajian dinamika sosial yang ada, jenis informasi yang salah dalam bentuk:
- Satire atau Parodi
- Konten yang Menyesatkan
- Konten Tiruan
- Konten Palsu
- Keterkaitan yang Salah
- Konten yang Salah
- Konten yang Dimanipulasi
Sadari bahwa kemasan dari hoaks yang disebarkan itu, daya pengaruhnya sangat tergantung dari jenis konten yang dibangun dengan sangat cermat dan menari, yang tampil dalam beberapa bentuk antara lain:
- Agama
- Politik
- Sara
- Kesehatan
- Bisnis
- Penipuan
- Bencana Alam
- Kriminalitas
- Lalulintas
- Peristiwa Lucu
Sesuai dengan dinamika dan perkembangan yang ada, utamanya pada perkembangan teknologi informasi berbasis internet, digital dan aplikasi, maka 5 bentuk alat yang bisa dipilih untuk menyebarkan hoaks dengan efektif, yaitu :
- Narasi
- Gambar atau foto
- Vidio
- Meme
- Media Massa
Mengingat publik sedang gandrung dan euphoria mudahnya bersosial media dengan gawai yang dimiliki dengan mudah, murah dan fun, maka masyarakat tidak menyadari pengaruh yang sangat kuat dari penyebaran hoaks oleh para "nabi-nabi palsu".
Keadaan ini bisa dicermati dengan begitu mudahnya seseorang ikut menyebarkan informasi palsu, berita palsu, gambar dan meme tertentu karena dianggap lucu misalnya. Padahal kontenya sangat berbahaya bagi orang lain membacanya. Dengan pembentukan persepsi, pengertian, dan pengetahuan yang bakal mempengaruhi perilaku dan intensitas nafsunya bersosmed.
Nabi Palsu
Secara substantif hoaks dan nabi palsu memiliki kesamaan makna, karena nabi palsu itu sesungguhnya juga memakai "baju" Nabi sebagai utusan Allah untuk menyampaikan informasi atau kabar tentang kebenaran hidup bagi manusia. Jadi, nabi palsu, dengan mengatasnamakan Allah yang mengutusnya menyampaikan pesan Allah kepada umat.
Sebab, kalau "Nabi Benaran" dipastikan berita yang disampaikan merupakan kebenaran yang datang dari Allah untuk kebaikan bagi umat manusia. Tugasnya bukan kehendaknya, tetapi panggilan dari Sang Khalik Kehidupan.
Jadi, penampilan para nabi palsu ini bisa sebagai individu maupun sebagai kelompok atau sebagai organisasi. Tergantung intensitasitas pencapaian target yang diinginkannya dengan durasi waktu pendek atau panjang.
Sesungguhnya, bicara tentang nabi palsu sudah ada sejak awal manusia hidup dialam jagad raya ini. Hal ini bisa disaksikan didalam Kitab Suci, terutama pesan-pesan Tuhan Yesus kepada para murid-murid-Nya dan umat agar berhati-hati karena selalu muncul para nabi palsu yang menyesatkan. Yesus dalam Injil Matius 7 berkata demikian :
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!